Psikolog : Biarkan anak bosan saat liburan agar perkembangannya lebih maksimal

"Tidak ada masalah dengan bosan. Itu bukan dosa. Anak-anak perlu merasa boan untuk membuatnya lebih mandiri," ujar Lyn Fry, seorang psikolog anak di London.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Liburan telah tiba! Apa saja kegiatan yang telah Anda rencanakan untuk buah hati selama liburan? Apakah memasukkan dia ke dalam kursus seni? Kelas memasak? Atau latihan tennis? Meski demikian, para psikolog justru menyarankan orangtua untuk membiarkan anak merasa bosan selama liburan. Mengapa?

Sebab berbagai penelitian terbaru menemukan bahwa rasa bosan ternyata justru bisa membuat perkembangan anak menjadi lebih maksimal. 

Tidak percaya? Baca terus artikel ini untuk mendapatkan jawabannya!

Biarkan anak merasa bosan selama liburan

Rasa bosan sangat umum terjadi pada anak-anak dan hal itulah yang seringkali dihindari oleh para orangtua. Oleh karena itu, saat anak liburan banyak orangtua yang mulai sibuk merencanakan sejumlah aktivitas agar mereka tidak merasa bosan. 

Namun para psikolog dan sejumlah penelitian justru menyatakan bahwa kebosanan konstruktif pada anak-anak sangat penting untuk perkembangan mental dan emosional mereka. 

Hal itu disampaikan oleh Karen Gasper dan Brianna Middlewood, peneliti dari Pennsylvania State University. Mereka menyampaikan bahwa individu yang bosan secara konstruktif cenderung mencari kegiatan yang lebih kreatif dan memuaskan mereka.  

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Rasa bosan bekerja dengan pola yang sama dengan perasaan senang atau gembira. Hasilnya Anda mencoba mendekati sesuatu yang lebih menarik atau bermakna. Ini mendorong orang untuk menjelajah karena ia sadar situasinya saat ini kurang sehingga ia terdorong untuk mencari sesuatu yang baru," ujarnya. 

Artikel terkait: 10 Bahasa Tubuh Bayi Saat Bosan dan Lelah (Overstimulasi)

Lebih lanjut, Dr. Teresa Belton, rekan tamu di University of East Anglia menyatakan adanya hubungan antara kebosanan dan imajinasi. Dia mengatakan kepada BBC bahwa kebosanan sangat penting untuk mengembangkan "stimulus internal" yang kemudian memungkinkan kreativitas sejati.

Hubungan ini berlandaskan gagasan pemikiran bahwa anak-anak yang terus dipaksa aktif justru dapat menghambat perkembangan imajinasi dan kreativitas mereka. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perlu diketahui bahwa ada perbedaan besar antara otak yang mati rasa negatif dan pikiran yang bosan secara konstruktif. Kebosanan konstruktif merangsang kreativitas.

Anak-anak yang bosan secara konstruktif akhirnya beralih ke buku, membuat permainan yang lebih menarik, mengeluarkan alat melukis, dan berkreasi. Hal itu berbeda dengan anak-anak yang bosan karena otak yang mati rasa. 

Artikel terkait: Tips liburan ke Bandung bersama buah hati yang aman dan menyenangkan

Rasa bosan membantu anak mengembangkan kreativitas dan identitas diri

Lyn Fry, seorang psikolog anak di London mengatakan bahwa jadwal kegiatan yang padat pada anak akan mencegah mereka menemukan apa yang benar-benar mereka minati. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Peran Anda sebagai orang tua adalah mempersiapkan anak-anak untuk mengambil tempat mereka di masyarakat. Menjadi dewasa berarti menyibukkan diri dan mengisi waktu luang dengan cara yang akan membuat Anda bahagia.

Jika orang tua menghabiskan seluruh waktu mereka untuk mengisi waktu luang anak mereka, maka anak itu tidak akan pernah belajar melakukan ini untuk diri mereka sendiri," ujarnya. 

Ia menyarankan orangtua untuk membiarkan anak merasa bosan selama liburan. Dengan begitu, mereka akan mengungkapkan hal yang ingin mereka lakukan. 

"Tidak ada masalah dengan bosan," kata Fry.

“Itu bukan dosa, kan? Saya pikir anak-anak perlu belajar bagaimana menjadi bosan untuk memotivasi diri mereka untuk menyelesaikan sesuatu. Bosan adalah cara untuk membuat anak mandiri," tambahnya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun penting untuk diingat, meskipun para psikolog menyarankan orangtua untuk membiarkan anak mereka merasa bosan selama liburan. Namun anak-anak membutuhkan peran orangtua atau orang dewasa lainnya untuk menciptakan rasa bosan secara konstruktif.

Artikel terkait: Inilah 5 Tips Paling Penting Agar Anak Bermain Sendiri, dan Anda Dapat Mengerjakan Hal Lain

Tips membuat rasa bosan anak jadi bermanfaat untuk perkembangannya

Berikut ini beberapa cara yang menurut para ahli dapat membantu Anda menciptakan lingkungan pengasuhan untuk anak-anak yang bosan secara konstruktif:

1. Buat daftar hal yang harus dilakukan

Duduk bersama anak Anda dan bantu mereka melakukan brainstorming tentang daftar hal yang mereka sukai. Ini bisa berupa kegiatan dasar seperti bermain kartu, membaca buku, atau pergi bersepeda.

Anda juga bisa mendorong mereka untuk berpikir tentang ide yang lebih rumit seperti memasak makan malam mewah, bermain sandiwara, atau berlatih fotografi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika anak Anda mengeluh bosan, mintalah mereka melihat daftar itu dan temukan sesuatu yang ingin mereka lakukan. Pastikan Anda tidak membantunya memilih kegiatan yang akan ia lakukan.

2. Menyediakan area bermain yang dirancang khusus untuk anak-anak

Ketika anak-anak berada dalam lingkungan bermain yang diciptakan untuk mereka, mereka lebih cenderung membuat permainan sendiri ketika mereka bosan. Area-area ini bisa di dalam atau di luar ruangan.

3. Secara berkala susun waktu bebas untuk anak

Waktu yang tidak terstruktur atau "bebas" adalah cara yang bagus untuk memastikan Anda telah membuat anak-anak menghibur diri mereka sendiri. Biarkan mereka terlibat dalam kegiatan yang mereka pilih.

4. Dorong anak bermain di luar ruangan, terutama di alam bebas

Saat liburan, dorong anak-anak untuk bermain dan menikmati waktu mereka sendiri di alam. Penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak bermain di alam jauh lebih mungkin menciptakan permainan mereka sendiri. Dibandingkan anak-anak yang bermain di dalam ruangan secara terus menerus. 

***

Semoga artikel ini bermanfaat!

Referensi: Child in The City, Quartz

Baca juga

id.theasianparent.com/musim-liburan-dan-jam-tidur-anak