Mengandung bayi kembar tentunya membuat Bunda was-was sekaligus bahagia. Namun, bagaimana jadinya bila salah satu janin menghilang?
Walau terdengar menyeramkan dan terasa ‘kurang masuk akal’, rupanya kondisi ini bisa terjadi. Kasus salah satu janin menghilang dalam kehamilan kembar bukan disebabkan oleh ilmu hitam dan memang memiliki penjelasan medis.
Kondisi ini disebut juga vanishing twin syndrome (VTS). Nah, sebaiknya kenali definisi, penyebab, gejala, dan rekomendasi dokter berikut ini, ya.
Vanishing Twin Syndrome (VTS), kondisi ketika salah satu janin menghilang saat mengandung bayi kembar
Parents, salah satu janin hilang saat di kandungan merupakan hal yang bisa saja terjadi dan kerap dialami.
Sindrom janin kembar menghilang atau Vanishing twin syndrome awalnya ditemukan pada tahun 1945. Kondisi ini terjadi saat ibu mengandung bayi kembar, dan salah satu janinnya menghilang. Bisa disebabkan keguguran salah satu janin, dan jaringan dari janin yang keguguran itu kemudian diserap masuk ke plasenta, tubuh ibu atau oleh janin kembarannya.
Kondisi Vanishing twin syndrome biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan, sebelum ibu menyadari atau tahu bahwa dia sedang mengandung bayi kembar.
Pemeriksaan USG sejak dini adalah salah satu cara untuk mendeteksi kehamilan kembar. Sayangnya sebelum usia kehamilan belum mencapai 6 minggu, kondisi embrio maupun detak jantung janin belum terlalu kelihatan.
Vanishing twin syndrome terjadi ketika pemeriksaan USG di awal menunjukkan ibu mengandung bayi kembar, namun pada USG selanjutnya hanya ada satu bayi.
Seperti dijelaskan di atas, Vanishing twin syndrome terjadi karena salah satu janin mengalami keguguran, dan jaringan yang mati diserap oleh tubuh ibu, plasenta, atau janin kembarannya.
Artikel Terkait : Ingin Babymoon di Bali seperti Tasya Kamila? Ini 5 tempat yang wajib dikunjungi
Penyebab Vanishing Twin Syndrome terjadi
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya Vanishing twin syndrome pada ibu hamil.
Dalam banyak kasus Vanishing twin syndrome yang terjadi, penyebab pastinya tidak diketahui. Beberapa teori mengatakan, kelainan janin dan tumbuh kembang yang tidak sempurna membuatnya gugur dan jaringan mati diserap oleh kembarannya.
Jumlah kasus Vanishing twin syndrome sejak digunakannya mesin USG untuk memeriksa kehamilan sejak dini, diketahui sekitar 21-30% dari kehamilan kembar yang terjadi.
Efek samping Vanishing Twin Syndrome
Dampak kondisi ini pada kehamilan bisa beragam, bergantung waktu terjadinya, Parents.
Saat mengalami kondisi ini, ada beberapa kemungkinan efek yang terjadi pada kehamilan. Beberapa hal yang mungkin dialami antara lain :
Saat trimester pertama
Jika janin hilang terjadi pada trimester pertama, biasanya janin yang tinggal maupun ibu biasanya tidak menunjukkan beberapa gejala khusus. Namun, tentunya kondisi ibu hamil bisa berbeda-beda.
Biasanya janin yang masih hidup akan menunjukkan kondisi sehat, dan tumbuh kembang yang bagus.
Saat trimester kedua maupun ketiga
Bila kondisi ini terjadi pada trimester kedua dan ketiga, para ahli menyebutkan adanya risiko pada bayi yang masih hidup di dalam kandungan. Dikatakan bahwa janin dalam kandungan bisa berisiko mengalami celengan palsy yang lebih tinggi.
Gejala Vanishing Twin Syndrome
Ada beberapa gejala yang kerap dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami kondisi ini, sebaiknya segera periksakan bila menalaminya.
Para ahli menyebutkan bahwa kondisi ini seringkali dialami oleh ibu hamil yang mengandung di usia 30 tahun. Beberapa gejala yang kerap dialami antara lain :
- Terjadi di awal trimester pertama seperti perdarahan
- Mengalami kram pada organ rahim
- Nyeri pada bagian panggul
Artikel Terkait : Tes kelainan kromosom saat hamil, mengapa 3 artis ini melakukannya?
Adakah perawatan medis apa yang disarankan untuk Vanishing Twin Syndrome?
Tidak ada perawatan medis khusus yang diperlukan untuk kondisi ini. Namun, bila kondisi ini terjadi di trimester kedua maupun ketiga, dokter menganggap bahwa kehamilan bisa berisiko tinggi.
Bila berbagai gejala di atas dialami, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk penanganan yang lebih cepat dan tepat. Selain itu, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mengetahui secara lengkap mengenai kesehatan selama kehamilan.
Referensi: American Pregnancy, Hello Sehat
Baca juga:
12 Ciri-Ciri Hamil Anak Kembar yang Harus Bunda Ketahui
Memiliki janin yang kembar adalah berita yang membahagiakan bagi setiap orang tua. Akan tetapi, hal tersebut juga menyebabkan kekhawatiran karena adanya kasus bayi menghilang di dalam janin. Hal tersebut dapat terjadi meskipun telah diketahui sejak USG awal bahwa sang ibu sedang mengandung bayi kembar. Fenomena ini sudah ada sejak tahun 1945, tetapi tidak perlu risau karena penyebabnya bukan hal gaib. Yuk simak penjelannya secara rinci di bawah ini!
Definisi Vanishing Twins Syndrome
Fenomena janin kembar yang menghilang populer dengan nama vanishing twins syndrome atau VTS yang disebabkan salah satu janin keguguran. Lalu jaringan janin tersebut diserap plasenta tubuh Ibu atau janin lainnya. Janin yang menghilang ini biasanya terjadi pada trimester pertama dan diketahui pada saat USG kedua.
Penyebab Vanishing Twins Syndrome
Kasus VTS ini belum diketahui penyebab pastinya. Akan tetapi, disinyalir karena ada kelainan dan pertumbuhannya tidak sempurna. Lalu luruh dan jaringannya diserap oleh kembarannya. Sejak teknologi USG populer, kasus ini terjadi sebanyak 21 hingga 30% dari kehamilan kembar yang terjadi.
Efek Samping Vanishing Twins Syndrome
Jika janin menghilang pada trimester pertama, tidak ada efek samping yang dirasakan oleh ibu dan janin yang tinggal. Jika hal tersebut terjadi pada trimester kedua dan ketiga, akan terjadi resiko pada janin yang masih hidup dalam kandungan. Bayi yang masih tinggal berisiko lebih tinggi mengalami celengan palsy.
Gejala Vanishing Twins Syndrome
Kasus VTS ini kerap terjadi pada wanita yang mengandung di usia 30 tahun. Beberapa gejala yang dialami, yaitu pendarahan jika terjadi di awal trimester pertama, kram pada organ di rahim, dan nyeri di bagian panggul.
Perawatan Medis yang Disarankan
Fenomena janin hilang pada saat seorang wanita mengandung bayi kembar tidak disarankan sebuah perawatan medis khusus. Akan tetapi, jika VTS terjadi di trimester kedua dan ketiga, kehamilan akan berisiko tinggi.
Memiliki bayi yang kembar memang sangat membahagiakan, tetapi harus diwaspadai jika ibu hamil telah berusia 30 tahun. Kehamilan ini dapat berisiko terjadi VTS, sehingga berbahaya bagi ibu dan janin yang masih berkembang, salah satunya kemungkinan celengan palsy. Jika merasa beberapa gejala yang terkait segera periksakan ke dokter agar segera mendapat perawatan yang cepat dan tepat. Jangan lupa untuk selalu kontrol kandungan Anda.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.