5 Tips Mengenalkan Sains pada Anak Lewat Peristiwa Sehari-hari

Tak perlu peralatan ribet, cukup dengan hal-hal yang kita temui dalam keseharian kita.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengenalkan sains pada anak tidak perlu membayangkan sebuah laboratorium dengan segala kerumitan untuk menjelaskannya. Sains ada di sekitar kita. Setiap fenomena alam dan kejadian sehari-hari adalah bagian dari sains. Bagaimana hujan terjadi, bagaimana pelangi terbentuk, mengapa air dapat menguap, mengapa benda jatuh ke bawah, dan masih banyak lagi. Parents bisa memulai dari hal yang paling sederhana yang terdapat di sekitar.

Pada dasarnya anak-anak penuh dengan keingintahuan yang besar, mereka senang mengamati sesuatu yang menurut mereka menarik untuk diamati. Ada yang memang senang bertanya untuk memuaskan kepenasaranannya, ada yang hanya senang memperhatikan, ada juga yang hanya tertarik sepintas saja. Parents bisa mengenalkan sains pada anak sekaligus menggali minat anak terhadap sains dengan 5 cara ini.

1. Ajari Anak untuk Peka Terhadap Sekitar

Bagi kita, kejadian sehari-hari adalah hal biasa yang luput dari perhatian. Misalnya rutinitas menyeduh kopi atau teh manis di pagi hari bukanlah hal yang spesial, sehingga tidak ada alasan untuk menjelaskan hal tersebut. Cobalah sesekali ajak anak untuk sebentar mengamati mengapa warna air bening berubah hitam atau coklat ketika ditambahkan kopi atau teh.

Atau ketika Parents sedang memasak air atau membuat es batu, tunjukkanlah pada anak bahwa es ini tadinya berbentuk cair, setelah dimasukkan freezer, berubah menjadi padat, sebaliknya ketika air dipanaskan di panci, lama-lama air menyusut dan berubah menjadi uap.

Pancing anak untuk lebih observatif dan kritis dengan bercerita tentang hal-hal yang “biasa” terjadi sehari-hari, sambil menunjukkan peristiwanya, “Kakak, coba perhatikan deh cangkir kopi ayah, kenapa bisa ada uapnya ya?”. Mungkin anak akan menjawab sesuai dengan pengetahuan mereka, bisa juga menjawab tidak tahu, tetapi mereka akan jadi lebih memperhatikan (mulai aware).

Parents bisa gunakan kesempatan ini untuk memberi jawaban yang scientific, tetapi tetap disesuaikan dengan usia anak. Misalnya untuk usia 8-9 tahun, Parents bisa memberi jawaban, “Karena kopinya masih panas, sifat air kan kalau dipanaskan, dia berubah bentuk jadi gas/uap.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Parents, Inilah 5 Cara Agar Anak Menyukai Sains yang Bisa Anda Terapkan

2. Pelihara Jiwa Kritisnya

Anak yang mulai peka akan senang mengamati fenomena di sekitarnya, dan tentunya memiliki sejuta pertanyaan tentang mengapa ini dan itu terjadi. Jangan sepelekan pertanyaannya, seremeh apapun. Dorong anak untuk selalu memperluas wawasannya, baik dengan bertanya, membaca atau mencari tahu di internet.

Selain dari buku, anak-anak zaman sekarang lebih senang mencari jawaban dengan browsing di internet. Pastikan Parents mendampingi anak untuk mencari jawaban pada sumber yang terpercaya. Jika anak sudah cukup besar untuk browsing sendiri, ajarkan untuk membuat kata kunci (keyword) yang tepat pada mesin pencarian, sehingga jawabannya lebih terarah.

Arahkan juga anak untuk selalu mencari sumber terpercaya. Saat ini sudah banyak situs edukasi yang terpercaya, biasanya penulisnya memang memiliki latar belakang di bidang tersebut.

3. Pahami Tindakannya Sebagai Rasa Ingin Tahu

Banyak sekali tindakan anak-anak yang mungkin membuat Parents langsung marah karena menyebabkan barang rusak seperti membongkar barang/mainan elektronik atau memainkan dengan cara yang tidak semestinya. Padahal pada dasarnya anak-anak melakukannya karena penasaran.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada cara yang lebih baik untuk mengarahkan anak dibanding memarahi atau melarangnya. Bagi anak yang memiliki rasa penasaranan yang tinggi, semakin dilarang malah semakin penasaran.

Ada beberapa hal yang dapat Parents lakukan. Pertama, pahami tindakan anak sebagai proses eksplorasi dan belajar sebab akibat. Kedua, sekalian saja terangkan apa saja yang sudah dia bongkar. Biasanya anak hanya ingin tahu apa isi dalam mainan (misalnya mobil-mobilan) yang membuatnya bisa bergerak, bagian-bagian apa saja yang membentuk sebuah mobil, dan sebagainya.

Untuk anak yang lebih kecil, misalnya usia balita, kita bisa melihat rasa ingin tahu dari perilakunya. Seringkali kita melihat seorang balita begitu terpukau dengan suatu benda dan penasaran dengan hal itu, adakalanya dia mengigit, melempar, menggoyang-goyangkan benda itu untuk melihat efeknya. Secara insting mereka sedang mengeksplorasi untuk melihat proses sebab akibat.

Artikel terkait: 5 Permainan Sains dan teknologi untuk anak, yuk buat sendiri di rumah!

4. Mengenalkan Sains pada Anak di Setiap Kesempatan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernahkah Parents melihat anak-anak yang senang menjatuhkan benda-benda dari ketinggian, atau melempar benda-benda ke atas? Jangan langsung menegur anak untuk berhenti atau melarangnya, tetapi arahkan anak untuk melakukannya dengan aman.

Misalnya, benda yang dijatuhkan jangan yang berat atau keras, boleh boneka kecil atau bola plastik yang tidak memantul, dan pastikan tidak mengenai orang atau benda lain.

Ini adalah kesempatan untuk mengenalkan sains. Untuk anak usia 4-6 tahun, Parents sudah bisa mengenalkan banyak kosa kata baru, walaupun secara konteks belum waktunya dijelaskan. Misalnya Parents bisa katakan, “Wah, bolanya jatuh ke bawah, yuk lempar lagi bola yang lain. Ini namanya mainan gravitasi.”

Artikel terkait: 4 Eksperimen Sains Sederhana yang Bisa Anak Lakukan di Rumah, Yuk Coba!

5. Buat Percobaan Sederhana

Percobaan bisa dilakukan oleh anak usia balita sampai usia sekolah, mulai dari yang sederhana sampai yang memerlukan bahan khusus atau pengawasan dari Parents. Pastikan Parents mendampingi anak-anak pada waktu melakukan percobaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat ini banyak referensi percobaan sains untuk anak-anak yang bisa Parents cari di internet. Misalnya untuk pra sekolah, Parents bisa bermain benda mengapung dan tenggelam sambil mandi. Untuk usia sekolah bisa mengenalkan konsep yang lebih kompleks lagi, misalnya tentang berat jenis dengan telur dan air garam.

Dari percobaan-percobaan kecil, anak akan tertarik untuk mengeksplor hal-hal yang lebih besar lagi. Nah, itulah 5 tips yang bisa Parents coba untuk mengenalkan sains pada anak dan membangkitkan minat mereka lewat peristiwa sehari-hari yang ada di sekitar kita. Selamat mencoba!

Ditulis oleh Frederika Astrid, UGC Contributor theAsianparent.com

Artikel UGC lainnya:

4 Kiat Berbagi Peran dalam Keluarga untuk Jaga Kesehatan Jiwa Selama Pandemi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seni Memberi Hukuman Agar Anak Belajar dari Kesalahan

4 Cara Belajar Mengaji yang Aman untuk Anak-anak Kita