Keajaiban bicara dengan janin: "Dia mewujudkan permintaanku," tutur seorang ibu

Mengajak ngobrol bayi dalam kandungan memiliki banyak manfaat, seperti yang dialami oleh Bunda satu ini. Simak kisah selengkapnya, yuk, Parents!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tahukah Bunda bahwa rutin mengajak ngobrol bayi akan berdampak positif karena bisa menciptakan bonding sejak di dalam kandungan?

Penting untuk diketahui bahwa janin sudah bisa mendengar sejak kehamilan memasuki trimester dua. Jika Bunda mengajak ngobrol bayi, ia pun cenderung mendengar setiap perkataan yang Bunda lontarkan. Bahkan, jika Bunda meminta sesuatu darinya, tidak menutup kemungkinan juga bisa memahami dan bahkan menuruti permintaan tersebut.

Artikel terkait: Ingin mengajak bayi bicara sejak dalam kandungan? Begini caranya, Parents!

Setidaknya, hal tersebut pun pernah dialami oleh seorang Bunda bernama Mitha Fauziah Jacub. Dalam aplikasi theAsianparent Indonesia, ia membagikan manfaat luar biasa dari mengajak ngobrol bayi sejak buah hatinya tersebut masih dalam kandungan.

Melalui akunnya, Mitha bercerita bahwa ia mengajak ngobrol sang buah hati agar bisa lahir sebelum hari perkiraan lahir (HPL). Mitha ingin melahirkan dengan perasaan nyaman dengan bantuan dokter kandungan kepercayaannya.

Pasalnya, apabila ia melahirkan sesuai dengan HPL, maka dokter bersangkutan kemungkinan akan berhalangan hadir dan tidak bisa menindak Mitha secara langsung.

Tidak disangka, obrolan yang dilakukan dari hati ke hati dengan janin tersebut berbuah manis. Sang buah hati mengabulkan permintaan Mitha dengan cara yang tak terduga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berikut merupakan kisah yang dibagikan oleh Mitha selengkapnya:

Kisah Bunda: “Jangan ragu mengajak ngobrol bayi dalam kandungan. Ia mendengarkanmu”

Bunda sering mengajak janin mengobrol? Ajaklah ia mengobrol dari hati ke hati. Kalau perlu, menangislah. Tidak apa-apa. Menangis bahagialah karena sebentar lagi kalian akan bersama. Well, ini yang membuat saya berdecak kagum juga terhadap kuasa Tuhan. Anakku, Dior Dirgantara Jacub, waktu itu HPL-nya 27 Desember 2019. Aku pun memiliki rencana melahirkan yang ingin dibantu langsung oleh dr. Achmad Irawan, Sp.OG. Dokter kandungan kepercayaanku. Serta, aku juga ingin anakku dikumandangkan adzan secara langsung oleh suami. Namun, pada minggu 35, dokter berkata bahwa dia mungkin berhalangan untuk membantu saya melahirkan secara langsung. Karena jika saya melahirkan di atas tanggal 20 atau sesuai dengan HPL, beliau sudah merencanakan liburan karena itu merupakan masa cutinya. Suamiku juga memiliki pekerjaan penting. Ia harus keluar kota di atas tanggal 20. Bahkan sejak usia kandungan 30 minggu, suami sudah aktif mondar-mandir menginap di luar kota bersama tim kerjanya. Aku jadi galau. Aku ingin melahirkan dengan perasaan nyaman. Dan bagiku, dokter Achmad sudah yang paling tepat untuk membantu. Di sisi lain pun, aku ingin sekali suamiku ada saat aku melahirkan. Aku tidak mau orang lain yang mengumandangkan adzan pada anakku. Jadi, aku pun kerap mengelus perut sambil mengajak anakku mengobrol setiap malam. Kami mengobrol dari hati ke hati. “Nak, lahirlah sebelum tanggal 20. Kita ketemu sebelum tanggal 20, yuk? Ini permintaan Bunda sama Allah dan kamu.” Kalimat itu aku ucapkan setiap hari. Benar-benar setiap hari. Hingga memasuki minggu 36, di hari pertama, aku pun gelisah. Rasa tidak nyaman mengampiri. Aku pun berkonsultasi dengan dokter melalui pesan, karena merasa air ketubanku keluar. Namun, ternyata itu bukan air ketuban karena menurut dokter cirinya berbeda. “Bunda sudah gelisah. Apa Dede sudah ingin keluar?” tanyaku pada buah hati.

Permintaan pun didengar

Bunda Mitha bersama dokter Achmad. Lalu pada 2 Desember 2019, tepat 25 hari sebelum HPL, aku pun bertemu dokter untuk check up rutin. Saat itu, dokter terdiam sambil melihat layar USG. “Kenapa, Dok?” tanyaku “Sepertinya Dede harus kita keluarkan segera. Air ketubannya sudah tidak banyak lagi.” Siap tidak siap. Ternyata Dior mendengarkan permintaanku, dan Allah pun mengabulkan doaku. Alhamdulillah. Entah bagaimana aku harus bersyukur. Aku melahirkan dibantu oleh dokter kandungan andalan. Suami bisa hadir untuk menemani proses kelahiran, kemudian ia pun mengumandangkan adzan pada Dior yang baru lahir. Allah maha baik. Bunda, jika mengajak anakmu yang masih di dalam perut untuk bicara, maka bicaralah dari hati ke hati. Percayalah, ia mendengarkanmu.

Kisah selengkapnya bisa Parents lihat dalam postingan di aplikasi theAsianparent berikut ini.

Artikel terkait: Berkomunikasi dengan janin bisa dilakukan dengan 5 cara berikut ini, Bun!

Manfaat berbicara pada janin

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kisah Mitha merupakan salah satu bentuk keajaiban yang nyata dari mengajak bicara bayi sejak dalam kandungan.

Faktanya, menjalin komunikasi yang baik dengan buah hati secara rutin sejak masa kehamilan pun memiliki banyak sekali manfaat. Baik untuk Bunda maupun bagi si kecil.

Hal ini selaras dengan penjelasan dr. Dewi Prabarini, SpOG dari Rumah Sakit Permata Depok. Menurutnya, janin bahkan sudah mampu berpikir, memiliki daya ingat, serta menyerap rasa cinta yang diberikan secara emosional.

“Sejak trimester dua, janin sudah bisa mengingat dan mengenali suara ibunya. Maka tidak heran, saat bayi lahir dan mendengarkan suara Bunda, ia pun akan merasa tenang dan aman,” ungkap dokter Dewi kepada theAsianparent.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selengkapnya, berikut merupakan manfaat mengobrol dengan bayi sejak masih dalam kandungan, yakni:

  • Menstimulasi kecerdasan spiritual dan emosional anak
  • Melatih kemampuan kognitif dan bahasa pada anak
  • Menciptakan hubungan emosional yang baik antara ibu dan anak
  • Mengurangi risiko stres selama kehamilan dan pasca melahirkan

Langkah stimulasi yang tepat

Berkomunikasi dengan janin bisa dilakukan dengan berbagai cara. Berikut merupakan langkah stimulasi untuk menjalin hubungan baik dengan janin yang bisa Bunda coba:

  • Mengajaknya mengobrol dari hati ke hati. Ceritakan segala kegiatan harian Bunda. Jangan lupa, ajaklah ia mengobrol mengenai hal-hal yang positif.
  • Libatkan suami agar ia pun ikut mengobrol dengan bayi sejak masih dalam kandungan.
  • Menyanyikan lagu atau melantuntan ayat suci padanya.
  • Membacakan dongeng.
  • Memperdengarkan musik lembut dan menenangkan.
  • Berikan afeksi dengan mengelus perut secara lembut, seakan-akan Bunda sedang mengelus penuh cinta pada bayi dalam kandungan.

Artikel terkait: Bumil, ini alasan mengapa mengajak ngobrol bayi dalam kandungan itu penting

Manfaat mengobrol dengan bayi sejak ia masih dalam kandungan sangat luar biasa. Meski demikian, perlu dipahami juga bahwa kondisi setiap orang berbeda-beda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kisah Mitha memang menunjukkan bahwa ia bisa merasakan keajaiban dari mengajak bicara buah hatinya. Namun, Bunda lain mungkin saja merasakan hal berbeda karena kondisi tertentu. Sehingga manfaat yang didapatkan pun cenderung tidak serupa.

Ajaklah buah hati berkomunikasi dengan tulus, tanpa ekspektasi atau harapan akan timbal balik yang akan ia berikan kelak. Dengan begitu, komunikasi antara Bunda dan buah hati pun akan terjalin dengan baik. Dan tentunya, manfaat baik pun akan tetap kalian dapatkan.

***

Referensi: Fertility Center

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Berasal dari keluarga broken home, Allah memberi saya mertua yang baik"