Melahirkan sejatinya merupakan proses yang mendebarkan karena ibu maupun bayi berhadapan langsung dengan pertaruhan hidup dan mati. Apa pun metode melahirkan yang dijalani oleh ibu, baik secara vaginal maupun sesar, tetap memiliki risiko sehingga tak sepatutnya dihakimi. Melihat istrinya dicibir, seorang ayah blak-blakan mendukung istri melahirkan sesar dengan mengutarakannya secara langsung.
Seorang Bunda pembaca mengungkapkan kisah menariknya di forum berbagi aplikasi theAsianparent. Ia mengungkapkan betapa ibu yang melahirkan sesar pun melalui banyak hal untuk bisa menyelamatkan bayinya.
Ia pun menunjukkan bahwa sang suami begitu suportif, membelanya ketika ada orang lain yang menganggap sebelah mata ibu yang melahirkan sesar. Seperti apa ya Parents kisahnya?
Artikel terkait : “Sempat menolak punya anak, kini aku siap mati untuk bayiku,” curhat seorang ibu
Kisah suami mendukung istri melahirkan sesar
Bermula dari chat di grup yang berisi informasi mengenai kelahiran sang Bunda, suaminya pun geram karena munculnya komentar mengenai istrinya tersebut.
“Kenapa disesar, wah bukan ibu dong.. nggak ngerasain.. betapa dan betapa… seorang ibu,” ujar salah satu anggota grup yang namanya disensor.
Melihat adanya komentar miring tersebut, sang suami pun langsung ‘pasang badan’. Ia mendukung sang istri dan menasehati orang tersebut dengan bijak.
Menurutnya proses melahirkan secara normal maupun sesar bukanlah patokan. Baginya melahirkan melalui sesar tidak mengurangi perjuangan seorang ibu disaat ia mengandung hingga melahirkan.
“Gak masalah seorang istri lahiran normal atau sesar itu tidak mengurangi perjuangan dia saat mengandung sampai melahirkan… Lagi pula tidak ada ukuran istri menjadi seorang ibu hanya dari proses lahiran normal atau sesar. Silahkan baca di google, banyak ilmu dan pengetahuan. Jangan menghina atau mengejek seorang istri… ingat anda masih punya anak wanita yang belum nikah dan belum hamil,” ujar sang suami.
Berikut ini adalah hasil tangkapan layar dari percakapan yang diunggah oleh Bunda ini di Aplikasi TheAsianparent.
Curahan hati sang istri
Lebih lanjut, Bunda tersebut pun menceritakan bahwa kelahiran sesar yang dialaminya bukan tanpa rasa sakit. Bahkan, ia memang mengalami rasa sakitnya pembukaan namun harus menjalani persalinan sesar di akhir.
“Org luar yang hanya melihat normal/sc tanpa tau proses yang terjadi sebenarnya.. 4 malam saya berjuang dalam proses pembukaan agar bisa melahirkan normal. Dan pada hari ke 5 saya baru berani memutuskan sc karena mentok di pembukaan 8.” tuturnya.
Tak hanya merasa sakit secara fisik, perasaan bersalah pun seketika muncul dalam benaknya. Saat proses persalinan, sang bayi mengalami keracunan mekonium atau tinja pertama, karena proses pembukaan berlangusng cukup lama.
Ibu itu pun harus rela tidak bisa bertemu secepatnya dengan sang buah hati setelah dilahirkan.
“Betapa merasa bersalahnya saya ketika sesaat setelah melahirkan anakku harus dirujuk ke RS yang berbeda karena keracunan mekonium karena lamanya proses pmbukaan. Saya baru betemu anak saya setelah 3 hari saat saya keluar dari RS.” tuturnya kembali.
Artikel terkait : Penuhi permintaan terakhir istri, Ayah ini donorkan organ tubuh bayinya yang meninggal
Setelah menanti beberapa hari untuk bertemu, pasangan ini pun harus kembali menunggu untuk membawa pulang buah hatinya.
‘Dan baru bs berkumpul dirumqh setelah perawatan 5 hari. Entah apa yang terjadi kalo misal aku tetep kekeuh tidak ingin operasi sesuai arahan bidan” tutur Bunda satu ini.
Tentu kondisi keracunan mekonium ini bisa fatal terjadi bila dibiarkan lebih lama. Namun untungnya si kecil berhasil selamat. Atas arahan bidan untuk operasi sesar, keluarga kecil ini kini bisa berkumpul di rumah bersama-sama.
***
Nah Parents, dari pengalaman Bunda satu ini sebaiknya kita sama-sama bisa berkaca bahwa sebetulnya ibu yang melahirkan sesar pun memiliki proses dan perjuangannya sendiri. Hendaknya kita saling mendukung dan mendoakan, bukan malah menjatuhkan.
Apakah Bunda memiliki kisah menarik lain untuk dibagikan? Kami nantikan kisah inspiratif Bunda untuk dibagikan di Aplikasi TheAsianparent Indonesia!
Sumber : Aplikasi TheAsianparent
Baca Juga :
Curahan hati seorang ibu: "Saya merasa menjadi ibu yang buruk…."