5 Cara Efektif Mengajak Anak Melek Finansial Lewat Kebiasaan Sehari-hari

Anak harus diajak untuk melek finansial sejak kecil. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan berbagai hal soal keuangan lewat kegiatan sehari-hari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meningkatkan literasi keuangan bisa dimulai dari keluarga sendiri, khususnya dari anak, supaya mereka melek finansial sejak kecil. Suatu hari ketika ada salah satu kawan yang datang ke rumah, ia berkomentar heran kepada saya ketika tidak sengaja mendengar percakapan orang tua dengan adik saya. “Hari ini Papa dapat fee segini, kamu nunggu minggu depan ya, Dek, buat beli bajunya.”

Adik bisa memaklumi dan tidak terlalu ada kalimat bernada rengekan. Teman saya ini heran. Mengapa orang tua saya bisa santai berbicara soal kondisi keuangan dengan adik. Adik saya saat itu usianya sudah remaja, dan tidak rewel seperti remaja lainnya jika kemauannya tidak dituruti.

Saya katakan jika keluarga kami sangat terbuka soal kondisi finansial. Bahkan Ibu sudah memberikan wawasan terkait pengaturan keuangan sejak saya masih baru masuk sekolah dasar. Kali ini saya ingin berbagi cara cerdas orang tua saya untuk mengajarkan anak-anaknya paham dan melek finansial.

1. Menjelaskan tujuan orang tua bekerja

Apakah ada di antara Ayah dan Bunda yang merasa tabu jika membicarakan perihal kondisi keuangan dengan anak? Kedua orang tua saya memberikan penjelasan tentang tujuan seseorang bekerja dengan bahasa sederhana. Misalnya, “Hari ini Ayah bekerja supaya bisa mengumpulkan rezeki dan membeli susu buat kamu.”

Di kesempatan lain, ketika adik sedang merengek meminta mainan dan waktu gajian Ayah masih lama, maka orang tua saya akan memberikan pengertian jika dia harus sabar menunggu. Seseorang harus berusaha dan bekerja agar mendapatkan uang untuk membeli sesuatu, maka kami anak-anak harus belajar bersabar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memberikan pengertian ini memang kadang susah apalagi jika kami mulai rewel. Namun, dengan terus membiasakan hal tersebut, lama-kelamaan kami jadi paham jika untuk membeli sesuatu, kami tidak boleh asal meminta. Kami jadi lebih menghargai nilai barang dan uang.

Artikel terkait: 10 Cara Cerdas untuk Para Ibu Atur Keuangan Keluarga, Dipraktikan Yuk!

2. Reward jika berhasil juara kelas

Setelah saya dan adik lebih besar, keinginan kami tentu lebih beragam lagi dan jauh lebih mahal. Contohnya kami ingin mendapat sepeda. Parents, bisa mencoba trik dari orang tua saya. Mereka berjanji untuk membelikan sepeda jika nilai rapor kami bagus, misalnya. Dari situ saya dan adik pun terpacu untuk belajar dengan tekun sampai mendapatkan hasil terbaik beberapa bulan berikutnya.

Karena sudah terbiasa tidak merengek ketika meminta dan tahu bagaimana kerja keras orang tua, kami pun menganggap jika ingin sesuatu, maka kami harus berusaha. Cara yang kami lakukan juga sederhana, cukup rajin belajar.

3. Makin melek finansial dengan dilatih nikmatnya menabung

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ibu membelikan celengan bentuk hewan yang sangat lucu. Kami diajari untuk menyisihkan sisa uang saku berapapun jumlahnya. Saya sangat suka tiap kali melihat jumlah uang koin yang terus bertambah. Ibu pun tidak memaksakan kewajiban menabung di celengan tersebut, tetapi kami diberitahu jika nanti celengan udah penuh, kami bisa membeli apa saja.

Ketika duduk di sekolah dasar, saya sering mengikuti lomba akademis. Saat memenangkan lomba, terkadang ada hadiah berupa tabungan selain mendapat piagam dan piala. Hari lebaran juga menjadi hari yang paling menggembirakan. Uang saku yang diberikan paman dan bibi serta kerabat lainnya, saya sisihkan ke dalam celengan. Salah satu barang yang saya beli dari hasil tabungan adalah sepatu keds.

Artikel terkait: 7 Tips Mengatur Keuangan Keluarga di Tengah Resesi, Jangan Panik!

4. Bermain monopoli

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain permainan rumah-rumahan dan memasak, saya sangat suka bermain monopoli. Di sini saya dan adik belajar menghitung uang dan juga mengikuti aturan permainan dari membeli tanah hingga mendirikan bangunan. Ayah dan Bunda juga bisa mengenalkan ini kepada buah hati sambil berlatih menghitung uang.

5. Dilatih bersedekah

Ketika Ibu memiliki kelebihan makanan, ia akan memberikan sebagian kepada tetangga. Lalu Ayah pun juga bercerita tentang sedekah kepada anak-anak di panti asuhan. Orang tua pun mengajarkan pentingnya zakat dengan bahasa sederhana. Ini menjadi hal penting sehingga saya dan adik pun tidak hanya berpikir soal mengumpulkan uang, tetapi juga belajar untuk berempati kepada orang lain yang sedang kesusahan.

Artikel terkait: Cara Mengatur Keuangan Keluarga Menurut Tips Ibu-ibu Jaman Dulu

Parents tentu harus konsisten dalam mengajarkan anak lebih melek finansial. Semangat ajarkan menabung dan bersedekah sejak dini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ditulis oleh Reffi Dhinar, UGC Contributor theAsianparent.com.

Artikel UGC Contributor lainnya:

id.theasianparent.com/kesulitan-anak-belajar-membaca

id.theasianparent.com/pengalaman-melakukan-tandem-nursing

id.theasianparent.com/mengelola-stres-mendampingi-anak-pjj

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Reffi Dhinar