Kami memilih untuk mengenalkan buku pada si kecil sejak dini. Sebab, kami yakin keterampilan dasar dalam belajar yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah membaca, menulis, dan berhitung (calistung), meski tak semua orang tua setuju dengan hal ini dan lebih yakin bahwa anak balita sebaiknya dibiarkan bermain dan tidak diminta belajar baca dan hitung terlalu dini.
Menurut kami, membaca menjadi penting karena dalam proses membaca, anak juga akan belajar menulis dan menghitung. Membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa lepas dari buku, meskipun secara luas membaca tidak sekedar berkaitan dengan buku.
Namun saat ini kami hendak memfokuskan pada aktivitas membaca buku yang pernah kami lakukan bersama dengan anak kami sejak usia 6 bulan dan saat ini berusia 5 tahun. Ya, sedini mungkin kami mengenalkan buku kepada si kecil dengan beberapa alasan, yakni:
1. Berharap si kecil (pada waktu itu) lebih mengenal kami melalui suara
2. Kami ingin menerapkan kebiasan membaca sebagi sebuah kebutuhan bukan hanya sebatas keharusan
3. Buku menjadi sarana yang memiliki multi manfaat bagi kehidupannya kelak
Yang kami lakukan ini berdasarkan proses belajar mandiri dari artikel, jurnal, dan miniseminar parenting agar si kecil “suka” dengan buku.
1. Mulai mengenalkan buku pada si kecil saat usia 6 bulan – 1,5 tahun
Kami dengan sengaja membeli buku cerita pendek dan fabel dengan gambar ilustrasi lebih banyak dan lebih besar daripada teks. Secara rutin, kami membacakan dengan teknik read aloud, menggunakan suara-suara lucu.
Kadang, teks bacaan kami nyanyikan dengan lagu yang kami buat sendiri atau menggunakan nada dari lagu anak-anak seperti Lagu Burung Kakak Tua atau Topi Saya Bundar. Saat pertama kali mencoba memang terasa canggung namun lama-kelamaan akan terbiasa.
2. Saat usia 1,5 – 3 tahun
Saat si kecil mulai berbicara, kami menggunakan buku yang sudah mulai memperkenalkan konsep dasar angka, huruf, bentuk, dan warna. Untuk cara membacakannya kami mulai mengurangi menggunakan lagu seperti saat dia berusia di bawah 1,5 tahun.
Kami mulai mengenalkan tokoh dan karakter dalam buku cerita secara berulang-ulang, berharap si kecil bisa mulai mengenali tokoh cerita. Kami masih menggunakan buku dengan gambar yang lebih banyak dan besar daripada teks.
Selain itu, kami juga memilih halaman buku kertas tebal sehingga anak kami bisa mengakses untuk membuka halaman demi halaman dengan mudah, tanpa khawatir robek. Tapi yang menjadi penting bagi kami adalah isi buku menampilkan banyak warna. Saat itu kami menggunakan buku terbitan Rabbit Hole.
Artikel terkait: Pengalamanku Praktikkan 5 Cara Mengajari Anak Membaca Sejak Dini Tanpa Paksaan
3. Saat usia 3 – 5 tahun
Di usia ini, kami mulai berani menggunakan buku dengan komposisi seimbang antara gambar ilustrasi dan teks. Meskipun kami juga kadang masih menggunakan buku-buku lama untuk sekedar merangsang ingatan si kecil tentang tokoh-tokoh yang pernah dikenali.
Selama 2 tahun terakhir kami menggunakan Living Books agar anak kami suka buku sekaligus menjaga konsistensi kami untuk gemar membaca sehingga aktivitas “suka” buku benar-benar menjadi keteladanan dari orang tua kepada anak.
Kami bersyukur sampai di usia yang ke-5 si kecil masih konsisten dengan aktivitas “suka” buku. Setiap malam sebelum tidur, dia akan mengambil buku-buku kesukaannya untuk dibaca bersama.
Hal tidak baik yang kami alami selama ini adalah rasa bosan saat si kecil mau membaca buku yang sama berulang kali karena menghafal buku adalah langkah penting sebelum si kecil bisa membaca. Meskipun begitu kami tetap berusaha menawarkan buku yang beragam saat dia hendak membaca. Tantangan saat ini adalah kami sedang mendapinginya untuk persiapan membaca, atau benar-benar mengeja.
Demikianlah pengalaman singkat kami mengenalkan buku pada si kecil. Semoga hal ini bisa bermanfaat bagi Parents.
Artikel terkait: Kapankah Anak Siap Belajar Membaca? Cobalah Kuis “Empat” Ini
Ditulis oleh Yanes Langendriyo, UGC Contributor theAsianparent.com
Artikel UGC lainnya:
Sebaiknya Tak Sembarangan, Begini Kegiatan Menggambar yang Sesuai Perkembangan Anak
Bikin Kaget Sekaligus Geli! 5 Kebiasaan Suamiku yang Baru Terungkap setelah Menikah
Anakku Histeris saat Aku BAB di Toilet, Apa yang Terjadi Padanya?