Parents mungkin kerap bertanya-tanya, apakah insisi tongue tie pada bayi perlu dilakukan?
Tongue tie atau tongue tied (ankyloglossia) adalah kondisi kelainan organ mulut yang menyebabkan lidah dan mulut sulit bergerak.
Penyebabnya adalah kondisi frenulum lidah yang terlalu pendek, kencang, dan kaku. Frenulum sendiri merupakan jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah yang terhubung pada dasar mulut, Parents.
Nah, kondisi frenulum lidah yang terlalu pendek atau tongue tie ini memang cukup sering ditemui pada bayi baru lahir.
Pada bayi, tongue tie membuat pelekatan antara mulut bayi dan payudara Bunda menjadi tidak sempurna. Akibatnya, bayi tidak mendapat air susu cukup yang kemudian menyebabkan asupan nutrisinya kurang.
Kondisi ini juga mengakibatkan payudara dan puting Bunda menjadi sakit akibat air susu yang tidak terhisap dengan benar, serta mengakibatkan puting lecet karena pelekatan menyusui tidak sempurna.
Maka itu, beberapa orang tua kerap mempertimbangkan prosedur insisi untuk mengatasi masalah tongue tie pada bayi.
Artikel Terkait: Penyebab dan Gejala Tongue-Tie, Kondisi yang Sebabkan Bayi Sulit Menyusu
Insisi Tongue Tie pada Bayi
Insisi sendiri adalah tindakan bedah yang melibatkan potongan pada kulit atau jaringan tubuh. Pada kasus tongue tie, prosedur bedah yang umum dilakukan adalah frenotomy dan frenuloplasty.
Bedah frenotomi dilakukan dengan cara memotong frenulum dengan pisau bedah, laser, atau gunting steril. Dokter akan menggunting bagian bawah lidah yang terikat sehingga lidah lebih leluasa untuk bergerak nantinya. Biasanya, operasi frenotopi dilakukan pada kondisi tongue tie yang tergolong ringan.
Sementara itu, bedah frenuloplasty adalah operasi yang biasanya dilakukan pada anak yang usianya lebih besar, dengan kondisi frenulum yang hendak dipotong terlalu tebal.
Lantas, apakah insisi tongue tie ini perlu dilakukan pada setiap bayi yang mengalaminya?
Jawabannya adalah tidak, ya, Parents. Hal ini pun dijelaskan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahwa tidak semua kondisi tongue tie memerlukan tindakan bedah.
Selagi bayi yang masih mengalami tongue tie masih bisa menyusu dengan baik dan tidak mengalami gangguan bicara, maka prosedur bedah atau insisi tidak perlu dilakukan.
Artikel Terkait: Anak Alami Tongue Tie, Nyaris Membuatku Menyerah untuk MengASIhi
Pengobatan Tongue Tie pada Bayi
Untuk mengetahui upaya pengobatan yang tepat, Parents sebaiknya langsung berkonsultasi ke dokter apabila si kecil mengalami gejala tongue tie seperti:
- Bayi sulit menyusu atau pelekatan payudara tidak bagus
- Bayi mengalami kerusakan gigi
- Si kecil selalu gelisah atau tampak lapar
- Bayi yang lebih besar mengalami kesulitan bicara.
Nantinya, dokter akan memeriksa dan memberikan upaya pengobatan sesuai dengan kondisi anak dan tingkat keparahan tongue tie.
Apabila tongue tie yang dialami tidak disertai dengan masalah menyusui atau gangguan bicara yang parah, dokter biasanya akan menyarankan terapi dengan konsultan laktasi atau terapis wicara.
Namun, jika tongue tie yang dialami bayi membuatnya kesulitan menyusu bahkan menyebabkan dia kekurangan nutrisi, dokter akan menyarankan prosedur insisi atau bedah berupa frenotomi atau frenuloplasty.
Jadi, konsultasi ke dokter memang sangat penting untuk melihat langkah medis apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kondisi tongue tie pada bayi.
Artikel Terkait: 13 Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu, Ini Cara Mengatasinya!
Hal ini pun dijelaskan oleh Dokter Spesialis Anak Catharine M. Sambo, Sp.A (K), Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat, Pengurus Pusat IDAI.
“Tidak semua tongue tie perlu bedah. Sebanyak 50-75 persen bayi dengan kondisi tongue tie tetap dapat menyusu dengan baik walau mungkin perlu konseling dan pendampingan menyusui yang memadai,” kata Catharine mengutip laman Detik Health.
“Intinya, periksakan atau konsultasikan ke dokter untuk mendapat upaya penanganan tongue tie yang tepat,” pungkasnya.
my.clevelandclinic.org/health/procedures/frenotomy
health.detik.com/berita-detikhealth/d-4693181/idai-tidak-semua-tongue-tie-perlu-dibedah
***
Baca Juga:
Penyakit Amandel pada Anak, Haruskah Dioperasi? Ini Jawabannya, Parents