Tak Selalu Buruk, Ini 6 Keuntungan Menikah di Usia 30 Tahun

Siapa bilang buruk, ini dia deretan keuntungan menikah di usia 30 tahun!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Zaman telah berubah, ada banyak orang yang memilih menikah di usia 30 tahun atau lebih dengan beragam alasan. Apakah Parents salah satunya? Menikah di usia yang terbilang matang bukanlah kesalahan, mengingat diperlukan kesiapan dalam berbagai hal sebelum memutuskan melaju ke jenjang pernikahan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Pew Research Center Report pada 2019, terdapat perbedaan usia antara laki-laki dan perempuan memutuskan menikah: 28 tahun untuk perempuan dan 30 tahun untuk laki-laki. Bagaimanapun, penelitian ini bukanlah rujukan kapan seseorang sebaiknya menikah.

Sayangnya, julukan perawan tua yang mendarah daging kerap membuat perempuan malu dan akhirnya buru-buru menikah. Padahal, ada beragam keuntungan yang akan dirasakan bagi Anda yang menikah saat usia sudah menginjak 30 tahun.

Keuntungan Menikah di Usia 30 Tahun

1. Lebih berpengalaman dalam hubungan percintaan

Alasan utama mengapa 30 tahun adalah usia yang pas untuk menikah adalah karena usia ini merupakan fase Anda sudah menemukan sosok untuk bersama menjalani hubungan serius.

“Setelah usia tertentu, perempuan cenderung memiliki tingkat kematangan emosi yang lebih tinggi. Anda memiliki rentang pengalaman yang lebih luas untuk mengevaluasi calon pasangan seperti apa yang diinginkan," ungkap Dr. Peter Pearson, salah satu pendiri the Couples Institute.

Senada dengan Pearson, Lexa Bender, MA selaku Penasihat Kesehatan Mental Terdaftar dan Terapis Terdaftar Pernikahan dan Keluarga juga menyebutkan hal serupa. Pengalaman saat menjalin hubungan sejatinya menjadi pembelajaran bagi Anda menelaah apa yang dapat dijalankan dalam hubungan. Pengalaman juga akan membuat hubungan lebih berkompromi dan menerima pasangan seutuhnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Puas mengenyam bangku pendidikan

Ingin menyelesaikan pendidikan mumpuni menjadi alasan kebanyakan pasangan memutuskan menunda pernikahan. Menginjak usia 30, biasanya sebagian besar orang sudah menyelesaikan jenjang pendidikan tinggi yang diinginkan. Kuliah sambil mengurus rumah tangga ibarat dilema jika dijalankan bersamaan, dan biasanya salah satu akan dikorbankan.

"Di masa lalu, lebih banyak laki-laki yang memilih mengejar pendidikan tinggi. Namun, era modern mengubah semuanya. Perempuan juga memiliki tujuan untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya," sambung Bender.

Dunia pendidikan saat ini semakin memudahkan dengan banyaknya program yang memungkinkan seseorang kuliah sambil bekerja sehingga menjadi pilihan sebelum memantapkan diri menikah.

Artikel terkait: Menikah di Usia 30 Tahun, Nycta Gina: "Sempat Malu, Tapi Aku Tak Menyesal"

3. Tidak tertekan untuk segera memiliki anak

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, tak sedikit pasangan yang memilih menunda memiliki keturunan hingga rentang usia 30-34 tahun. Beragam alasan mencuat, misalnya ingin mempersiapkan diri menjadi orangtua yang lebih baik serta persiapan dana untuk anak kelak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Kita saat ini tinggal di lingkup sosial yang mana tidak lagi memaksa perempuan untuk segera memiliki anak. Alasannya beragam, salah satunya karena mereka masih perlu membekali diri dan apakah memang berniat memiliki anak," ungkap Dana McNeil, MA, Terapis Berlisensi Pernikahan dan Keluarga di San Diego, California.

4. Stabil secara finansial

Menikah di usia 30 tahun juga menjadi pilihan karena pada fase ini jenjang karir sudah meningkat, sehingga Anda sudah lebih mandiri secara finansial. Kemandirian finansial otomatis membuat Anda lebih fokus dan percaya diri membangun keluarga.

"Kebanyakan orang tentunya menginginkan stabilitas keuangan sebelum mereka merasa cukup aman untuk menikah. Sebisa mungkin aneka masalah keuangan diselesaikan sebelum menikah; mulai dari pinjaman atau hutang," tegas Bender.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Memiliki identitas yang lebih kuat

Tak bisa dipungkiri, budaya ketimuran yang kental membuat banyak anak masih diatur di segala aspek, kendati sebenarnya sudah dewasa. Mulai dari kebijakan finansial hingga hal sepele terkait sosok pasangan ideal. Orangtua, sanak saudara, hingga kerabat dekat seolah merasa berhak menjadi hakim untuk menentukan aspek kehidupan kita.

Artikel terkait: "8 Tahun Menikah Ibuku Selalu Ikut Campur, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?"

Nah, usia 30 tahun menjadi momentum Anda bisa berdiri di kaki sendiri. Usia ini menjadikan seseorang sejatinya memiliki pendapat dan prinsip untuk Anda menjalani hidup. Keteguhan pendirian dalam segala aspek, tak terkecuali menikah akan mulai sulit diterobos lingkup sosial.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Usia 30 tahun membuat Anda sebatas mendengarkan kemudian mempertimbangkan masukan sekitar, namun bukan berarti menelan mentah-mentah sebagai jalan mengambil keputusan.

Di sinilah Anda bisa mantap memutuskan hal krusial dalam pernikahan; pernikahan seperti apa yang diinginkan, berapa anak yang akan dimiliki nantinya, hingga akan tinggal di mana setelah menikah.

6. Lebih dewasa

Masih remaja hingga kurun usia 20-an menjadikan Anda bertengkar dengan pasangan karena hal yang sepele. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman dalam menjalin hubungan, pertengkaran karena hal kecil dapat dihindari.

Keseriusan menjajaki hubungan membuat komunikasi berjalan lancar. Pertengkaran seputar telat menjemput kini berubah pada hal yang bersifat prinsip dan kedepannya bisa diselesaikan dengan baik. Kedewasaan dan kemampuan komunikasi dua arah inilah yang menjadi salah satu kunci keberhasilan rumah tangga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Itu dia deretan keuntungan menikah di usia 30 tahun, ketetapan hati dan kemantapan menikah dengan orang yang tepat haruslah menjadi pertimbangan utama. Semoga informasi ini bermanfaat!

Sumber: Time, Wedding Wire

Baca juga : 

id.theasianparent.com/rahasia-pernikahan-bahagia