5 Hal yang Sering Membuat Seorang Ibu Merasa Gagal, Apa yang Perlu Dilakukan?

Apa saja hal yang kerap membuat seseorang merasa gagal jadi ibu? Simak cerita para Bunda ini dan bagaimana cara mengatasi saat hal tersebut terjadi!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Pernah tidak, kamu merasa gagal jadi ibu? Kapan?”

Pertanyaan itu saya lontarkan pada seorang teman bernama Riana. Ia terdiam sesaat kemudian menjawab, “Wah, jangan ditanya. Kayaknya sering. Bahkan hal sepele aja kadang suka bikin aku merasa belum maksimal menjadi ibu yang baik buat anak.”

Beberapa Bunda mungkin juga memiliki pendapat serupa dengan Riana. Karena faktanya, perasaan bersalah memang sering dirasakan oleh seorang ibu saat menjalankan perannya. Hal tersebut sebenarnya wajar, kok, Bun.

Perasaan merasa bersalah yang muncul sebenarnya bisa jadi pengingat dan pembelajaran diri.  Namun, rasa bersalah hingga merasa gagal menjadi ibu yang terjadi berulang atau berkepanjangan, juga akan berdampak negatif bagi pola pengasuhan Anda terhadap Si Kecil. 

Artikel terkait: 10 Fakta Menarik tentang Menjadi Ibu dari Kacamata Seorang Ayah

Beberapa Hal yang Sering Memebuat Seseorang Merasa Gagal Jadi Ibu

Untuk mencari tahu penyebab seorang ibu merasa gagal, theAsianparent telah melakukan wawancara dengan beberapa ibu. Hal yang paling sering menimbulkan perasaan bersalah muncul pada diri sang ibu di antaranya adalah:

#1. Tidak Bisa Melindungi Anak

Sepele, sih, ketika anak jatuh saat aku lagi fokus sama hal ini. Suka timbul perasaan, harusnya aku jangan lengah. Anakku masih kecil, perlu perhatian ekstra dari orangtuanya. Kenapa aku malah fokus sama hal nggak penting dan membiarkan anak begitu aja?”Riana, 26 tahun, Ibu Rumah TanggaPas keguguran. Saat itu aku seperti dipukul kenyataan kalau ternyata aku masih terlalu muda dan belum siap jadi ibu. Rasanya sesak banget. Padahal Tuhan udah baik ngasih rezeki, tapi aku malah nggak bisa menjaganya” – Giana, 25 tahun, Ibu Rumah Tangga

#2. Sulit Mengontrol Emosi Saat Overwhelming

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Aku memang nggak kerja, sih, tapi urusan rumah dan dapur juga kadang bikin stres, kan, ya. Pas lagi overwhelming gitu, kadang susah banget mengontrol emosi. Pernah aku bentak anak aku sampai dia kaget dan nangis kejer. Padahal dia cuma mau main sama aku, tapi aku malah marah-marah. Alhasil aku nyesel terus merasa gagal aja, ikutan nangis juga waktu itu,” – Riana

#3. Tidak Bisa Memberikan yang Terbaik Bagi Si Kecil

 

Apa, ya? Banyak banget yang bikin saya merasa gagal jadi ibu. Waktu nggak bisa membiayai dia kursus. Pas anak-anak punya kemauan tapi nggak saya kasih. Ini jangan dicontoh, sih. Tapi Kadang suka insecure, kayak mikir, mereka pasti bakal lebih bahagia kalau bukan saya yang jadi ibunya,” – Nina, 45 tahun, Ibu 2 Anak

#4. Anak Lebih Dekat dengan Orang Lain

Anak-anak saya sudah biasa ditinggal pas masih kecil. Soalnya saya kerja suka sampai larut. Suka merasa gagal juga ketika lihat, kok mereka lebih deket sama kakek dan neneknya, ya? Kalau cerita juga seringnya ke orangtua saya, bukan ke saya,” – Nina

#5. Penilaian Orang Lain Terkait Pola Asuh

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernah, tuh, pas lagi beli bahan makanan di warung, aku ajak anak. Ada yang nyeletuk, ‘masa pakaian ibunya bagus tapi celana anaknya robek’. Saat itu aku sedih banget. Oh, ternyata selama ini aku itu ibu yang buruk dan egois, ya.” – Milly Yesi, 30 tahun, Ibu Rumah Tangga

Apa yang Perlu Dilakukan Saat Perasaan Gagal Menjadi Ibu Muncul?

Penulis Buku sekaligus Maternal Mental Health Expert Karen Kleiman pernah menjelaskan, perasaan bersalah memang kerap menerpa para ibu. Faktor pemicunya ada banyak, bisa disebabkan oleh faktor internal dari diri ibu maupun dari faktor eksternal seperti penilaian orang-orang di lingkungannya.

“Semua ibu pasti pernah merasakannya. Sulit memang menghapus perasaan ini sepenuhnya, tetapi setiap ibu harus tahu bahwa setiap manusia itu tidak sempurna, termasuk dirinya. Berusaha yang terbaik untuk anak memang perlu, tetapi melakukan kesalahan saat menjalankan peran ini juga tidak apa-apa,” ungkapnya seperti yang dilansir dari laman Psychology Today.

 Pentingnya Evalusi Diri

Sementara itu, Psikolog Keluarga Irma Gustiana atau yang akrab disapa Ayank Irma pun menjelaskan mengenai hal ini pada theAsianparent Indonesia. Menurutnya, alih-alih terjebak dalam dalam emosi negatif dan merasa gagal, seorang ibu perlu melakukan evaluasi diri saat membuat kesalahan ketika mengasuh anak. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ayank Irma memaparkan, “Jangan sampai terus-menerus terbawa emosi negatif dan menyalahkan diri sendiri. Seorang ibu masih berpeluang mengoreksi cara pengasuhannya.”

Founder Komunitas Ruang Tumbuh tersebut juga menjelaskan bahwa perasaan bersalah sebaiknya tidak dipelihara berlarut-larut dalam diri. Perasaan gagal biasanya muncul akibat melakukan sebuah tindakan yang tidak mampu dikuasi. Hal yang tidak bisa dikuasai itulah yang perlu dievaluasi terlebih dahulu agar seorang ibu mampu mengatasi emosi negatif di dalam dirinya. 

Ia melanjutkan, “Misalnya, kita merasa bersalah dan gagal saat membentak anak, baik sengaja maupun tidak. Nah, artinya, anger management issue di dalam diri kitalah yang perlu dikoreksi. Perasaan bersalah itu sebaiknya tidak dipelihara. Setelah paham dan mengeti kesalahan kita, maka ke depannya kita memang perlu mengoreksi dan lebih bisa mengendalikan diri. 

“Kemudian, penting juga menerapkan yang namanya self love. Karena, jika seorang ibu mampu mencintai dan menerima kekurangan serta kelebihan diri, itu biasanya dia juga lebih berempati pada orang lain. Lebih sayang juga kepada anak dan suami,” tuturnya. 

Artikel terkait: Menjadi Ibu lebih sulit dibanding Presiden, ini 17 buktinya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lebih lanjut, jika perasaan bersalah atau gagal menjadi ibu datang, ada beberapa hal yang perlu Anda ingat, yakni:

  • Menjadi orangtua adalah pelajaran seumur hidup. Artinya, saat belajar suatu hal, terkadang kita membuat kesalahan. Namun, hal itu bisa dijadikan pelajaran agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bangun kepercayaan diri. Jika ada yang tidak berjalan baik, jangan putus asa dan berusahalah lagi. 
  • Anda tidak selamanya bisa menjadi pelindung si Kecil. Faktanya, anak akan tetap menghadapi waktu sulit dan berbagai tantangan sebagai proses pertumbuhannya. 
  • Tidak ada orangtua yang sempurna. Serta, menjadi orangtua sempurna juga tidak selamanya baik bagi anak. 
  • Bunda, kamu adalah teman terbaik bagi dirimu sendiri. Jangan terpengaruh dengan perkataan orang lain yang menghakimi. Pada dasarnya, setiap orangtua juga memiliki cara terbaiknya masing-masing dalam mengasuh anak. 
  • Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Yuk, cobalah memaafkan, mencitai, dan berikan kesempatan pada diri sendiri untuk bangkit lagi. Perasaan gagal kerap hadir saat kita terlalu keras pada diri. 
  • Bunda tidak sendirian. Saat merasa lelah dengan semua tanggung jawab yang dipikul, tidak ada salahnya berbagi cerita dengan keluarga, teman, dan tentunya pasangan tercinta. Juga, jangan lupa untuk selalu bekerja sama dengan pasangan dalam urusan rumah tangga. 
  • Ibu Adalah Sumber Kebahagiaan Anak. Maka dari itu, sebelum memberikan yang terbaik bagi anak, Anda juga perlu membuat diri bahagia. Saat merasa lelah, jangan ragu untuk istirahat sejenak dan lakukanlah me time

“Menjadi ibu bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Tidak ada pendidikan khusus juga untuk kita dalam menjalankan peran sebagai ibu. Maka, tetaplah berusaha mengevaluasi serta memberikan banyak cinta, untuk diri sendiri dan juga keluarga,” pungkas Ayank Irma. 

Artikel terkait: Tak Bisa Hidup Sendiri, Ini 15 Alasan Ibu Tetap Butuh Teman atau Sahabat

Bunda, kita perlu ingat bahwa tidak ada istilah ‘ibu gagal’ saat menjalani peran sebagai orangtua. Bahkan, seseorang yang pernah kehilangan bayi karena keguguran maupun stillbirth pun statusnya tetaplah seorang ibu. 

Entah Anda perempuan karier atau ibu rumah tangga, melahirkan secara vaginal maupun caesar, memberikan ASI atau susu formula, Bunda tetaplah beharga dan berjasa bagi si Kecil. 

Saat menjalankan peran sebagai seorang ibu, adakalanya kita membuat kesalahan. Namun, jangan biarkan suatu kesalahan dan penilaian orang lain membuat kita merasa gagal jadi ibu. Karena pada dasarnya, semua ibu kuat, hebat dan tentu saja berharga. Termasuk Bunda. 

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: 

Tak hanya Bunda, peran Ayah dalam pengasuhan anak juga sangat penting

5 Kegiatan sederhana tapi bermakna untuk merayakan hari ibu

6 Inspirasi Kejutan di Hari Ibu untuk Ibunda Tersayang