Kerap merasakan mual menjelang atau selama haid berlangsung? Tenang, Anda tidak sendirian. Sesungguhnya, keluhan ini umum dialami oleh wanita yang masih mengalami haid. Di sisi lain, mual saat haid juga bisa menandakan adanya kondisi lain yang lebih serius.
Mual yang seperti ini memiliki intensitas yang lebih berat dan biasanya disertai oleh gejala lain seperti nyeri hebat atau demam.
Mengapa Haid dapat Memicu Rasa Mual?
Mual saat haid muncul akibat perubahan hormon dan kimiawi tubuh yang normal terjadi selama siklus haid. Di samping mual, sebagian wanita bahkan sampai mengalami muntah-muntah.
Selama siklus haid, terjadi pelepasan hormon yang disebut dengan prostaglandin. Meski sebagian besar hormon ini ikut meluruh dengan darah haid, sebagian kecil masuk ke dalam aliran darah. Inilah yang kemudian memicu timbulnya rasa mual, muntah, diare, dan sakit kepala saat haid.
Artikel Terkait: Bisa Meredakan Nyeri Haid, Perhatikan Dulu Aturan Konsumsi Obat Neuralgin
Apa Saja Penyebabnya?
Bisa dikatakan bahwa semua hal yang memicu peningkatan hormon prostaglandin dapat menimbulkan mual. Berikut adalah beberapa penyebabnya yang berkaitan dengan siklus haid.
1. Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid, adalah penyebab tersering mual saat haid. Kondisi ini dikategorikan menjadi dismenorea primer dan sekunder. Pada dismenorea primer, nyeri disebabkan oleh tingginya kadar prostaglandin sehingga kontraksi rahim meningkat. Sedangkan pada dismenorea sekunder, nyeri dipicu oleh kondisi medis lain seperti adanya pertumbuhan dinding rahim di luar rongga rahim (endometriosis).
Nyeri umumnya dirasakan sebagai sensasi kram di area perut bawah, pinggul, paha, dan punggung. Gejala lain yang menyertai dapat berupa rasa melayang, diare, kelelahan, sakit kepala, dan muntah.
2. Sindrom Pre Menstruasi (Premenstrual syndrome/PMS)
Kondisi ini melibatkan gejala fisik dan gangguan emosi yang terjadi 1-2 minggu sebelum haid dimulai, dan akan menghilang beberapa hari setelah haid muncul. Gejala fisik yang berkaitan dengan PMS antara lain nyeri perut bawah, mual, nyeri payudara, sembelit, diare, perut kembung, sakit kepala, dan nyeri punggung. Sedangkan gangguan emosi mencakup perubahan suasana hati, menangis tiba-tiba (crying spells), kecemasan, mudah marah atau sensitif, dan gangguan tidur.
Gejala-gejala PMS ini dialami oleh lebih dari 90 persen wanita yang mengalami haid. Namun berat ringannya gejala sangat bervariasi tiap individu.
3. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
Kondisi ini adalah bentuk PMS yang berat. Gejalanya mirip namun cukup berat untuk mengganggu aktivitas sehari-hari. Seperti juga PMS, PMDD berhubungan dengan perubahan hormon yang terjadi selama siklus haid. Namun pada PMDD, perubahan hormon ini menurunkan kadar serotonin di dalam otak, yang selanjutnya memicu perubahan emosi yang intens.
Gejala fisik pada PMDD sama dengan PMS, termasuk mual dan kram perut. Sedangkan gangguan emosi umumnya lebih berat, seperti mudah marah, serangan panik, sulit fokus atau konsentrasi, kelelahan hebat, hingga paranoid.
PMDD jauh lebih jarang terjadi, dan hanya dialami oleh sekitar 5 persen wanita yang mengalami haid.
Artikel Terkait: Gejala PMS atau Tanda Kehamilan? Ini 8 Cara Membedakannya, Bun!
4. Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan dinding rahim di luar rongga rahim. Kondisi ini paling sering ditemukan di indung telur, saluran telur, dan jaringan di sekitar rahim.
Seperti dinding rahim, jaringan endometriosis akan menebal dan meluruhkan darah selama haid. Namun, karena tidak ada saluran keluarnya, jaringan ini akan terus membesar dan menekan ruang di sekitarnya sehingga timbul nyeri. Nyeri dapat sangat hebat hingga menyebabkan mual dan muntah. Terutama, bila lokasi jaringan endometriosis berada dekat dengan usus.
Gejala lain yang menyertai yakni, rasa lelah, diare, sembelit, perut kembung, nyeri saat berhubungan intim, nyeri saat berkemih, nyeri saat buang air besar, perdarahan haid yang berat, perdarahan di luar siklus haid, dan sulit hamil.
Ingat bahwa tiap penyebab memicu mual dengan intensitas yang berbeda-beda. Untuk mengetahui penyebab Anda mual saat haid, perhatikan pula gejala lain yang menyertainya.
Cara Mengatasi Mual Saat Menstruasi
Pengobatan untuk mengatasi mual saat haid tentu bergantung pada penyebabnya. Tetapi biasanya mencakup beberapa jenis obat berikut.
- Obat antimual seperti domperidone untuk mengatasi mual ringan hingga sedang.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang berfungsi menghambat produksi hormon prostaglandin sehingga mual dan nyeri berkurang. Contohnya, yakni ibuprofen dan asam mefenamat.
- Obat golongan selective serotonin uptake inhibitor (SSRI) untuk mengatasi PMS dan PMDD. Obat ini tergolong antidepresan yang berefek meningkatkan kadar serotonin otak sehingga dapat mengobati gangguan emosi. Akan tetapi, obat golongan ini dapat memicu mual pada sebagian orang.
- Kontrasepsi oral atau pil KB yang bekerja mengendalikan perubahan hormon selama siklus haid. Dengan demikian, penggunaannya dapat mengurangi gejala fisik dan gangguan emosi, termasuk mual saat haid.
Di samping obat-obatan, ada beberapa cara alami yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi mual saat haid, seperti:
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung jahe, teh peppermint, atau kayu manis
- Mengonsumsi makanan yang agak tawar, seperti nasi putih, roti tawar, pisang, dan apel
- Mengurangi konsumsi makanan yang beraroma kuat dan berlemak
- Makan dalam porsi sedikit tetapi sering
- Olahraga ringan seperti berjalan pagi atau bersepeda
- Menjalani terapi akupresur
- Melakukan latihan pernafasan dalam
Mual adalah bagian normal dari siklus haid yang biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Namun demikian, gejala ini juga dapat menandakan adanya kondisi medis lain yang memerlukan evaluasi lebih lanjut. Oleh sebab itu, segera kunjungi dokter apabila cara-cara alami tidak mampu menghilangkan atau mencegah mual saat haid, atau muncul gejala lain tidak seperti biasanya.
Baca juga:
Rentan Dialami Perempuan dan Berisiko Sebabkan Sulit Hamil, Ini Gejala Polip Rahim
Sering Meriang? Ini 9 Pilihan Obatnya yang Alami dan Bisa Dibeli di Apotek
Bisa Sebabkan Komplikasi, Ini 16 Gejala Seseorang Alami Gangguan Elektrolit