Meriam Bambu, Mainan Tradisional yang Terinspirasi dari Tentara Portugis

Mainan tradisional meriam bambu telah menjadi bagian dalam tradisi bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents pasti sering melihat anak-anak bermain mercon atau meriam bambu saat bulan Ramadan tiba. Bunyinya menggelegar dan tak jarang bikin kaget yang mendengarnya.

Nah, tahukah Parents kalau permainan tradisional ini punya sejarah panjang sebelum digunakan sebagai mainan anak-anak? Meriam bambu ternyata terinspirasi dari senjata yang dulu dipakai oleh para penjajah.

Informasi selengkapnya mari baca tulisan kami berikut ini. 

Artikel terkait: Dikenal Penuh Mistis, Ini Sejarah dan Makna Tari Kuda Lumping

Asal-usul Meriam Bambu, Mainan Tradisional yang Terinspirasi dari Senjata Penjajah

Meriam bambu atau yang lebih dikenal dengan sebutan mercon bumbung adalah mainan tradisional yang telah menjadi bagian dalam tradisi hari raya Idulfitri. Mainan ini, seperti namanya, terbuat dari bambu dan biasanya dimainkan oleh anak laki-laki di bulan Ramadan. 

Permainan ini ditemukan di beberapa daerah di Indonesia dan memiliki nama yang beraneka ragam. Sebagai contoh, di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, mainan ini lebih dikenal dengan sebutan mercon bumbung atau long bumbung. Sementara, di Banten dan sekitarnya, sebutan untuk mainan ini adalah bebeledugan.

Di Bangka Belitung, meriam bambu juga dikenal dengan nama bedil bambu. Berbeda lagi dengan di Aceh, di mana mercon bambu di sana dikenal dengan sebutan te't beude trieng. Kalau Anda orang Gorontalo atau tinggal di kawasan timur Indonesia, bunggo adalah sebutan yang lebih familier untuk menyebut mainan ini. 

Mainan ini ternyata terinspirasi dari senjata yang dahulu dipakai oleh bangsa Portugis ketika menjajah nusantara pada abad ke-16. Saat itu, pasukan tentara dari Portugis memiliki alat perang berupa meriam yang mampu menembakkan peluru hingga jarak yang cukup jauh. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berbekal informasi ini, penduduk lokal kemudian menciptakan alat serupa meriam yang terbuat dari bambu. Cara kerjanya pun hampir sama dengan meriam sungguhan.

Untuk menyalakannya, lubang di bagian pangkal bambu harus disulut dengan api. Terkadang, saking keras suara yang ditimbulkan dari ledakan, bambu pun sampai terbelah jadi dua. 

Artikel terkait: 9 Referensi Permainan Tradisional Khas Sunda untuk Anak, Seru dan Menghibur!

Bahan yang Diperlukan dan Cara Membuat Meriam Bambu

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk membuat mainan ini diperlukan batang bambu yang cukup kuat agar tak mudah terbelah ketika disulut api. Perhatikan usia batang bambu, diameter, dan ukuran panjangnya.

Semakin bagus kualitas bambu yang digunakan, maka semakin nyaring suara yang dihasilkan. Carilah bambu yang sudah cukup tua dengan diameter yang cukup besar untuk memperoleh hasil terbaik.

Selain bambu, Anda juga akan memerlukan perlengkapanm lainnya, yakni parang untuk menebang dan membersihkan bambu, karet ban untuk mengikat bambu agar tidak mudah pecah, linggis untuk membuat lubang di batang bambu, kain dan kayu kecil untuk menyulut api nantinya, serta minyak tanah atau karbit yang telah ditambahkan air dan garam sebagai bahan bakar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah siap, maka sekarang waktunya untuk merakit. Pastikan ada lahan terbuka yang cukup luas yang bisa dipakai untuk merakit meriam bambu.

Artikel terkait: Sekura, Tradisi Idul Fitri Asal Lampung yang Pererat Persaudaraan

Cara Merakit Mercon Bambu

Dikutip dari laman Wikipedia, berikut cara merakit meriam bambu:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Pertama, sediakan batang bambu dan potong dengan ukuran panjang 1,5 hingga 2 meter atau 3-4 ruas. Untuk diameter bambu ukurannya sekitar 4 inci.
  2. Selanjutnya, lubangi permukaan batang bambu dengan jarak sekitar 10 cm dari pangkal batang bambu. Untuk ukuran diameter lubangnya sekitar sebesar ibu jari. Nantinya, lubang ini akan dipakai untuk menyulut meriam bambu.
  3. Berikutnya, ikat dengan kuat sambungan ruas bambu menggunakan tali atau karet ban. Fungsinya adalah untuk memperkuat bambu dari tekanan yang dihasilkan ketika nanti disulut api.
  4. Terakhir, lubangi sambungan ruas di antara pangkal dengan ujung meriam menggunakan linggis. Anda harus memastikan bambu dilubangi dengan sempurna dan hampir rata dengan diameter bambu. Tujuannya adalah agar tekanan yang dihasilkan tidak tersumbat sehingga menyebabkan bambu mudah pecah ketika disulut.

Nah, Parents, itulah serba-serbi seputar meriam bambu yang perlu Anda ketahui. Terjawab sudah, ya, mengapa mainan ini sangat mirip dengan meriam asli. Kini, mainan tradisional ini telah menjadi bagian dari tradisi yang harus terus kita jaga agar tidak punah dimakan waktu. Boleh main meriam bambu, tetapi tetap utamakan keselamatan, ya!

Baca juga:

id.theasianparent.com/permainan-tradisional-egrang

id.theasianparent.com/toko-mainan-di-yogyakarta

id.theasianparent.com/senjata-tradisional