Video cerita Marshanda alami bullying semasa SD telah beredar sejak tahun 2009 lalu. Dalam video yang beredar di internet dan media sosial tersebut Marshanda terekam sedang marah, tertawa, menari, dan menangis sambil menceritakan kekesalannya terhadap teman-teman SD yang pernah mem-bully-nya.
Cerita Marshanda di-bully ini dikulik kembali dalam obrolannya bersama Irfan Hakim di Channel Youtube deHakims Story dengan judul “Bullying Marshanda Pemicu Bipolar!?”
Dalam video tersebut Marshanda bercerita bahwa bentuk bullying yang dia alami adalah kerap dipermalukan di depan satu kelas.
“(Selain itu) Dari semua teman cewek dan cowok, aku adalah anak yang sering gak diajakin main saat istirahat. Aku ditinggalin di dalam kelas,” kisah Marshanda.
Bullying seperti ini akan mempengaruhi psikologi anak sampai ke taraf trauma, seperti yang dialami Marshanda.
Bullying, dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/perisakan”. Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Yang dialami Marshanda termasuk pada school bullying atau perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Artikel terkait: 10 Potret Transformasi Marshanda dari Artis Cilik hingga Sekarang
Kasus seperti Marshanda alami bullying kerap terjadi di sekolah
Dikutip dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemenpppa) kasus bullying yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia kian memprihatinkan. Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 menyebutkan, hampir setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying, meski hanya bullying verbal dan psikologis atau mental.
Mengacu data tersebut dan berkaca pada cerita Marshanda, keluarga adalah sosok penting untuk mencegah bullying pada anak.
Mencegah bullying melalui keluarga
Pencegahan bullying melalui keluarga dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan memperkuat pola pengasuhan.
Parents dapat memulai dengan memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini dengan memperlihatkan cara beinterakasi antaranggota keluarga
Selain itu, parents juga penting untuk membangun rasa percaya diri anak, memupuk keberanian dan ketegasan anak serta mengembangkan kemampuan anak untuk bersosialiasi.
Parents juga perlu mengajarkan etika terhadap sesama, menumbuhkan kepedulian dan sikap menghargai, serta juga mendampingi anak dalam menyerap informasi utamanya dari media televisi, internet dan media elektronik lainnya.
Artikel terkait: 5 Hikmah di Balik Kisah Hidup Marshanda
Marshanda: Jangan terus-terusan bersikap sebagai korban
Bullying, perceraian, tidak punya hak asuh terhadap putrinya adalah hal-hal sulit yang telah dilalui Marshanda. Namun begitu, Marshanda, dalam channel deHakim berpesan untuk tidak terus-terusan menempatkan diri sebagai korban.
“Biar kita gak ngerasa boleh juga jahatin orang lain juga, gara-gara kita ngerasa jadi korban dan disakiti terus. Jangan nempatin diri jadi korban terus. Oke yuk kita survive. Kita tetap bisa menyayangi orang lain dan membangun hati orang lain ” tegas Marshanda.
Menangis itu gak papa, tapi jangan menyakiti orang lain
Marshanda juga menyampaikan cara untuk membuat hati lebih tenang ketika ada masalah.
“Kalau aku, menangis itu perlu untuk membuat hati lebih lega. Marah yang gak menyakiti orang lain juga gakpapa. Misal seperti curhat dan ngobrol tentang sakit hatiku sama teman atau saudara.”
Ini adalah cara Marshanda untuk bisa bersyukur, yaitu dengan me-release kemarahannya sehingga hatinya lebih lega.
“Jadi kuota sedihnya itu dikurangi dulu. Kalau kuota berduka (dalam hati) itu gak dikurangi, kita akan sulit untuk bersyukur,” tambah Marshanda.
Artikel terkait: Rayakan Ultah Bersama Sienna, Marshanda: “Bangga karena Dicintai Banyak Orang”
Apa yang harus dilakukan ketika mendapati anak kita dibully?
Sebagaimana dikutip laman resmi Unicef, terdapat beberapa langkah yang dapat Parents ambil untuk membantu mereka. Selain mendengarkan anak Anda secara terbuka dan tenang, berfokuslah untuk membuat mereka merasa didengar dan didukung, alih-alih mencoba menemukan penyebab bullying atau mencoba menyelesaikan masalah.
“Pastikan mereka tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka,” tulis UNICEF.
Beri tahu anak bahwa Anda mempercayai mereka; bahwa Anda senang mereka memberi tahu Anda; bahwa itu bukan kesalahan mereka; Anda akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan bantuan.
Selain itu, bicaralah dengan guru atau pihak sekolah. Anda dan anak Anda tidak harus menghadapi bullying sendirian. Tanyakan apakah sekolah Anda memiliki kebijakan atau panduan mengenai perilaku bullying. Ini mungkin berlaku untuk bullying secara langsung dan online.
Belajar dari cerita Marshanda alami bullying, kita harus sadar bahwa orang tua adalah suporter utama anak. Untuk anak, memiliki orang tua yang suportif sangat penting untuk menghadapi efek bullying. Pastikan mereka tahu bahwa ia dapat berbicara dengan Anda kapan saja dan meyakinkannya bahwa semuanya akan menjadi lebih baik.
Baca juga:
7 Foto Keluarga Nana Mirdad yang Hidup Bahagia di Bali
Makin Dekat HPL, Ini 5 Potret Nella Kharisma Pamer Baby Bump, Ada yang di Pinggir Sawah!
Dua Dekade Berlalu, Ini 6 Potret Transformasi dan Kabar Terbaru Pemain Film AADC
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.