Ceritaku Mengajak Anak Autis Berwisata ke Ciwidey dan Mendapat Reaksi Tak Terduga

Mengajak anak autis berwisata harus mempertimbangkan lokasi yang cocok sesuai kebutuhannya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa hari yang lalu, kami berangkat ke Kawasan Bandung Selatan tepatnya ke Ciwidey untuk berwisata. Perjalanan dari Bandung Kota memakan waktu sekitar satu jam, jalanan begitu lancar karena kami datang bukan di akhir pekan. Walaupun perjalanan cukup singkat, namun persiapan harus dilakukan dengan matang ketika membawa putri kami (Nindy) yang mengalami gangguan autisme berwisata. Mengajak anak autis berwisata harus mempertimbangkan lokasi yang cocok sesuai kebutuhannya supaya hak berwisata dapat terpenuhi dan seluruh anggota keluarga dapat ikut bersenang-senang.

Artikel terkait: 15 Ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat, Parents Perlu Tahu!

Kawah Putih

Destinasi wisata pertama yang kami kunjungi yaitu Kawah Putih. Dari lokasi tempat pembelian tiket masuk ke Puncak Kawah Putih berjarak kurang lebih enam kilometer. Nindy sudah mulai bosan di perjalanan, ia terus menerus meminta buah-buahan sebagai cemilannya. Tiba di Kawah Putih pukul 10.30 ia sudah Kembali tenang dan ikut berlari bersama adik dan saudaranya, mereka terlihat begitu senang. Hawa di sana begitu dingin, aroma belerang pun mulai tercium.

Saya beberapa kali batuk-batuk akibat mencium aroma tersebut. Namun, hal itu tidak terjadi kepada putri kami. Ia terlihat biasa saja mencium aroma belerang padahal saat itu ia tidak mengenakan masker kesehatan.

Sempat khawatir karena indra penciuman Nindy sangat sensitif, karena setiap mencium aroma parfum atau sabun dengan aroma menyengat ia kerap kali batuk-batuk. Bahkan pernah sampai muntah ketika ia mencium semprotan pembunuh serangga.

Terlihat para pengunjung lain berdatangan karena cuaca saat itu bisa terbilang cerah, namun tak lama kemudian hujan tiba-tiba turun dan kabut tebal menyelimuti kawasan ini. Sungguh di luar dugaan kami, Alhamdulillah kami sudah menyiapkan payung dan jas hujan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kami berada di kawasan Kawah Putih sekitar satu jam. Melihat anak-anak senang, sebagai orang tua kami sangat menikmati suasana di sana. Tak lupa kami mengabadikan foto di kawasan wisata ini.

Artikel terkait: Ciri Anak Autis Ternyata bisa Dideteksi Lewat Bermain Cilukba, Ini Penelitiannya

Ranca Upas

Sudah dua kali kami mengunjungi Kawasan Kampung Cai - Ranca Upas bersama putri pertama kami. Pertama, saat ia berusia empat tahun yang mana ia belum dapat berbicara dan hiperaktif.

Di sana kami mengunjungi area penangkaran rusa. Kami pun membeli wortel untuk diberikan kepada rusa-rusa yang ada di sana. Nindy terlihat takut dan tidak mau memberikan wortel tersebut. Ia hanya melihatnya dari kejauhan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, tiga tahun berlalu kami melihat perubahan besar yang terjadi pada Nindy. Hari itu di Ranca Upas hujan turun, hawa di sana semakin dingin. Nindy menikmati suasana di Ranca Upas. Kami mencoba membawa Nindy kembali ke tempat penangkaran rusa lalu memberinya wortel.

Ia pun berhasil tenang dan berusaha menyuapi rusa tersebut. Sebelumnya, Nindy memperhatikan terlebih dahulu apa yang dilakukan oleh sang adik yang sedang memberi makan rusa. Ketika hujan turun pun, ia membuka kedua telapak tangannya supaya terkena air hujan. Raut bahagia terpancar dari muka Nindy.

Artikel terkait: Hari Peduli Autis Sedunia, Pentingnya Pahami Gangguan Spektrum Autisme pada Anak

Rencana awal kami ketika di Ranca Upas akan bersantai, masak dan makan bersama. Namun rencana hanya wacana, ternyata kami hanya sebentar di sini karena kilatan petir begitu terasa. Hujan semakin deras dan akhirnya kami memutuskan untuk pulang pada pukul 13.30. Mungkin jika akan berwisata kesini lagi, kami harus datang lebih pagi lagi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sekedar tips membawa anak autis berwisata ke destinasi wisata dengan hawa dingin tentunya pastikan anak dalam kondisi sehat. Siang hari ketika berada di Kawah Putih dan Ranca Upas hawanya sangat dingin.

Jangan lupa siapkan pakaian yang nyaman untuk anak seperti kaos lengan panjang, celana panjang tebal dan jas hujan / jaket. Tak lupa bawa cemilan dan makanan utama dengan porsi cukup banyak karena khawatir ada kendala saat di perjalanan.

Itulah pengalaman kami mengajak anak autis berwisata. Ternyata, ada hal-hal unik, juga perubahan di beberapa hal yang kami lihat pada anak kami. Yang paling menonjol adalah ketika ia lebih tenang saat memberi makan rusa di Ranca Upas, berbeda dengan reaksinya tiga tahun silam.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ditulis oleh Fitria Mustikawati, UGC Contributor theAsianparent.com

Artikel UGC lainnya:

id.theasianparent.com/cara-mengoptimalkan-periode-emas-anak

id.theasianparent.com/menghilangkan-perasaan-negatif

id.theasianparent.com/anak-paranoid-ditinggal-ibu-bab

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan