Mungkinkah terbesit sesuatu di benak Bunda bahwa kelak Anda ingin menjadi sahabat bagi anak? Jika iya, tidak ada salahnya untuk memahami langkah berikut ini agar bisa menjadi orangtua sekaligus sahabat tempat si kecil bercerita.
Hal yang perlu diperhatikan jika Parents ingin menjadi sahabat bagi anak
Mama I love You, Mama I care
Mama I love you, Mama my friend, You’re my Friend
Begitu kira-kira penggalan lagu Spice girl, yang berjudul “Mama” beberapa tahun yang lalu. Ya, mama is my friend; ibu mana yang tidak bahagia bila mendengar putra-putrinya mengatakan hal sedemikian. Dari julukan tersebut seolah tergambar bagaimana kedekatan kita dengan putra-putri kita.
Namun, mungkinkah kita menjadi teman atau bahakan sahabat anak kita? Lalu bagaimana caranya? Bukankah hubungan kekeluargaan, usia, atau cara pandang dapat menjadi permasalahan bagi kita?
Langkah pertama sebelum menjadi sahabat anak: menjadi sahabat pasangan kita terlebih dulu
Ayah Edy, pakar pendidikan anak yang terkenal dengan gerakan “Strong from Home-nya” mengungkapkan bahwa untuk menjadi sahabat si kecil, hal pertama yang menjadi sahabat bagi pasangan kita. Mengapa? Bersahabat dengan pasangan akan mempermudah kita untuk mendiskusikan serta memadukan dan mencari solusi. Jika kita tidak dapat bersahabat baik dengan pasangan kita, bagaimana kita akan menjadi sahabat bagi si kecil?
Ayah dan ibu menjadi sahabat anak
Langkah kedua menjadi sahabata anak: Mengubah pola asuh kita
Pola asuh akan sangat berpengaruh dalam hubungan kita dengan anak. Suasana di rumah yang otoriter dan penuh dengan aturan yang kadang tidak beralasan, tentu membuat anak akan menjadi enggan terbuka dengan kita sebagai orang tua.
Artikel terkait: Merencanakan pola asuh anak
Padahal untuk menjadi sahabat, kita harus menjadi orang yang “mudah didekati” oleh si kecil. Untuk itu mengubah pola asuh adalah cara pertama bagi kita untuk menjadi sahabatnya.
Biasakan untuk mendengar pendapat anak sebelum kita mengatakan jangan atau tidak. Berikan argumen yang tepat bila Parents memang tidak menyetujui pendapatnya.
Memahami perasaannya adalah salah satu cara menjadi sahabat bagi si kecil.
Langkah yang ketiga adalah mengerti dan memahami karakter anak.
Anak-anak memilih teman-teman mereka sebagai sahabat, karena merasa teman-teman merekalah yang memahami dan mengerti mereka. Untuk itu agar anak-anak kita mau menerima kita sebagai sahabat, maka penting bagi kita untuk memahami dan mengerti mereka.
Misalkan ketika si Koleris sedang mengeluhkan bahwa ia merasa teman-temannya telah memanfaatkan diri nya untuk menyelesaikan tugas sekolah. Maka dengarkan ia hingga selesai dan baru mengemukan pendapat Parents.
Anak koleris memang cenderung menjadi pemimpin, maka wajar jika teman-temannya sering “menyerahkan” segala penyelesaian tugas kepadanya. Di sinilah Parents dapat menjadi sahabat baginya. Tanyakan dulu bagaimana perasaannya, baru kemudian masuk pada pokok solusinya.
Bila menurut pendapat parents ada yang harus ia perbaiki, maka sampaikan dengan bahasa yang sangat hati-hati dengan tidak menyinggung hatinya. Karena anak koleris sangat tidak suka untuk diatur. Misalkan dengan mengajaknya melihat permasalahan dari sudut pandang teman-temannya.
Nah, selamat bersahabat dengan putra-putri kita ya, Parents. Kami tunggu cerita dari Parents semua. Salam.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.