4 Tips Mengajarkan Anak Bicara, Bisa Bunda Coba Terapkan di Rumah

Mudah-mudahan pengalaman saya mengajarkan anak bicara, bisa Bunda coba terapkan pada si kecil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hallo, Bunda semua! Salah satu milestone anak yang kerap kali ditunggu adalah ketika si kecil mampu berbicara. Nah, kali ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana mengajarkan anak bicara.

Tentu Bunda-Bunda tahu ya kalau anak akan mengeluarkan kata pertama alias first word di usia 10-14 bulan. Nah, di usia 18-24 bulan, anak diharapkan mampu menyusun kalimat sederhana terdiri dari 2 kata secara mandiri seperti, “Mama nenen” “Ini bola” dan lain-lainnya.

Akan tetapi, pada praktiknya, tidak jarang anak akan mengalami keterlambatan atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan late talkers dan speech delay. Duh, dari istilahnya saja sudah sangat meresahkan ya, Bun. Namun tidak perlu khawatir.

Sebenarnya banyak cara untuk dapat menstimulasi atau mengajarkan anak bicara sesuai milestone waktunya, loh. Apa saja, ya? Silahkan disimak!

Mengajarkan Anak Bicara Versi Saya

 Tips-tips di bawah ini didapat dari pengalaman saya pribadi ya, Bun. Jadi tentu masih banyak tips lainnya yang dapat membantu perkembangan bicara anak kita.

1. Perbanyak Bahasa Reseptif Anak Terlebih Dahulu

Bagi anak di bawah satu tahun, mereka sebenarnya sedang “menulis” kamus di otak mereka loh, Bun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ya, ini dapat dikenal dengan sebutan “bahasa reseptif” alias bahasa yang tertulis di otak dan dimengerti walau anak belum dapat mengeluarkannya alias “bahasa ekspresif”. Nah, gimana ya cara memperbanyak bahasa reseptif di kamus anak? Sebenarnya mudah loh, Bund. Tidak perlu handphone atai  YouTube atau gadget lainnya.

Cukup sering mengajak anak berinteraksi dan Bunda juga bisa menggendong anak lalu bawa dia keliling rumah. Kalau kata Youtubers terkenal sih istilahnya seperti “house tour” hehehe.

Bunda bisa gendong anak kesayangan Bunda lalu bawa ia keliling dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, teras, garasi dan seluruh bagian rumah.

Di setiap bagian rumah tentu kita bisa menjelaskan banyak objek sambal memberikan contoh aslinya. “Ini kasur loh dek. Setiap malam adek tidur di sini sama Mama Papa, kan? Kasur namanya.”  “Oh, kemarin adek lihat Mama masak di dapur ya? Mama masak dengan kompor. Kompor.” Wah, gratis dan mudah ya, Bun? Sekalian buang kalori juga hehehe

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Mengajarkan Anak Bicara, Jangan Lupakan Kontak Mata Tiga Arah

Tips lain yang tidak kalah penting adalah kontak mata tiga arah. Apa sih kontak mata tiga arah itu? Jadi saat anak kita sedang melihat atau memegang sebuah benda seperti meja, misalnya. Lalu tidak lama kemudian, si adek melihat mata kita.

Di sini lah terjadinya kontak mata tiga arah. Bunda bisa menjelaskan sambal tersenyum ceria, “Ini meja, Dek. Tempat kita menulis dan menggambar. Meja, namanya.”  Wah, dijamin, nanti saat anak Bunda sudah siap berbicara, “meja” akan menjadi salah satu dari kata pertamanya.

Oleh karena pentingnya kontak mata tiga arah ini, kita diharapkan sebisa mungkin mengurangi frekuensi asyik sendiri atau bermain HP di depan anak, Bund. Memang terasa sulit ya? Tapi coba bayangkan saat si Adek memberikan kita kontak mata tiga arah sedangkan kita lagi asyik like foto postinan Instagram teman. Yahh.. terlewat deh kesempatan emasnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Jabarkan Kegiatan Kita Sambil Bermain, Cara Lain Mengajarkan Anak Bicara

Oh, ya, bund. Siapa Bunda disini yang masih suka meminta Adek mengulangi ucapan Bunda? “Dek, ini meja. Me…ja.. Ayo cepat ngomong. Me…ja…” Wah, coba dikurangi ya, Bund. Cara ini memang masih sering dilakukan oleh para orangtua yang sedang “mengajari” anaknya berbicara.

Namun, akan lebih baik, jika anak kita yang “menemukan” bahasa untuk ia keluarkan saat sudah siap nanti. Jadi, alih-alih meminta anak kita mengulangi ucapan kita, cukup Bunda jabarkan saja sambil bermain dengan anak. Seperti contoh, kalau si Adek suka memasukkan bola ke dalam kotak, Bunda bisa memberitahukannya, “Masuk. Oh, bolanya masuk! Masuk!”

Ketika si Adek sedang membuka dan menutup pintu, Bunda cukup dengan ramah dan tersenyum memberitahukan si Adek kegiatan yang sedang ia lakukan. “Wahhh.. pintunya buka! Wahh.. sekarang pintu tertutup. Tutup.”

4. Perbanyak Nyeker dan Bermain Sensori

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Wah, kalau cara ini memang sangat membutuhkan “kesiapan batin” ya, Bund karena anak kita pasti jadi kotor. Tapi, berani kotor itu baik, bukan? Hehehe Nyeker alias barefoot alias  tidak beralas kaki sangat bermanfaat loh, Bund untuk perkembangan anak kita. Hal ini dikarenakan pada telapak kaki manusia terdapat banyak sekali syaraf-syaraf yang berperan sangat penting dalam perkembangan otak manusia.

Oleh karena itu, jika syaraf-syaraf tersebut selalu dirangsang maka perkembangan otak akan jadi lebih baik dan cepat. Selain nyeker, Bunda juga bisa mengajak anak Bunda untuk bermain sensori.

Bermain sensori tidak selalu membutuhkan budget lebih alias belanja persiapan yang mahal loh, Bund. Bahan sederhana yang ada di rumah seperti tepung terigu, air, pewarna makanan, mie kering, agar jelly, beras atau nasi matang, semua bisa dijadikan bahan untuk merangsang syaraf-syaraf di telapak tangan anak kita juga.

Jadi, tidak usah terlalu memperhatikan segala kemewahan sensory play yang ada di media sosial ya Bund. Pada akhirnya, pertumbuhan dan perkembangan anak kita jauh lebih berharga daripada sebuah foto di media sosial.

Nah, itu adalah beberapa tips mudah yang dapat dilakukan untuk merangsang anak kita agar dapat melatih perkembangan bicara anak kita.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ingat, Bund, semua anak adalah unik dan berbeda-beda. All flowers are beautiful even if they bloom at different time – semua bunga adalah cantik walalu mereka tumbuh di waktu yang berbeda. Tapi diharpkan Bunda selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak Bunda agar selalu sesuai dengan usianya ya, Bun.

Jika belum terdengar satu kata berarti di usia 16 bulan, diharapkan Bunda dapat mengajak Adek untuk menemui dokter anak atau terapis bicara. Semangat para Bunda semua! Jika Adek sudah bisa berbicara, ia pasti akan berterima kasih kepada Bunda sambal memeluk dan mencium Bunda dengan penuh cinta kasih.

Bunda pengalaman lain mengajarkan anak bicara?

 

Ditulis oleh Venny Tania, VIPP Member theAsianparent ID

 

Artikel lain yang ditulis VIPP Member theAsianparent ID:

id.theasianparent.com/saat-berat-badan-anak-susah-naik

id.theasianparent.com/kehamilan-pertamaku

id.theasianparent.com/ayah-dan-suamiku