Pasca mewabahnya virus corona, kondisi Wuhan saat ini masih menjadi perhatian seluruh dunia. Belum lama ini kisah memilukan terjadi pada seorang remaja difabel penyandang cerebral palsy. Ia ditemukan meninggal kelaparan akibat sang ayah harus menjalani karantina karena dicurigai terinfeksi virus corona.
Remaja Cerebral Palsy meninggal kelaparan setelah ayah dan adiknya dikarantina
Yan Cheng (16) ditemukan meninggal dunia pada Rabu pekan lalu (29/1/2020) seminggu setelah ayahnya, Yan Xiaowen dan adik laki-lakinya yang autis berusia 11 tahun ditempatkan di karantina.
Yan Cheng, ayahnya Yan Xiaowen (49) dan adik laki-lakinya itu baru saja melakukan perjalanan dari Wuhan pada 17 Januari. Mereka berniat untuk merayakan Tahun Baru Imlek di desa leluhur keluarga di kota Huahe, kabupaten Hongan. Desa tersebut berada sedkitar 150 km dari China Tengah, kota tempat virus corona pertama kali dilaporkan.
Tiga hari setelah sampai, sang ayah dan adiknya menderita demam sampai pihak berwenang mencurigai mereka terjangkit virus corona. Akhirnya, ayah dan adik laki-laki Cheng pun dikarantina.
Namun malang, Cheng ditinggalkan sendirian di rumah tanpa ada yang menemani di rumah tanpa perawatan, dan tidak diberikan makanan bahkan minum.
Artikel terkait: Pasien di Jakarta diduga terjangkit virus corona, Menkes: “Masyarakat harus waspada”
Remaja difabel berusia 16 tahun di China dilaporkan meninggal kelaparan karena tudak terusus selama ayah dan adiknya dikarantina. Sumber foto: Weibo via BBC News.
Sang ayah sempat meminta tolong pada warga untuk merawat putranya
Yan Xiaowen sempat meminta tolong pada warga untuk mengurusi putranya itu. Sayangnya, permintaan tolong dengan judul “sebuah permohonan dari ayah yang didiagnosa dengan virus corona” terlambat diketahui.
“Tolong berikan anak saya makan dan air,” katanya sambil menangis, dari postingan Weibo via BBC.
Ia juga menjelaskan kalau anaknya mengalami cerebral palsy atau kelainan yang memengaruhi gerakan, tonus otot, ataupun postur yang disebabkan oleh kerusakan pada otak yang belum matang.
Remaja berusia 16 tahun itu tidak bisa berbicara, berjalan, atau makan sendiri. Karena itulah ia tak bisa melakukan aktivitas apa pun tanpa bantuan orang lain.
Berdasarkan keterangan pemerintah Hongan Country, mereka membenarkan kalau Cheng meninggal sepekan sejak ayahnya diisolasi.
“Jadi, dia memercayakan kerabat, pengurus maupun dokter desa untuk melihat dan merawat anaknya,” seperti dalam pernyataan pemerintah Hongan.
Pejabat dan partai lokal dipecat akibat kasus ini
Karena kelalaian ini, walikota di kota HUanjiahe dan pejabat dari partai lokal dipecat. Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas meninggalnya Yan Cheng.
Artikel terkait: Hati-hati! Virus korona dari Wuhan kian menyebar, ini langkah pencegahan yang perlu dilakukan
Sumber foto: Chinatopix via AP via CNN Indonesia)
Kondisi terkini virus corona di Wuhan, China
Mengutip dari CNN Indonesia, hingga Rabu (5/2) tercatat korban meninggal dunia akibat infeksi cirus corona sudah mencapai 490 orang di seluruh dunia.
Bahkan dalam sehari, ada 65 orang di Provinsi Hubei meninggal akibat virus corona. Sedangkan, kabar dari AFP, dalam sehari penyebaran virus corona di Provinsi Hubei dikonfirmasi sudah bertambah sebanyak 3.887 kasus baru. Di seluruh dunia, penyebaran virus ini mencapai 24.324.
Di Hubei, pemerintah setempat mengatakan sekitar 12.627 pasien sudah mendapatkan perawatan yang intensif. Namun ada sekitar 771 korban diantaranya dinyatakan dalam kondisi kritis.
Karena penyebaran virus ini sangat masif, pemerintah China mengaku kewalahan untuk memenuhi peralatan medis dan masker. Pemerintah sejumlah provinsi di China, termasuk Guandong akhirnya meminta agar pemerintah pusat membantu menyediakan masker. Jelas saja, sebab pemerintah lokal mewajibkan warganya untuk mengenakan masker.
Warga di Hong Kong, China sedang mengantre di depan sebuah toko farmasi untuk membeli masker. Sumber foto: Republika
Di Wuhan, dua rumah sakit darurat sejauh ini dinyatakan siap untuk menampung dan merawat pasien. Diketahui, masing-masing rumah sakit itu siap menampung pasien hingga 1.000 dan 1.600 orang.
Karena penyebaran virus corona semakin besar, pemerintah China berencana menambah tiga rumah sakit darurat untuk kebutuhan perawatan.
Rumah sakit darurat yang akan dibangun kali ini merupakan bangunan stadion dan ruang pameran yang berada di Distrik Jianghan, Wuchang, dan Dongxihu.
Semoga tidak ada lagi berita memilukan seperti yang dialami oleh Yan Cheng ya, Bunda. Kita doakan semoga mewabahnay virus corona ini segera berakhir.
***
Referensi: CNN, Kompas, Republika
Baca juga
Risiko virus corona bagi ibu hamil dan anak, benarkah sangat berbahaya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.