Sebuah kasus ibu meninggal saat melahirkan membuat geger di India, tidak hanya ibu yang meninggal, bahkan bayinya pun tak bisa diselamatkan. Diduga semua ini terjadi karena dokter bedah sedang mabuk saat menjalankan prosedur operasi.
Dokter mabuk melakukan operasi ceasar, pasien meninggal saat melahirkan
Kamini Chachi, calon ibu muda berusia 22 tahun ini masuk rumah sakit di Gujarat, pada hari Senin 26 November lalu. Dia sudah mengalami kontraksi dan siap melahirkan.
Seorang dokter senior bernama Paresh Lakhani, yang telah bekerja selama 15 tahun di rumah sakit tersebut, melakukan operasi caesar pada Kamini. Akan tetapi, bayinya meninggal saat dilahirkan dan Kamini mengalami perdarahan hebat.
Keluarga Kamini memutuskan untuk memindahkannya ke rumah sakit lain, namun sayang, Kamini menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.
Tak terima dengan kematian Kamini dan bayinya, pihak keluarga melaporkan Dr. Lakhani ke polisi dengan tuduhan mabuk saat melakukan operasi hingga menyebabkan pasien meninggal.
Hasil investigasi yang kemudian dilakukan kepolisian juga menunjukkan, dokter Lakhani memang mabuk saat itu. Dr. Lakhani kemudian ditahan oleh kepolisian.
Kami di theAsianparent, mengucapkan turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas kematian Kamini dan sang bayi. Semoga keadilan bisa ditegakkan untuk mereka.
Risiko dan kecelakaan saat operasi caesar: Seberapa umumkah?
Jika Bunda yang sedang membaca ini adalah seorang ibu hamil yang berencana untuk melahirkan secara caesar. Mungkin berita tentang kematian saat operasi caesar ini akan membuat Anda sangat cemas.
Namun, Bunda tidak perlu terlalu khawatir. Operasi caesar adalah salah satu operasi yang paling umum dilakukan di seluruh dunia setiap harinya. Namun, sama dengan operasi apa pun, ada baiknya Bunda mengetahuo beberapa risiko dari prosedur ini.
- Infeksi. Infeksi dapat terjadi di sepanjang luka sayatan, di dalam rahim, dan di organ panggul lainnya (seperti kandung kemih).
- Risiko perdarahan atau kehilangan darah meningkat. Anda akan kehilangan lebih banyak darah saat menjalani persalinan sesar, dibandingkan dengan persalinan pervaginam(normal). Hal ini dapat menyebabkan anemia atau transfusi darah.
- Cedera pada organ. Persalinan caesar memungkinkan seseorang mengalami cedera pada organ lain, seperti usus atau kandung kemih (2 kejadian per 1002 persalinan caesar).
- Adhesi. Jaringan parut dapat terbentuk di dalam daerah panggul, menyebabkan penyumbatan dan rasa sakit. Adhesi juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan di masa depan, seperti plasenta previa atau solusio plasenta.
- Lebih lama dirawat di rumah sakit. Setelah sesar, Anda mungkin akan dirawat di rumah sakit antara 3-5 hari setelah kelahiran (lebih lama dari persalinan normal). Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan setelah sesar juga cukup lama dibandingkan dengan persalinan pervaginam.
- Reaksi terhadap obat-obatan. Mungkin ada reaksi negatif terhadap anestesi yang diberikan selama sesar.
- Risiko operasi tambahan. Jika terjadi masalah setelah operasi sesar, Anda bisa saja menjalani histerektomi(pengangkatan rahim), perbaikan kandung kemih atau operasi sesar lainnya.
- Kematian ibu. Angka kematian ibu untuk sesar lebih tinggi dibandingkan dengan kelahiran pervaginam.
- Reaksi emosional. Beberapa wanita yang pernah menjalani operasi sesar melaporkan perasaan negatif tentang pengalaman melahirkan mereka.
Artikel terkait: 10 Hal yang Dialami Ibu Saat Menjalani Operasi Cesar dan Tips Menghadapinya
Kasus ibu meninggal saat melahirkan
Prosedur operasi caesar sebenarnya aman dilakukan, dan banyak juga ibu yang menjalaninya tetap bisa melahirkan dengan selamat dan bayi lahir dengan sehat. Sayangnya, dalam kasus ini, Kamini harus kehilangan nyawa juga bayinya akibat kelalaian dokter yang menjalankan tugas saat sedang mabuk.
Kasus kematian ibu saat melahirkan memang banyak terjadi. Melansir dari laman Verywell, data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 300 ribu ibu meninggal karena masalah yang muncul di masa kehamilan dan persalinan. Dengan rata-rata, setiap harinya ada 830 ibu meninggal saat melahirkan.
Sebanyak 99% dari para ibu hidup di negara berkembang, dan berada dalam kemiskinan. Dalam beberapa kasus, tingkat kematian ibu saat melahirkan 1 berbanding 15. Dan ironisnya, kebanyakan penyebab kematian tersebut sebenarnya bisa dihindari, seperti dalam kasus ibu Kamini tadi.
Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Baca juga:
Ditolak cesar oleh dokter, ibu ini meninggal 8 jam setelah melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.