Mudik dari Jakarta, satu keluarga di Cianjur teridentifikasi positif corona

Begini arahan pemerintah terkait dengan kebijakan mudik, Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pemerintah pusat telah mengeluarkan keputusan tidak melarang masyarakat mudik menjelang Ramadhan dan saat Idul Fitri. Meski begitu,  pemerintah tetap menganjurkan warga tidak mudik ke kampung halaman untuk memutus mata rantai penyebaran corona. Sayangnya, sampai saat ini masih ada yang nekat mudik dari Jakarta.

Hal ini baru saja terjadi. Data pemerintah setempat mengatakan ada satu keluarga di Kecamatan Karangtengah, Cianjur teridentifikasi positif virus corona. Hasil ini diketahui setelah menjalani rapid test.

Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indoensia

Satu keluarga teridentifikasi Corona

Satu keluarga teridentifikasi Corona setelah melakukan mudik ke daerah Cianjur.

Mulanya, seorang ibu dan kedua anaknya yang bertempat tinggal di Jakarta datang karena kepala keluarga meninggal di Cianjur karena penyakit kronis.

Setelah berada beberapa hari di kampung halamannya, sang ibu mulai menunjukkan gejala. Ia kerap batuk-batuk, tidak sembuh dalam waktu satu minggu.

Masyarakat yang mengetahui adanya pendatang dari zona merah Covid-19 dan mengalami sakit, segera melapor. Mereka kompak segera memberitahukan pihak ke RT dan RW kemudian ke puskesmas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Ternyata selama sepekan, batuknya tidak kunjung sembuh. Warga pun akhirnya melapor,” ujar Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Cianjur Yusman Faisal dilansir detikcom.

Berdasarkan hasil rapid test, diketahui sang ibu memang positif Covid-19. Setelah hasil tersebut keluar, anggota keluarga lain turut menjalani tes. Hasilnya, dari tujuh anggota keluarga yang dites, tiga di antaranya dinyatakan positif.

Segera diisolasi

Mengetahui hasil tes tersebut, sang ibu dan kedua anaknya langsung dibawa ke RSUD Sayang, Cianjur. Di rumah sakit tersebut, ibu dan kedua anaknya menjalani isolasi dan tes lebih lanjut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Yusman mengungkapkan bahwa hasil rapid tes belum cukup menguatkan diagnosis. Oleh karena itu, ketiganya akan menjalani Reverse transcription polymerase chain reaction (RT PCR) sebagai lanjutan.

"Iya harus dipastikan melalui PCR. Sample dahak dan darah sudah diambil dan dikirim untuk diuji lebih lanjut. Kemungkinan hasilnya baru akan diketahui selama dua pekan ke depan," pungkasnya.

Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!

Mudik dari Jakarta

Terkait dengan persoalan ini, pemerintah mengimbau agar masyarakat untuk tidak mudik. Walau tidak ada larangan, pemerintah menetapkan protokol Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bagi mereka yang hendak melaksanakan mudik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di sisi lain, Majelis Ulama Indonesia mengutarakan pendapatnya. Sekjen MUI, Aanwar Anas mengimbau masyarakat untuk tidak mudik saat pandemi masih berlangsung. Menurut Anwar, mudik dari zona merah pandemi diharamkan dalam syariat Islam.

"Kalau dia mudik dari daerah yang tidak ada wabah ke daerah yang tidak ada wabah, maka tidak ada masalah dan hukumnya adalah boleh-boleh saja [mubah] karena tidak ada mudharat [keburukan] yang akan muncul di situ,

Tapi kalau dia mudik dari daerah pandemi wabah ke daerah lain maka itu tidak boleh karena di-syakki [diduga] keras dia akan bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain. Apalagi virusnya menular dan sangat berbahaya. Dan tetap melakukannya berarti yang bersangkutan telah melakukan sesuatu yang haram," lanjut Anwar, dikutip dari Tirto.id.

Sementara, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun tak bosan-bosan mengingatkan dan mengimbau masyarakat dari perkotaan untuk tidak mudik di tengah kondisi saat ini.

 
 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
    A post shared by Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo) on

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Sampai sekarang saya meyakini cara terbaik menahan laju penyebaran Covid-19 adalah mencegah orang-orang dari daerah zona merah menuju daerah. Makanya saya tetap meminta teman-teman di perantauan tidak mudik dahulu ke Jawa Tengah. Tapi kalau terpaksa harus mudik, saya punya dua syarat.

Teman-teman mengisi data di aplikasi Siaga Mudik kemudian sampai kampung halaman bersedia dikarantina 14 hari,” ujar Ganjar Pranowo dalam salah satu keterangan di unggahannya.

Per 7 April 2020, jumlah penderita positif Corona di Indonesia tercatat  telah mencapai 2.738 orang. Sebanyak 204 orang di antaranya sembuh, sementara 221 orang meninggal dunia. Selain itu sebanyak 27 dokter meninggal dunia selama pandemi terjadi.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mudik, perhatikan baik-baik protokol yang disarankan ahli dan pemerintah untuk menghindari penyebaran Covid-19 yang lebih meluas.

Jika tak ingin ada keluarga di kampung halaman tertular, tentu menunda untuk bertemu dengan mereka menjadi langkah yang bijak bukan?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga :

Penulis

nisya