Balita yang sedang belajar menyikat gigi seringkali menelan odol yang ia gunakan. Entah karena ia masih belum bisa berkumur atau karena rasa odol yang manis. Pengalaman ini pun dialami oleh Bhre Kata Bramantyo, anak keempat Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo.
Zaskia Adya Mecca bingung Bhre Kata Bramantyo sering menelan odol
Sebagai seorang ibu, Zaskia Adya Mecca mengaku sangat peduli dengan kesehatan mulut dan gigi anak-anaknya. Ia pun selalu memastikan anak-anaknya menyikat gigi dan ke dokter gigi secara rutin. Tak terkecuali untuk anaknya yang paling kecil, Bhre Kata Bramantyo.
Namun Zaskia mengaku bingung dengan kebiasaan Bhre saat menyikat gigi. Bungsu dari 4 bersaudara ini sering menelan odol atau pasta gigi yang ia gunakan.
Hal ini tentu saja membuat Zaskia harus kejar-kejaran dengan Bhre agar tidak sering melakukannya.
“Ya itulah, aku juga penasaran kenapa ya anak-anak seneng banget makan odol? Aku lagi uber-uberan sama anak aku yang paling kecil karena dia hobi banget makan odol,” ujar Zaskia saat diwawancarai dalam pembukaan cabang ke-6 OMDC Dental Clinic, di kawasan Rawamangun Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2019) lalu.
Amankah bila anak sering menelan odol?
Zaskia Adya Mecca (kiri) dan drg. Oktri Manessa (kanan) dalam pembukaan cabang ke-6 OMDC Dental Clinic, di kawasan Rawamangun Jakarta Timur, Sabtu (14/9/2019) lalu.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, drg. Oktri Manessa menjelaskan bahwa odol atau pasta gigi mengandung flouride. Kandungan ini berfungsi untuk melapisi dan menjaga ketahanan struktur gigi agar tidak mudah berlubang.
Meskipun cenderung aman digunakan dan tertelan oleh tubuh. Namun, flouride tetap bisa memberikan efek samping dan bahaya tersendiri bila sering masuk ke dalam tubuh dengan jumlah yang berlebihan.
Salah satunya efek samping yang dimaksud ialah fluorosis.
“Bila anak sudah kelebihan flouride. Nanti efek sampingnya suka ada white spot atau putih-putih di permukaan giginya,” ujarnya.
Untuk itu, Founder OMDC Dental Clinic itu menjelaskan bahwa anak-anak di bawah usia dua tahun tidak pada dasarnya tidak membutuhkan pasta gigi dengan flouride. Ia cukup membersihkan mulut dan giginya dengat sikat gigi.
“Sebenarnya untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun flouride itu tidak dibutuhkan. Apalagi untuk anak-anak yang belum bisa berkumur. Jadi cukup sikat aja,” jelasnya.
Ketika anak sudah bisa berkumur, ia baru bisa diberikan pasta gigi dengan flouride.
“Namun pemberian pasta gigi itu juga tidak boleh berlebihan. Cukup diberikan sebesar biji kacang polong karena gigi anak masih kecil-kecil,” tambahnya.
Bila berbicara tentang teknik menyikat gigi yang bagus, Oktri menegaskan tidak ada teknik menyikat gigi yang bagus untuk anak-anak.
Menurutnya, semua teknik menyikat gigi bagus selama orangtua dapat memastikan gigi anak telah tersikat secara menyeluruh.
“Kalau ditanya teknik apa yang bagus. Ya semua teknik bagus. Karena untuk anak-anak, bisa sikat gigi aja itu sebuah perjuangan yang luar biasa. Jadi kalau dia mau eksplore sikat gigi sendiri boleh-boleh saja, tapi abis itu kita (orangtua) yang sikatin. Dengan begitu kita bisa memastikan bila gigi anak telah tersikat secara menyeluruh,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, pada 14 September 2019 lalu OMDC Dental Clinic baru saja membuka cabang baru di Rawamangun, Jakarta Timur. Cabang ke-6 ini mengusung tema beauty salon and barbershop.
Setelah fokus untuk menyehatkan kesehatan mulut dan gigi orang dewasa. Kini, OMDC Dental Clinic juga menyediakan poli anak untuk merawat kesehatan mulut dan gigi anak-anak.
***
Baca juga
Panduan Lengkap Untuk Ajari Anak Sikat Gigi Sejak Dini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.