Setelah melahirkan anak pertama dengan proses caesar, saya pun memiliki harapan besar dan mencoba persalinan VBAC jika memiliki anak lagi.
Beberapa waktu lalu, saya memutuskan resign dari pekerjaanku di sebuah perusahaan BUMN. Tujuannya tidak lain karena ingin fokus mengurus anak. Setelah 1 tahun 1 tahun berlalu, siapa sangak tahun 2020 lalu saya dan suami diberikan rezeki oleh Allah, hamil anak kedua.
Jalani Kehamilan di Masa Pandemi
Rezeki yang tidak terduga karena kami memang belum berniat untuk memiliki anak kedua dalam waktu dekat. Tapi aku bersyukur bisa dipercaya kembali untuk memiliki momongan. Walaupun di kehamilanku yang kedua ini segala sesuatunya lebih sensitif.
Rasanya, dari hal hal kecil saja bawaannya membuat saya lebih sensitif dan perasa, belom lagi ditambah dengan kondisi morning sickness, dan menjalani kehamilan di mana pandemi yang sedang meningkat. Serba takut, was was, apalagi kondisi yang sedang hamil mau keluar rumah untuk cek kandungan di RS sangat berisiko.
Di kehamilanku yang kedua ini, aku ingin sekali bisa lahiran normal. Karena di kehamilan anak pertama saya memang harus caesar. Saya pun terus konsultasi dengan dokter kandunganku agar bisa lahiran normal atau disebutnya VBAC (Vaginal Birth After Caesaeran).
Mungkin ada yang masih asing mendengar kata VBAC? VBAC merupakan proses melahirkan normal setelah menjalani operasi caesar. Tidak semua perempuan bisa melahirkan secara VBAC karena ada syarat dan harus melalui persetujuan lebih dahulu dari dokter kandungan.
Mencoba Persalinan VBAC di Kehamilan Kedua, Ini yang Perlu Dilakukan
Lantaran memiliki keinginan besar mencoba persalinan VBAC, saya pun mencoba menggali informasi sebanyak-banyaknya. Lewat membaca berbagai artikel, dan tentu saja konsultasi dengan dokter kandungan.
Ternyata memang ada beberapa syarat ibu hamil yang boleh melahirkan secara VBAC di antaranya;
♡ Ibu yang memiliki bekas sayatan operasi caesar berbentuk garis horizontal yang terletak rendah di bawah perut.
♡ Persalinan terjadi secara spontan setelah induksi sehingga kontraksi berlangsung cepat.
♡ Tulang panggul berukuran cukup besar sehingga memungkinkan untuk bayi keluar dengan mudah
♡ Belum pernah mengalami rahim ribek di kehamilan sebelumnya
♡ Tidak memiliki kondisi medis yang membuat persalinan melalui vagina beresiko seperti plasenta previa.
Setelah konsultasi ke dokter kandungan tentang niat saya untuk lahiran secara VBAC. Dokter kandungan saya, dokter Yogi sangat mendukung dan mau membantu mengusahakan agar bisa lahiran secara VBAC. Saya jadi semakin optimis, pasti bisa lahiran secara normal.
Ketika menjelang persalinan di usia kehamilan 32 minggu. Saya sudah merasakan kontraksi yang teratur. Saya masih ingat, saat itu Hari Senin dan saya masuk rumah sakit. Setelah dicek, ternyata sudah pembukaan 1 dan harus rawat inap.
Untungnya saya sudah siap membawa barang- barang untuk keperluan melahirkan, jadi suami bisa stand by nemenin di rumah sakit. Ketika itu saya pun tetap ikhtiar untuk bisa lahiran normal.
Optimis Mencoba Persalinan VBAC
Datanglah dokter ke ruangan, memulai pemeriksaan, dicek kembali untuk dilihat apakah pembukaannya sudah maju atau belum. Ternyata setelah dicek pembukaannya masih di 1 tapi kontraksinya sudah bagus.
Saya hanya punya 1×24 jam buat lihat perkembangan pembukaannya sudah sampai mana. Keesokan harinya dicek lagi sama dr Yogi dan ternyata pembukaannya mentok di 1 terus. Saya pun mulai khawatir dan bertanya-tanya apakah saya tetap bisa mencoba persalinan VBAC?
Ketika itu, dokter menjelasakan, apabila kondisinya seperti ini terus, mau tidak mau harus segera dilahirkan secara SC. Di situ hatiku hancur, hilang kesempatanku untuk bisa lahiran normal.
Memahami perasaanku yang campur aduk, suami terus memberikan dukungan dan menguatkan. Memberikan semangat sehingga aku bisa menerima kenyataan. Sekarang yang terpenting adalah saya bisa melahirkan dengan tenang. Ibu dan bayi selamat.
Yah, saya pun mencoba menerimanya. Mungkin ini sudah jadi takdir, biar bagaimana pun sekuat kita berusaha dan berdoa tetap Allah yang punya kendali atas semua kehidupan yang ada di dunia.
Pada hari Rabu tgl 4 Agustus lahirlah bayi cantik bernama Gwen Aqilla Azahra dengan BB 2,8 kg Panjang 49 cm.
Alhamdilillah… saya benar-benar lega setelah melahirkan walaupun harus lewat proses operasi lagi. Tapi bisa melihat senyuman dan tangisan bayi cantik adalah kebahagian yang tidak ternilai.
Inilah sekilas cerita tentang kehamilanku yang kedua. Bagaimana saya mencoba persalinan VBAC namun memang tidak berhasil.
Lewat pengalaman ini, saya pun ingin berbagi tips kepada Mom yang sedang hamil dan ingin melahirkan secara VBAC.
1. Kenali dan pahami dulu VBAC itu seperti apa
3. Konsultasikan kepada dokter spesialis kandungan
4. Jaga kesehatan dan Berat Badan
5. Perencanaan yang matang
Semoga tips yang aku berikan bisa membantu dan memberikan pencerahan tentang VBAC, dan jangan patah semangat untuk mencoba persalinan VBAC. Jika memang tidak berhasil, jangan menyesali diri. Bukankah yang terpenting adalah keselamatan kita, ibu dan janin di dalam kandungan.
Ditulis oleh Yuni Anggraeni, VIPP Member theAsianparent ID
Artikel Lain yang Ditulis VIPP Member theAsianparent ID
id.theasianparent.com/proses-bersalin-gentle-birth
Anakku Disleksia, "Ma, Tulisannya Berantakan dan Bergerak"
Kehamilan yang Tidak Disangka, Diawali GERD, ISK Hingga Usus Buntu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.