Mata Juling pada Bayi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, hingga Jenisnya
Apakah mata juling bisa disembuhkan? Simak penjelasannya, Bun!
Memiliki anak dengan panca indra yang berfungsi normal adalah impian semua orang tua. Maka tidak heran ketika orang tua baru diliputi banyak kekhawatiran terhadap anaknya. Termasuk salah satunya adalah kondisi mata juling pada bayi.
Banyak mitos beredar mengenai mata juling pada bayi. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan juling ini?
Banyak hal yang menjadi penyebab mata juling, yakni faktor genetik, adanya gangguan pada sistem kontrol di otak, dan kelainan syaraf. Di dunia medis, juling sendiri dibagi menjadi dua yaitu juling sesekali atau juling permanen.
Berikut adalah ulasan mengenai mata juling pada bayi yang menarik untuk disimak.
Artikel terkait: Keajaiban terjadi saat Anda bertatapan dengan bayi Anda yang manis!
Daftar isi
Mengenal Mata Juling pada Bayi
Mungkin Parents akan panik atau khawatir ketika mendapati mata si kecil yang tidak bergerak secara bersamaan. Bisa saja satu matanya menatap lurus, sementara mata yang lainnya menatap ke arah samping.
Terkadang kedua mata bayi tampak tidak teratur dan terlihat seperti tidak bisa fokus.
Parents tidak perlu khawatir karena strabismus atau mata juling wajar terjadi pada bayi yang baru lahir. Faktanya, sekitar 1 dari 20 anak-anak menderita strabismus.
Hal ini normal terjadi karena otak dan otot mata bayi belum berkembang sepenuhnya dan mereka sedang bekerja untuk mengoordinasikan gerakan mata agar dapat bekerja secara serempak. Bisa saja bayi memiliki dua mata yang juling, atau hanya satu mata.
Mata juling pada bayi biasanya berhenti atau hilang dengan sendirinya pada saat mereka berusia 4-6 bulan.
Penyebab Munculnya Mata Juling
1. Lipatan Kulit Ekstra di Sudut Dalam Mata
Terkadang bayi lahir dengan lipatan kulit ekstra di sudut mata dalam mereka yang membuat mata tampak seperti juling. Seiring bertambahnya usia, hidung mereka akan tumbuh dan lipatannya pun menghilang, begitu pula dengan mata yang sebelumnya tampak juling tersebut.
2. Kemampuan Koordinasi Mata yang Belum Berkembang
Pada bayi yang masih berusia kurang dari enam bulan, orang tua tidak perlu khawatir jika mendapati gerakan mata anak tampak tidak sinkron.
Bayi yang baru lahir belum memiliki kemampuan koordinasi mata yang baik sehingga terlihat gerakan matanya tidak sinkron.
Pada minggu-minggu pertama kelahirannya, mata bayi terkadang tidak melihat ke tempat yang sama pada waktu yang bersamaan.
Sebagian besar bayi akan memiliki kemampuan koordinasi yang baik pada usia 4 bulan, di mana mereka sudah lebih ahli menggunakan mata mereka dan otot matanya sudah lebih kuat.
3. Faktor Genetik Bisa Sebabkan Mata Juling pada Bayi
Banyak sekali hal yang bisa menjadi penyebab mata juling sejak kecil, salah satunya adalah faktor genetik. Anak-anak yang lahir dengan riwayat strabismus pada keluarga cenderung memiliki risiko tinggi mengalami kondisi yang sama.
4. Trauma pada Mata
Trauma pada mata misalnya operasi katarak yang dilakukan pada usia bayi juga bisa menyebabkan mata juling.
5. Masalah Perkembangan Saraf
Mata juling bisa saja terjadi karena gangguan pada sistem kontrol pada otak dan kelainan syaraf.
Saraf di mata perlu mengirim sinyal ke otak untuk mengoordinasikan gerakannya, sehingga anak-anak yang lahir prematur atau dengan kondisi seperti down syndrome, cerebral palsy, dan cedera otak memiliki kemungkinan lebih besar mengalami strabismus.
Tidak hanya itu, pemicu mata juling juga bisa disebabkan karena terjadinya lumpuh pada otak.
6. Mata yang Bekerja Terlalu Berat
Selain faktor genetik, mata juling juga bisa disebabkan karena mata yang bekerja terlalu berat dalam mengatasi masalah penglihatan. Misalnya seperti rabun jauh, rabun dekat atau astigmatisme.
Pemicu mata juling juga bisa terjadi karena adanya beberapa infeksi seperti campak. Sementara penyebab mata juling pada orang dewasa bisa terjadi karena stroke, cedera kepala, cedera pada mata dan penyakit diabetes. Tentunya Anda harus selalu waspada untuk mengetahui jika gejala mata juling terjadi pada anak.
Artikel terkait: 7 Cara Menjaga Kesehatan Bayi Sejak Usia 1 Hari
Gejala Mata Juling pada Bayi
Pada saat bayi berusia 4 sampai 6 bulan, mata mereka biasanya sudah lurus sepenuhnya. Namun, jika satu atau kedua mata mereka terus atau sesekali melihat ke atah ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah, bisa jadi ia mengidap strabismus.
Penting untuk diketahui bahwa tidak semua kasus strabismus dapat mudah dilihat dengan mata telanjang. Jika bayi memiliki salah satu dari gejala berikut ini:
- Sering menyipitkan mata atau berkedip terutama dalam cahaya terang
- Memutar atau memiringkan kepala untuk mencoba menjajarkan objek penglihatannya
- Mata yang tampak menyilang
- Mata yang bergerak ke arah dalam atau ke luar
- Kondisi mata yang tampak tidak fokus
Segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang diperlukan. Deteksi dini strabismus atau gangguan mata lainnya sangat penting untuk menjaga kesehatan penglihatan anak.
Jika anak menderita strabismus dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat, otak dapat mengabaikan pesan yang dikirim oleh mata sehingga menyebabkan ambliopia atau mata malas yang dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan jika tidak ditangani.
Diagnosis Mata Juling pada Bayi
Seiring dengan berkembangnya otak, kontrol mata anak menjadi lebih baik dan ia mulai fokus pada benda-benda di sekitarnya. Namun, apabila setelah usia 6 bulan bola mata si kecil masih sering tidak sinkron, lakukanlah tes mata dengan cara sederhana berikut ini.
Gunakan senter kecil dan sorotkan cahaya senter pada posisi tengah di antara kedua mata bayi. Amati refleks matanya, apabila mata bayi mengarah ke tengah sesuai dengan letak cahaya, maka bisa dikatakan matanya normal.
Akan tetapi, apabila bayi tidak mengikuti arah cahaya, kemungkinan ia juling dan perlu penanganan dokter lebih lanjut.
Faktor Risiko Mata Juling pada Bayi
Berikut adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya mata juling pada bayi yang perlu diwaspadai:
- Anak yang menderita cerebral palsy
- Anak yang lahir dengan down syndrome
- Bayi prematur
- Berat badan lahir rendah (BBLR)
- Anak dengan masalah penglihatan seperti rabun jauh
Jenis Mata Juling pada Bayi
Menurut American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus (AAPOS), berbagai jenis mata juling meliputi:
1. Esotropia
Satu atau kedua mata mengarah ke dalam, ke arah hidung. Ini adalah jenis strabismus yang paling umum dan terjadi antara 2 hingga 4% anak.
2. Eksotropia
Satu atau kedua mata mengarah ke luar, ke arah telinga. Jenis mata juling ini terjadi pada 1 hingga 1,5% anak-anak.
3. Hipertropia
Mata tidak sejajar, di mana yang abnormal tampak lebih tinggi dari mata lainnya. Hipertropia terjadi pada 1 dari 400 anak.
4. Hipotropia
Kebalikan dari hipertropia, yaitu ketika mata tidak sejajar dan yang satunya lebih rendah dari yang lainnya.
5. Esotropia Infantil
1 hingga 50 bayi lahir dengan kelainan ini dan akan sembuh sendirinya pada usia 4 bulan tanpa perawatan medis.
6. Esotropia Akomodatif
Esotropia yang terjadi karena rabun jauh yang parah dan umumnya terjadi pada bayi usia 1 tahun. Mata juling ini cenderung muncul secara bertahap hingga akhirnya lebih konstan.
Artikel terkait: Ini Caranya Mendapat Akta Kelahiran dan BPJS Kesehatan GRATIS
Kapan Harus ke Dokter?
Pemeriksaan mata secara teratur adalah cara yang terbaik untuk mendeteksi strabismus. Para ahli menyarankan pemeriksaan penglihatan harus dilakukan mulai usia 6 bulan secara rutin.
Jika Parents menduga bayi memiliki mata juling di atas usia 6 bulan, segeralah berkonsultasi pada dokter mata. Semakin cepat perawatan dimulai akan semakin baik hasilnya.
Selain masalah penglihatan yang bisa ditimbulkan, strabismus yang tidak diobati pada bayi dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan seperti kesulitan menggenggam, berjalan, dan berdiri.
Dibutuhkan terapi penglihatan untuk menyembuhkan mata yang juling. Salah satu caranya adalah dengan menutup salah satu mata bayi yang dominan. Cara ini melatih mata bayi yang memiliki refleks otot lebih lemah.
Perawatan mata juling ringan meliputi:
- Penggunaan kacamata, untuk mengoreksi penglihatan pada mata yang lebih lemah atau mengaburkan penglihatan pada mata yang baik sehingga mata yang lebih lemah dipaksa menguat.
- Penutup mata, untuk mata yang sehat agar bayi dapat menggunakan mata yang lemah untuk melihat. Ini membantu memperkuat otot mata yang lebih lemah.
- Obat tetes mata, berfungsi untuk mengaburkan penglihatan di mata yang baik agar mereka menggunakan yang lebih lemah.
Terkadang, perawatan di atas bisa jadi tidak cukup untuk memperbaiki strabismus. Dokter mungkin akan menyarankan pengobatan koreksi bedah, yaitu mengoperasi otot mata dan mengarahkannya untuk menarik mata ke posisi yang benar.
Itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui tentang mata juling pada bayi. Semoga informasi ini bermanfaat.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Strabismus
kidshealth.org/en/parents/strabismus.html
Why Do Babies Go Cross Eyed, and Will It Go Away?
www.healthline.com/health/baby/cross-eyed-baby
Why Your Baby Looks Cross-Eyed
www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/cross-eyed-baby.aspx
Causes and Treatments for Crossed Eyes in Newborns
www.verywellhealth.com/babies-and-newborns-are-crossed-eyes-normal-3421580
Baca Juga:
Umur Berapa Bayi Bisa Melihat dengan Jelas? Berikut Penjelasannya