Kasus anak yang meninggal pasca vaksin rubella membuat geger warga Bogor. Siswi kelas 6 SD yang diketahui bernama Ghina N. Yasmin itu mengalami kelumpuhan hanya selang beberapa hari setelah imunisasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah memberikan vaksin rubella secara gratis untuk anak-anak usia 9-15 tahun untuk mencegah terjadinya penyakit campak Jerman yang mematikan.
Selengkapnya: Vaksin Rubella Gratis Tersedia Agustus-September 2017
Berdasarkan penuturan keluarga, Ghina diberi imunisasi rubella pada tanggal 9 Agustus 2017. Beberapa hari kemudian, dia menampakkan kondisi tidak sehat.
“Tiga hari pasca disuntik vaksinasi anak saya mengalami buang air besar hebat 2 hari, setelah itu anak saya sekolah seperti biasa tetapi sambil kakinya diseret, ketika saya tanyakan katanya kakinya sakit,” tutur Mimi Dahlia, ibu Ghina seperti dikutip dari Pojok Jabar
“Sebelum disuntik anak saya baik-baik saja dan sehat, tidak ada yang aneh pada diri anak saya, tetapi pasca disuntik kok malah anak saya sakit,” tambahnya.
Seminggu kemudian Ghina tidak bisa berjalan sama sekali. Siswi SDN Sentul I Bogor ini pun dibawa ke rumah sakit.
Sayangnya, beberapa rumah sakit menolak merawat Ghina setelah disebutkan bahwa lumpuhnya Ghina terjadi setelah imunisasi.
“Baru kemudian kami ke Sentra Medika diterima dan di sana anak saya meninggal setelah sempat dirawat,” ujar sang ibu dengan pilu.
Ghina meninggal pasca vaksin rubella, benarkah akibat imunisasi?
Kasus Ghina yang meninggal pasca vaksin rubella ini sontak menjadi perhatian semua warga Bogor. Dinas Kesehatan Bogor pun angkat bicara.
Hal ini disampaikan oleh Agus Fauzi, kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit. Dia membantah bahwa Ghina meninggal pasca vaksin rubella disebabkan oleh efek samping vaksin.
Hasil pemeriksaan medis serta laboratorium menunjukkan Ghina mengalami infeksi otak dan infeksi paru-paru.
“Hasil lab memunjukkan adanya cairan otak yang keruh. Artinya tanda infeksi didukung hasil MRI. Makanya tim dokter spesialis menyimpulkan ini karena infeksi otak,” ujar Agus.
Pihak keluarga Ghina pun mengaku bahwa gadis yang baru menginjak usia 11 tahun itu memiliki riwayat penyakit flek lima tahun lalu. Namun Ghina telah dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan.
Yudi, paman Ghina menuturkan bahwa pihak keluarga merasa kecewa karena wali murid tidak diinformasikan mengenai pemberian vaksin rubella ini.
“Proses imunisasi yang dilakukan di sekolah itu tanpa ada pemberitahuan dulu ke orangtua, setidaknya ditanyakan dulu kepada keluarga apakah ada riwayat penyakit atau tidak,” keluhnya seperti dikutip dari Tribunnews.
Pihak keluarga tidak menyalahkan vaksin sebagai penyebab sakitnya Ghina hingga meninggal, namun mereka menyatakan bahwa Ghina terlihat sehat sebelum meneria imunisasi. Ghina langsung jatuh sakit setelah disuntik vaksin rubella di sekolahnya.
Yudi menambahkan agar pihak dinas kesehatan dan sekolah melakukan pemeriksaan kesehatan atau menanyakan riwayat kesehatan siswa sebelum memberinya vaksin. Harapanya kasus anak meninggal pasca imunisasi tidak terulang lagi.
Agus Fauzi menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi soal imunisasi campak rubella ini jauh-jauh hari, sejak rencana pemberian vaksin ini digulirkan. Mereka juga melakukan audit terhadap 7 anak lain yang disuntik dari satu botol vaksin yang sama dengan Ghina.
Hasilnya, ketujuh anak lainnya tidak memiliki masalah kesehatan. Jadi, tidak ada masalah dengan vaksinnya.
Meski demikian, sebagai perwakilan pemerintah menyatakan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ghina.
“Kami atas nama pemerintah turut berduka atas meninggalnya Gina, semoga ke depan kejadian ini tidak terjadi lagi.”
Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak terulang di masa depan. Bagi Parents yang memiliki anak dengan riwayat penyakit kronis, informasikan pihak sekolah mengenai riwayat kesehatannya.
Parents juga perlu berkonsultasi dengan dokter atau bidan apakah aman memberi anak imunisasi dengan melihat riwayat penyakitnya.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Tanggapan Dokter soal Anak Lumpuh Pasca Imunisasi Campak dan Rubella (MR)
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.