TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Ayah dan Suamiku, karena Kalian Aku Ingin Pulang

Bacaan 4 menit
Ayah dan Suamiku, karena Kalian Aku Ingin Pulang

"Teruntuk Ayah dan Suamiku. Kalianlah tempat aku pulang. Dan aku adalah rumah untuk kalian."

Ini adalah kisahku,  seorang perempuan yang merasa sedang menjalankan perannya sebagai seorang gembala. Mencoba belajar dan memahami arti kodrat sebenarnya. Hingga kini aku pun menyadari bahwa ayah dan suamiku adalah adalah dua sosok yang selalu membuat ku ingin pulang. 

Aku terlahir menjadi seorang perempuan. Sejak kecil, bayi perempuan sering kali dibedakan dengan keindahan di wajahnya, memakai aksesoris di kepala, di tangan, memakai pakaian berwarna lengkap dengan motif bunga.

Juga kerap dimanja, dipuji, diberikan tutur kata yang lembut, dan diberikan rasa aman dan nyaman karena aku terlahir sebagai perempuan. Sejak kecil aku mengerti jika perempuan itu akan selalu dibuat indah, enak dipandang, lembut didengar.

Menuju remaja, aku sebagai anak perempuan yang indah dan lembut mulai dibatasi geraknya. Masih teringat pada suatu saat ibuku bilang kalau anak perempuan jangan sering keluar rumah, karena rumahlah tempat yang aman bagi perempuan.

Oh, aku mengerti. Mungkin karena aku yang indah dan lembut, di luar sana aku akan banyak menemukan dan bertemu dengan orang yang bisa menyakitiku. Akan banyak orang yang memperhatikanku. Atau mungkin aku masih dianggap lemah?

Aku turuti semua kemauan Ayah dan Ibu. Aku pun tumbuh menjadi remaja yang manis, lemah, indah dan lembut.

Beranjak Remaja, Ku Melihat  Dunia dari Sisi yang Berbeda 

Tibalah, saat aku menjadi dewasa. Di umurku yang menginjak 20 tahun ketika itu, aku kaget. Sebab, aku baru merasakan tantangan dunia, duniaku sebelumnya sebatas rumah dan keluarga, sekarang aku disuguhi berbagai macam rintangan.

Hingga aku pun berpikir kalau aku harus kuat, akan aku keluarkan semua yang aku mampu di usia ini. Sampai aku lelah sampai aku merasakan bahwa aku bukan perempuan yang lemah, manis, indah dan lembut.

Tapi, aku perempuan yang tak tertandingi, dunia pun aku taklukan, aku mandiri, aku sangat kuat. Aku hampir sampai ke titik itu, tapi? Aku menemukan seorang laki-laki selain Ayah yang membuat aku kembali menjadi perempuan lemah, indah, lembut dan manis kembali.

Ayah dan Suamiku

Advertisement

Aku merasakan lagi rumah, setelah bergembala yang entah yang aku cari itu apa. Hingga aku pun bertanya pada diri sendiri, sebenarnya apa yang aku cari selama ini apa? Ah, aku pun juga bingung. Rasanya, yang ada hanya ambisi, gejolak amarah, rasa ingin tahu yang begitu kuat, kesenangan yang entah gunanya untuk apa.

Aku kembali menjadi perempuan ketika aku lahir.

Ayah dan Suamiku, Sosok yang Bertanggung Jawab atas Hidupku

Sampai tiba, saat aku menikah dan mempunyai anak dari laki-laki itu. Keterbatasan waktu, ruang dan sosial membuat aku kembali merasakan rumah itu. Aku merasakan seperti aku pulang. Jiwaku kembali ke rumahnya, setelah berkelana entah apa yang jiwa ini cari.

Kini, aku mengerti, bagaimanapun perempuan di dunia luar sana, mereka akan tetap merasakan rumah di mana mereka pulang. Rumah itu kusebut sebagai keluarga.

Untuk perempuan, keluargalah tempat paling aman dan nyaman, sudahi bergembala di luar sana, karena yang didapat hanyalah lelah saja.

Pulanglah, isi lagi keletihanmu dengan waktu berkualitas bersama keluarga. Tempatmu pulang.

Kini aku mengerti, ketika perempuan menemukan tumpuan yang tepat, semandiri apapun perempuan akan ada waktu dimana ia merindukan pulang. Maka dari itu, mungkin inilah yang akhirnya membuat seorang perempuan selalu di bawah tanggung jawab laki-laki, dari ayah kemudian suaminya.

Ayah dan Suamiku

Semakin kuat aku ingin pulang, semakin yakin, yang perempuan cari hanyalah naungan, arahan dan panutan yang baik. Tidak ada perempuan yang tidak ingin pulang, hanya saja mereka terlalu banyak ambisi, merasa belum menemukan sosok sandaran di hidupnya.

Kini aku paham, ketika aku pulang, yang aku butuhkan hanyalah rasa menjadi indah, rasa menjadi lemah, rasa menjadi lembut. Bukan lagi perasaan menjadi kuat, menjadi tidak terkalahkan, menjadi penakluk, dan jiwa ambisius. Tetapi, rasa ketika dulu aku dilahirkan.

Karena itu, aku butuh pujian, aku butuh kasih sayang, aku butuh rasa aman dan nyaman. Itulah kebutuhanku ketika aku pulang. Karena jika aku pulang disuguhi tantangan lagi, aku akan kalut aku akan ragu, apakah ini rumahku? Aku lelah jika seperti itu ketika aku pulang.

Aku sendiri yakin, jika perempuan lebih baik berperan di rumah, tempat dia pulang. 

Saat pulang, tentu aku ingin mendapat apresiasi. Tak hanya itu saja, aku juga ingin pujian ketika aku memang cantik.  Aku juga membutuhkan nasihat ketika aku salah. Nasihat yang keluar dari kalimat yang baik, bukan makian atau kata-kata kasar.

Ya, sama dengan yang lainnya, saat aku pulang aku hanya ingin bisa merasa aman. Tak hanya untuk diriku saja, namun nyaman untuk seluruh anggota keluarga. 

Itulah yang membuat aku bahagia sebahagia dulu aku dilahirkan. Sebahagia aku ketika anak-anak. Hingga suatu saat nanti aku melahirkan anak, aku dan anakku pun akan bahagia. Akan aku didik mereka, akan aku sayangi mereka akan aku cintai mereka seperti laki-lakikku mendidik, mencintai, menyayangi aku.

Ayah dan Suamiku

Cerita mitra kami
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga

Teruntuk Ayah dan Suamiku. Kalianlah tempat aku pulang. Dan aku adalah rumah untuk kalian.

Aku akan menjadi perempuan lembut, manis, dan penyayang seperti kalian menyayangi dan memperlakukanku dengan baik ketika aku pulang.

 

 

*Ditulis oleh Rani Dilla, VIP Members theAsianparent ID*

 

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

theAsianParent Indonesia

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • Ayah dan Suamiku, karena Kalian Aku Ingin Pulang
Bagikan:
  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

  • 11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

    11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

  • Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

    Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

powered by
  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

  • 11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

    11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

  • Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

    Arti Mimpi Hamil Besar Benarkah Tanda Keberuntungan?

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti