Awan duka menyelubungi sebuah keluarga di Boyolali, kakak beradik berusia 9 dan 5 tahun meninggal karena obat kutu, yang ternyata mengandung racun berbahaya. Sedangkan ibu dan kakak mereka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Akhir Rustiyani, sang ibu, awalnya memberikan obat kutu pada hari Jumat (25/08), pukul sembilan malam pada ketiga putrinya. Klarissa (12 tahun), Shaqilla (9 tahun) dan Khamila (5 tahun)
Jawapos melaporkan, satu jam setelah memakai obat kutu tersebut, Rustiyani dan ketiga anaknya merasa mual, pusing dan lemas. Karena kondisi mereka memburuk, pukul 11 malam keempatnya dibawa ke rumah sakit.
Sayangnya, si kecil Shaqilla yang masih duduk di kelas 3 SD harus menghembuskan nafas terakhir beberapa jam kemudian, pada hari Sabtu dini hari. Disusul kemudian oleh sang adik, Khamilla yang meninggal sore harinya.
Sang ibu Rustiyani dan Klarissa masih menjalani perawatan di rumah sakit. Tak terkatakan duka yang menyelimuti keluarga mereka, atas kehilangan dua gadis kecil yang begitu berharga. Mereka meninggal karena obat kutu yang diniatkan untuk membebaskan mereka dari parasit rambut tersebut.
Usut punya usut, ternyata obat kutu yang mereka gunakan mengandung racun insektisida. Salah satu jenis pestisida yang digunakan untuk mengusir hama merek Diazinon. Pihak keluarga mengatakan, obat kutu beracun tersebut dibelikan oleh salah satu tetangga.
Melalui penyelidikan polisi, diketahui obat hama tersebut dimasukkan ke dalam botol pewarna makanan setelah lebih dulu dicampur air. Diazinon adalah jenis pestisida yang digunakan untuk membasmi hama tanaman seperti kutu loncat, kutu putih dan hama pengisap buah kakao.
Foto mendiang anak-anak yang meninggal karena obat kutu. sumber: tribunnews
Kasus anak yang meninggal karena obat kutu ini menjadi peringatan keras bagi semua orangtua, agar tidak sembarangan menggunakan bahan kimia pada anak. Apalagi jika mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa menimbulkan keracunan dan alergi.
Kutu rambut adalah sejenis parasit yang hidup di rambut kepala, menghisap darah untuk hidup. Kehadirannya memang bisa sangat menganggu, karena membuat kepala gatal luar biasa.
Mendiang Shaqilla juga harus menahan malu karena diejek teman-teman sekolahnya akibat rambut yang kutuan. Usaha orangtuanya untuk menghilangkan kutu di rambutnya justru berujung petaka.
Tubuh anak-anak masih belum matang sistem imunnya, sehingga belum bisa menangkal racun yang masuk lewat kulit kepala. Karenanya Parents harus super hati-hati saat ingin menggunakan obat kutu yang mengandung bahan kimia.
Alternatif aman membasmi kutu rambut
Agar hal ini tidak terjadi pada keluarga kita, sebaiknya gunakan cara alami untuk menghilangkan kutu rambut. Berikut ini adalah beberapa obat alami untuk mengatasi kutu rambut yang bisa Anda praktikkan di rumah.
- Asam cuka yang dicampur minyak kelapa. Oleskan pada rambut hingga merata saat malam, biarkan semalaman dan bilas dengan keramas keesokan harinya. Lakukan dua kali seminggu.
- Bawang putih yang dihancurkan, kemudian dicampur air putih dan disaring. Gunakan ampasnya untuk membaluri rambut yang kutuan. Biarkan dua jam, lalu bilas dengan air hangat dan sampo.
- Mayones yang dioleskan ke seluruh rambut dan kulit kepala, hingga seperti masker. Tutup dengan handuk, biarkan selama kurang lebih 6 jam. Bilas dengan keramas dan keringkan.
- Perasan lemon yang dicampur air bersih. Tuang larutan lemon ke kulit kepala, biarkan 30 menit. Lakukan dua kali seminggu, hingga kutu benar-benar hilang.
Berhati-hatilah saat menggunakan apapun yang mengandung bahan kimia pada anak. Terutama jika Anda tidak mengetahui secara pasti apa saja kandungannya.
Anak adalah permata berharga, menjaganya adalak kewajiban orangtua. Semoga peristiwa anak meninggal karena obat kutu ini bisa menjadi peringatan bagi kita semua.
Baca juga:
Mengapa Kutu Rambut Jadi Perhatian Guru di Belanda?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.