5 Fakta Mutasi Virus Corona D614G, Lebih Bahaya dan Sudah Masuk di Indonesia

Jangan lengah, nyatanya virus Corona kian bermutasi dan membahayakan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berdasarkan beberapa penelitian sementara, Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau lebih terkenal dengan nama virus COVID-19 yang menyebar secara global (pandemi) sudah bermutasi menjadi virus D614G. Penelitian terbaru juga mengatakan, mutasi virus Corona D614G lebih menular, bahkan lebih mematikan daripada COVID-19.

Benarkah? Seperti apa faktanya?

5 Fakta Mutasi Virus Corona D614G

1. Apa Itu Mutasi Virus D614G?

Secara ilmiah, mutasi missense D614G terjadi karena perubahan pasangan basa DNA tunggal pada SARS CoV-2. Perubahan ini menyebabkan substitusi asam aspartate (D) dengan glisin (G) -posisi residu 614 adalah varian yang paling banyak dijumpai.

Faktor pendukungnya tak lain disesuaikan oleh perubahan kultur geografis, faktor lingkungan (seperti radiasi UV), kondisi inangnya, atau karena kesalahan selama proses replikasi DNA.

Artikel terkait: Mitos tentang pandemi corona yang tak perlu lagi Bunda percaya

2. Ditemukan Pertama Kali di Eropa

Sepuluh bulan sejak kemunculannya di China pada akhir 2019 lalu, SARS-CoV-2 menyebar ke beberapa negara dan berevolusi. Berbagai analisis filogenetik yang dilakukan pada lebih dari 1.225 genom SARS-CoV-2 (akhir Desember 2019 hingga pertengahan Maret 2020) kemudian diidentifikasi satu mutasi missense, yakni D614G. Virus ini awalnya hanya muncul sebagai predominan clade di Eropa (954 dari 1.449 (66%) urutan), lalu menyebar ke seluruh dunia.

“Mutasi dari D614G pertama kali ditemukan bulan Januari 2020 di Jerman dan Cina. Dan saat ini kalau melihat seluruh strain dari seluruh dunia, pada dasarnya sudah 78% yang mengandung mutasi D614G. Jadi intinya mutasi ini sudah mendominasi virus SARS-Cov2 itu sendiri,” jelas Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro melalui Youtube BNPB, Rabu (2/9/2020).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Benarkah Lebih Mematikan?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak awal mengatakan bahwa tidak ada bukti strain tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah, bahkan 10 kali lebih berbahaya dari virus COVID-19.

Tapi baru-baru ini, para ilmuwan di Malaysia membenarkan bahwa jenis virus Corona baru ini 10 kali lebih menular dan mematikan. Bahkan Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah menuliskan di akun Facebook-nya bahwa vaksin apapun tidak efektif melawan virus ini.

“Ditemukan 10 kali lebih mungkin menginfeksi individu dan lebih mudah disebarkan,” jelasnya pada New Straits Times Agustus lalu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hingga kini memang belum ada bukti yang menyatakan virus D614G menyebabkan kematian yang lebih tinggi.

4. Sudah Muncul di Indonesia

Bambang menyebut, virus mutasi D614G sudah ada di Indonesia. Ia menuturkan, 9 dari 24 whole genome sequence virus yang dikirimkan GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data), sudah memiliki mutasi D614G.

“Dua dari Surabaya, tiga dari Yogyakarta, dua dari Tangerang dan Jakarta, dan dua dari Bandung,” katanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman, juga menambahkan, keberadaan mutasi virus ini di Indonesia ini sudah terdeteksi sejak April-Mei 2020.

Sama seperti yang dikatakan lembaga dan badan kesehatan dari negara lain, GISAID sendiri belum mendapatkan bukti bahwa virus ini lebih ganas dan berbahaya dari virus Covid-19.

Namun dengan keberadaannya di Indonesia, ini bisa menjadi bahan penelitian bagi para peneliti untuk lebih mengetahui karakteristik dan perkembangan virus ini.

Artikel terkait: 5 Kelemahan virus corona yang wajib diketahui, apa saja?

5. Perlu Penelitian Lebih Lanjut

Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, data ilmiah mengenai bahaya mutasi Covid-19 strain D614G ini masih perlu diteliti dengan seksama. Bisa jadi, hasil penelitian yang dilakukan para peneliti saat berada di dalam laboratprium bisa berbeda jika virus D614G berada di dalam komunitas.

“Dari kajian-kajian yang dilaporkan mutasi ini masih terus diteliti. Keberadaan virus dengan mutasi ini belum ada data ilmiah yang kuat yang menularkan lebih cepat dan luas atau menambah beratnya penyakit. Namun, kita tetap tidak boleh menganggap pandemi ini bisa diabaikan karena harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” ujar Amin.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan mengetahui fakta mengenai mutasi virus Corona, D614G, diharapkan Parents untuk tetap waspada. Penting untuk selalu menjaga kesehatan, dan menerapkan protokol kesehatanm baik menjaga jaga jarak, rutin mencuci tangan dengan benar serta keluar rumah jika ada keperluan saja. Langkah ini merupakan upaya menghindari bahaya virus COVID-19 dan D614G yang dipercaya sangat mematikan itu.

Baca juga:

id.theasianparent.com/menjelaskan-virus-corona-pada-anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan