Mengasah logika semenjak dini bukanlah sebuah yang mustahil untuk dilakukan oleh orang tua. Mengasah logika di sini jangan dibayangkan anak disuruh berpikir berat-berat. Bukan juga berarti memaksakan anak untuk selalu berpikir serius sejak kecil. Orang tua bisa secara perlahan-lahan mengajari mereka untuk berpikir secara logis sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Apakah hal itu perlu? Tentu saja sangat penting. Alasannya adalah karena anak akan hidup di dunia nyata yang penuh dengan masalah nantinya. Bahkan sejak mereka berinteraksi dengan teman-temannya masalah akan mulai muncul.
Entah rebutan mainan, tidak mau kalah saat main, maupun perundungan kecil-kecilan. Jika tidak dibiasakan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri sejak kecil, sifat ketergantungan pada orang tua akan jadi menyulitkan.
Di samping itu, mengasah pola pikir anak juga untuk membangun kemandirian yang sangat diperlukan. Anak tidak selamanya didampingi orang tua, kan? Ada saatnya mereka dilepas tanpa pengawasan. Di sinilah kemandirian anak sangat dibutuhkan.
Definisi logika adalah jalan berpikir yang masuk akal atau logis sesuai nalar pikiran yang teratur dan tepat. Orang yang selalu menggunakan logika akan mampu menyelesaikan masalah dengan tepat dan sistematis, tidak hanya mengandalkan asumsi dugaan ataupun perasaan saja.
Agar orang tua bisa mengasah kemampuan logika sejak dini, lima Langkah sederhana tersebut patut dicoba.
Cara Mengasah Logika Sejak Dini
1. Langkah pertama
Selalu gali daya nalarnya dengan mengajukan banyak pertanyaan pada anak-anak tersebut seputar kejadian di sekitarnya. Kita bisa bertanya misalnya tentang temannya, atau hal-hal yang disukai, atau kegiatan yang sudah dilakukan.
2. Kedua, jangan bosan untuk selalu menjjawab pertanyaannya.
Semakin banyak pertanyaan yang mampu dia ajukan terhadap satu hal, itu akan semakin mengasah kemampuan bernalar. Bisa juga dengan memancing agar anak terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan, jika anak merasa sudah tidak lagi mempunyai pertanyaan.
3. Ketiga, minta pendapatnya atas hal-hal yang akan kita kenakan ke dia.
Misalnya mau makan apa hari ini, baju mana yang cocok untuk dipakai, ataupun tentang hal-hal sederhana yang melibatkan anak. Hal ini bisa dilanjut dengan diskusi sederhana setiap akan melakukan sesuatu.
4. Kempat, biasakan anak-anak kita penuhi dengan fasilitas mainan apapun yang dia inginkan sepanjang secara finansial bisa mencukupinya.
Turuti saja dia minta mainan apa. Jangan ada kalimat buat apa mainan banyak-banyak, nanti paling juga rusak. Sebenarnya, kalau mainan rusak itu berarti dia sudah memainkannya dan memperoleh manfaat dari mainan tersebut. Kalau sudah agak besar dan bisa memegang gadget, mungkin mainannya bisa dialihkan ke dunia maya yang lebih beragam. Dengan pengawasan ketat tentu saja.
5. Yang terakhir, kalau dia sudah dianggap mampu, biarkan belajar coding.
Jika orang tua tidak mampu mengajari, serahkan pada ahlinya. Banyak sekarang kursus coding untuk anak-anak. Ini akan sangat membantu perkembangan daya nalarnya.
Itulah lima tips seputar mengasah logika atau daya nalar anak.
Bisa dipraktikkan dengan cara yang sangat sederhana. Namun akan lebih baik, jika diimbangi juga dengan kegiatan yang mengolah rasa semisal seni atau bahasa sebagai penyeimbang. Bagaimanapun, menurut pengalaman, terlalu logis akan membuat anak menjadi sedikit kaku dan tidak luwes.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.