Menyelami Kekayaan Budaya Jawa di Museum Ullen Sentalu

Museum Ullen Sentalu adalah pengingat bahwa budaya adalah aspek yang berharga. Yuk berkunjung!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kalau bicara mengenai museum, pasti Parents tahu kan jika di Indonesia sendiri memiliki beragam jenis museum yang tersebar di sejumlah wilayahnya. Salah satunya adalah Museum Ullen Sentalu, yang terletak di Jalan Boyong Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Museum Ullen Sentalu ini bertujuan untuk mengenalkan kebudayaan pada masa Kerajaan Mataram Islam. Tidak hanya itu saja, mengutip dari laman Kompas, tempat ini juga menampilkan kehidupan para bangsawan di masa Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.

Bahkan, museum ini pernah terpilih sebagai museum kedua terbaik di Indonesia pada tahun 2018 berdasarkan pilihan dari para pengguna salah satu situs perjalanan, yakni TripAdvisor. Nah, jika Parents tertarik untuk berkunjung ke sana, simak dulu yuk beberapa informasi mengenai museum yang terletak di Yogyakarta ini sebagai berikut.

Sejarah Museum Ullen Sentalu

Nama Ullen Sentalu ternyata berasal dari sebuah singkatan dari kalimat bahasa Jawa yang berbunyi “Ulating blencong sejatine tataraning lumaku”. Kalimat berbahasa Jawa tersebut memiliki arti bahwa cahaya dari lampu blencong atau lampu yang digunakan untuk pertunjukkan wayang kulit merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan menjalani kehidupan.

Awalnya, museum ini merupakan sebuah museum koleksi pribadi yang didirikan oleh keluarga Haryono, keluarga pembatik sekaligus bangsawan Yogyakarta yang dekat dengan keraton Surakarta.

Keluarga Haryono ini diketahui memang sangat mencintai sejarah Indonesia, khususnya Jawa. Maka tak heran kalau mereka juga memiliki sejumlah peninggalan warisan budaya Jawa. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kemudian, pada tahun 1990-an, mereka berinisiatif untuk melestarikan budaya yang bernilai tinggi. Dan tidak berselang lama, muncullah ide untuk mendirikan sebuah museum yang berada di kaki Gunung Merapi.

Ide tentang pendirian museum ini pun ternyata juga sampai terdengar ke telinga para pewaris Mataram Islam. Dan untungnya, mereka menyambut baik mengenai rencana keluarga Haryono tersebut. 

Para pewaris Kerajaan Mataram Islam yang dimaksud terdiri dari Pakubuwono XII, Paku Alam VIII, Poeger, Putri Mangkunegara yakni Siti Nurul Kusumawardhani, dan Sultan Hamengkubuwono VIII yang bernama GBPH.

Artikel Terkait: Deretan Museum Paling Angker di Dunia yang Bikin Merinding karena Koleksinya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain para pewaris Mataram tersebut, gagasan Keluarga Haryono juga mendapat dukungan penuh dari Hartini Soekarno. Lebih lanjut, para tokoh yang mendukungnya kemudian tergabung dalam pendirian Yayasan Ulating Blencong, yang akhirnya mengelola Museum Ullen Sentalu.

Sehingga saat ini, koleksi yang terdapat di Museum Sentalu berasal dari sumbangan dan hibah dari Keluarga Haryono, Yayasan Ulating Blencong, dan pewaris keluarga kerajaan Mataram. Dan museum ini diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997 oleh Gusti Raden Mas Dorodjatun dan Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam VIII.

Visi Museum Ullen Sentalu

Seiring dengan perkembangan zaman, seni dan budaya Jawa mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Melihat fenomena tersebut membuat keluarga Haryono mendirikan museum ini dengan visi “Sebagai jendela peradaban seni dan budaya Jawa”.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini pun dituangkan dalam misi museum, yaitu mengumpulkan, mengkomunikasikan, dan melestarikan warisan seni dan budaya Jawa yang terancam pudar guna menumbuhkan kebanggan masyarakat pada kekayaan budaya Jawa sebagai jati diri bangsa.

Artikel Terkait: 10 Museum Terbesar di Dunia yang Wajib Dikunjungi saat Travelling

Arsitektur Bangunan

Konsep desain arsitektur pada museum ini terinspirasi dari pernyataan Yoshio Taniguchi, yang mengatakan bahwa arsitektur sebagai karya seni tertinggi tidak tampil sebagai rancangan sendiri yang terpisah. Melainkan, menyatu dengan koleksi museum yang berada di dalamnya dalam sebuah habitat.

Sehingga tidak mengherankan jika Museum Ullen ini tampak sangat menyatu dengan alam. Apalagi bangunan ini banyak menggunakan material batu alam untuk pilar-pilarnya. Sehingga terlihat seperti rumah tropis.

Koleksi Museum

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berbagai koleksi yang ada di museum satu ini bertujuan untuk mengenalkan budaya dan kehidupan dari Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Pakualaman, dan Praja Mangkunegaran.

Selain itu, juga terdapat koleksi berbagai macam batik, baik itu batik khas Yogyakarta maupun Surakarta. Adapun koleksi unggulan dari museum ini yang terdiri dari:

- Lukisan Jumenengan, lukisan yang menggambarkan prosesi tari Bedhaya. Tari Bedhaya sendiri merupakan salah satu tarian sakral dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang ditampilkan setiap satu tahun sekali untuk memperingati penobatan Sultan.

- Lukisan Busana Paes Ageng, lukisan ini menggambarkan setiap detail dari busana pernikahan seorang wanita yang menggunakan tata rias Paes Ageng.

- Batik bermotif Urang Wetan, salah satu kain yang pernah dipakai oleh permaisuri KGPPA Paku Alam X yakni GBRAA Retno Puwasa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

- Ruang Syair untuk Tineke. Sebagai informasi, Tineke merupakan nama Belanda putri Sunan Surakarta Pakubuwono XI yang mengalami patah hati karena tidak mendapatkan restu dari orang tuanya. Hal itu dikarenakan sang kekasih dinilai tidak sederajat dengan dirinya. Sejak kejadian tersebut, Putri Tineke kemudian berkirim surat kepada teman-temannya.

Banyak cerita dan puisi indah yang dituliskan di ruangan tersebut. Dan setelah 10 tahun lamanya, Putri Tineke akhirnya dapat kembali dengan kekasihnya tersebut. Tentu ini adalah akhir yang bahagia.

Artikel Terkait: Memiliki Desain Unik dan Megah, Ini 5 Fakta Museum Tsunami Aceh

Rute Menuju Museum Ullen Sentalu

Untuk mengunjungi museum satu ini, Anda harus menempuh perjalanan yang bisa dibilang gampang-gampang susah. Hal itu karena lokasinya yang berada cukup jauh di utara kota Yogyakarta itu sendiri.

Jika Anda dari arah kota Jogja, Anda harus menuju ke Jalan Kaliurang terlebih dahulu. Setelah itu, Anda cukup mengikuti jalan tersebut sampai Anda dekat dengan kawasan lereng Merapi. Tanda mengetahuinya adalah udara sejuk akan mulai terasa. 

Kemudian, belok ke kiri menuju Jalan Boyong. Apabila sudah tiba di Jalan Boyong, itu artinya Anda telah dekat dengan museum ini. Dan Anda hanya perlu mengikuti arahan dari papan petunjuk yang ada di pinggir jalan atau bisa juga menggunakan aplikasi seperti Google Maps atau Waze.

Harga Tiket dan Jam Operasional

Jika tertarik untuk berkunjung ke tempat ini, Anda harus menyiapkan sejumlah uang untuk membeli tiket masuknya. Untuk wisatawan lokal dewasa akan dikenakan biaya sebesar Rp40 ribu, sementara anak-anak cukup membayar Rp20 ribu saja. 

Dengan harga tiket segitu, Anda sudah bisa merasakan fasilitas pemandu perjalanan, lho. Nantinya, pemandu perjalanan itu akan bertugas menemani Anda menelusuri setiap ruangan serta menjelaskan sejarahnya secara interaktif. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir akan merasa bosan.

Namun, berbeda dengan museum lainnya, Museum Ullen ini tutup pada hari Senin. Dan baru mulai dibuka setiap hari Selasa sampai Kamis pada pukul 08.300 sampai dengan 16.00 WIB. 

Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, museum ini beroperasional dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Untuk libur nasional, museum yang terletak di Yogyakarta ini tetap buka.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Berkunjung

Sama seperti kebanyakan museum, tempat ini juga memiliki beberapa aturan yang wajib Anda ikuti. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan adalah:

- Tidak Boleh Mengambil Gambar Sembarangan

Seperti yang tertera dalam peraturannya, para pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar dalam bentuk apapun di hampir seluruh tempat di museum ini.

- Disediakan Beberapa Spot Khusus untuk Berfoto

Untuk Anda yang suka berfoto, jangan khawatir, meskipun ada larangan mengambil gambar, tetapi tempat ini telah menyediakan beberapa spot khusus untuk berfoto, lho. Seperti misalnya di area replika Candi Borobudur yang dibuat miring, yang menggambarkan penurunan minat generasi muda akan seni dan budaya Jawa.

- Disajikan Minuman Wedang 

Setelah melewati beberapa area, para pengunjung dipersilahkan untuk istirahat sebentar dan mencicipi ramuan minuman awet muda, yakni Wedang Ratu Mas.

Itulah beberapa informasi mengenai museum yang menampilkan budaya pada masa Kerajaan Mataram. Jika Anda dan keluarga berlibur ke Yogyakarta, jangan lupa untuk berkunjung ke Museum Ullen Sentalu, ya.

***

BACA JUGA:

8 Museum Unik di Dunia, Ada Museum Rambut hingga Toilet

5 Museum Unik Ini Ada di Indonesia, Wajib Dikunjungi!

5 Fakta Museum Vanessa Angel yang Sudah Jadi, Penasaran dengan Isinya?

Ullen Sentalu Museum
ullensentalu.com/konten/10/0/tentang-kami
10 Hal tentang Museum Ullen Sentalu yang Menawan
alacasa.id/article/read/1/2019/868/10-hal-tentang-museum-ullen-sentalu-yang-menawan
Museum Ullen Sentalu: Sejarah, Filosofi Nama, dan Koleksinya
www.kompas.com/stori/read/2022/05/04/120000079/museum-ullen-sentalu-sejarah-filosofi-nama-dan-koleksinya?page=all.
Museum Ullen Sentalu, Koleksi dari 4 Kerajaan di Yogyakarta dan Surakarta
antarejatour.com/sleman/museum-ullen-sentalu