Masa balita adalah saat di mana si Kecil mengalami pertumbuhan yang pesat. Karena itu penting untuk memberikan nutrisi yang tepat di fase ini untuk membantu memaksimalkan perkembangannya, salah satunya tentang susu.
Namun sebelum menentukan pilihan bagi anak, ketahui dulu beberapa mitos dan fakta tentang susu yang perlu diketahui Bunda.
Sebelum menentukan pilihan bagi anak, berikut ini 3 mitos dan fakta susu yang wajib Parents ketahui agar tidak salah kaprah.
Mitos dan Fakta tentang Susu
Ketika menginjak umur 1 tahun, anak sudah mulai dikenalkan pada produk susu, seperti susu pertumbuhan dan susu UHT untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Sebelum menentukan pilihan jenis susu yang tepat untuk si Kecil, berikut ini 3 mitos dan fakta susu yang wajib Bunda ketahui agar tidak salah kaprah.
Mitos dan Fakta Susu #1: Susu bubuk untuk balita lebih baik dari susu UHT.
Sebenarnya bukan tentang mana yang lebih baik antara susu UHT atau atau susu bubuk untuk balita.
Namun dalam memilih susu, Bunda bisa melihat berdasarkan kriteria usia si Kecil dan kebutuhan nutrisi untuk dukung tumbuh kembangnya.
Susu UHT menjalani proses sterilisasi dengan suhu tinggi dalam waktu singkat.
Pada proses pembuatan susu pertumbuhan sebenarnya juga ada proses pemanasan pada saat masih dalam bentuk larutan, namun dengan suhu yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pembuatan UHT.
Dalam bentuk larutan, susu pertumbuhan akan mengalami proses pasteurisasi pada suhu 75-85℃, sedangkan susu UHT akan disterilisasi pada suhu 135-145℃.
Susu UHT umumnya melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi dan biasanya expired date-nya hanya 6 bulan – 1 tahun pasca produksi.
Nah, untuk si Kecil yang masih berusia balita, tentu membutuhkan berbagai nutrisi penting untuk dukung tumbuh kembangnya.
Susu bubuk pertumbuhan dapat dipilih karena difortifikasi dengan vitamin, mineral, dan zat gizi yang disesuaikan kebutuhan si Kecil di usianya.
Terlebih lagi proses pengeringan pada susu bubuk, justru yang membantu untuk menjaga kandungan protein dan nutrisi lain dalam susu pertumbuhan tetap stabil dan tidak rusak.
Susu sapi biasa umumnya hanya mengandung zat besi 0.5 mg/L, dan rendah vitamin C, meski tidak disebutkan angka spesifik besarnya dalam penelitian. Selain itu, kandungan alami vitamin D pada susu sapi juga tergolong rendah, yaitu 0,1–1 μg/L pada susu berlemak penuh.
Namun berdasarkan AKG, nutrisi Zat Besi harian yang dibutuhkan usia balita sebanyak 7-10 mg, Vitamin C sebanyak 40-45 mg, dan Vitamin D sebanyak 15 mg.
Padahal, 1 dari 3 anak di Indonesia berusia di bawah 5 tahun sangat rentan mengalami anemia atau defisiensi besi.
Mitos dan Fakta Susu #2: Susu segar lebih baik dari susu UHT.
Fakta. Susu segar mengalami pemanasan yang lebih singkat dibandingkan UHT.
Hal ini menyebabkan susu segar memiliki rasa yang lezat dan lebih segar dibandingkan susu UHT.
Namun, Bunda perlu mempelajari terlebih dahulu adakah manfaat atau hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan keduanya.
Seperti yang telah dijelaskan di poin sebelumnya, susu sapi segar umumnya rendah zat besi. Sementara kebutuhan zat besi anak sangat tinggi per harinya.
Mitos dan Fakta Susu #3: Anak rentan alergi pada susu sapi.
Tidak sepenuhnya benar. Kasus alergi pada susu sapi memang ada, tetapi relatif jarang, dengan perkiraan prevalensi di negara maju berkisar antara 0,5% hingga 3% pada usia 1 tahun
Yang lebih sering terjadi adalah anak membutuhkan waktu adaptasi ketika dikenalkan pada makanan atau minuman baru.
Jadi, latih si Kecil untuk mengonsumsi susu sapi sedkit demi sedikit hingga terbiasa.
Susu Apa yang Tepat untuk Balita?
Saat ini banyak jenis susu yang beredar di pasaran, namun Bunda harus pintar dalam memilih produk susu yang tepat untuk si Kecil.
Pastikan selalu memilih susu sesuai dengan kebutuhan si Kecil dan selalu perhatikan komposisi nutrisinya.
Selain memperhatikan komposisi nutrisi, pastikan juga kualitas susunya terjamin.
Untuk memastikan nutrisi yang baik bagi si Kecil, Bunda bisa membaca label gizi yang ada pada kemasan produk susu sebelum membelinya.
Ini agar susu yang dikonsumsi si Kecil tepat dan dapat memenuhi nutrisi dalam mendukung tumbuh kembangnya yang optimal sesuai usia.
Pilihlah susu pertumbuhan yang mengandung banyak nutrisi penting. Seperti SGM Eksplor 1+ yang sudah terbukti menjadi susu No.1 pilihan jutaan Bunda di Indonesia karena telah mendukung nutrisi anak Indonesia.
Tentunya jutaan Bunda ini memiliki jutaan alasan mengapa pilih SGM Eksplor. Berikut beberapa alasan para Bunda memilih SGM Eksplor:
- Satu hal yang menjadi keunggulan SGM Eksplor adalah satu-satunya susu pertumbuhan dengan IronC™, yaitu kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C yang dukung penyerapan nutrisi hingga 2x lipat.
- Konsumsi 2 gelas SGM Eksplor setiap harinya sudah terbukti bantu pemenuhandapat memenuhi 100% kecukupan Zat Besi harian si Kecil selain dari makanan. Zat Besi penting untuk dukung kecerdasan si Kecil.
- Dilengkapi dengan berbagai nutrisi penting untuk dukung tumbuh kembang optimal si Kecil:
- DHA 100% Berkualitas dari Minyak Ikan Tuna yang lebih baik dari minyak ikan lainnya, serta Omega 3 & 6. Dukung perkembangan daya pikir dengan nutrisi dan stimulasi tepat agar si Kecil berpikir cepat
- Tinggi Protein, Vitamin D, Kalsium untuk dukung pertumbuhan fisik
- Sumber Serat Pangan
- Tinggi Zinc dan Vitamin C, dukung daya tahan tubuh untuk dukung daya tahan tubuh
Dan dengan banyaknya kandungan nutrisi penting ini, Parents bisa dapatkan SGM Eksplor hanya dengan harga Rp 1.600-an* per 100 ml untuk dukung si Kecil jadi Generasi Maju yang berpikir cepat dan berani.
Tentunya pemberian susu pertumbuhan ini perlu dibarengi dengan pemberian makanan dengan gizi seimbang dan stimulasi tepat ya, Bun!
Jadi, pastikan Bunda pilih yang isinya lebih penting, ya.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Bunda.
WHO. 2023. Infant and young child feeding. www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-feeding
CDC (Centers of Disease Control and Prevention). 2022. Cow’s Milk and Milk Alternatives. CDC. https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/foods-and-drinks/cows-milk-and-milk-alternatives.html
Haque, Md Amdadul. 2015. Drying and Denaturation of Proteins in Spray Drying Process. www.researchgate.net/publication/275100415_Drying_and_Denaturation_of_Proteins_in_Spray_Drying_Process
Michaelsen, Kim Fleischer; Camilla Hoppe, Lotte Lauritzen, Christian Mølgaard. 2007. Whole cow’s milk: why, what and when?. National Library of medicine. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17664906/
Healthy Children (AAP). 2023. Why Do Infants Need Baby Formula Instead of Cow’s Milk? www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/formula-feeding/Pages/Why-Formula-Instead-of-Cows-Milk.aspx
Hjaltason, G.G. Haraldsson. 2006. Fish oils and lipids from marine sources. Woodhead Publishing, ISBN 9781855739710, doi.org/10.1533/9781845691684.1.56
Graczykowska, Karolina., Joanna Kaczmarek, Dominika Wilczyńska, Ewa Łoś-Rycharska, and Aneta Krogulska. 2021. The Consequence of Excessive Consumption of Cow’s Milk: Protein-Losing Enteropathy with Anasarca in the Course of Iron Deficiency Anemia—Case Reports and a Literature Review. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8000842/#:~:text=Cow’s%20milk%20has%20very%20low,only%200.5%20mg%2FL).
Flom, Julie D., Scott H. Sicherer. 2019. Epidemiology of Cow’s Milk Allergy. National Library of Medicine. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6566637/
Kemenkes RI. 2019. ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA. Kemenkes RI.
Pellegrino, Luisa., Franca Marangoni, Giovanna Muscogiuri, Paolo D’Incecco, Guillaume T. Duval, Cedric Annweiler, and Annamaria Colao. 2021. Vitamin D Fortification of Consumption Cow’s Milk: Health, Nutritional and Technological Aspects. A Multidisciplinary Lecture of the Recent Scientific Evidence. National Library of Medicine. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8434398/
Zuhra, Zuhra., Sofyana Sofyana, Cut Erlina. 2012. PENGARUH KONDISI OPERASI ALAT PENGERING SEMPROT TERHADAP KUALITAS SUSU BUBUK JAGUNG. JURNAL REKAYASA KIMIA & LINGKUNGAN. jurnal.usk.ac.id/RKL/article/view/252