Kanker ovarium memang telah menjadi salah satu kanker utama yang mematikan di kalangan kaum hawa. Penyakit ini menduduki posisi ketujuh di antara jenis-jenis kanker umum lainnya yang dialami perempuan. Mengingat jumlah kasusnya yang terus bertambah setiap tahunnya, cara mencegah kanker ovarium menjadi penting untuk kita diketahui.
Apa itu kanker ovarium?
Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh pada indung telur atau ovarium. Bun, kanker ini bisa dialami oleh segala usia, tetapi umumnya terjadi pada perempuan yang mulai memasuki masa menopause atau berusia di atas 50 tahun.
Setiap perempuan normalnya memiliki dia ovarium, di sisi kiri maupun sisi kanan rahim. Organ satu ini memiliki peran penting dalam proses reproduksi sebagai penghasil sel telur atau ovum, hormon estrogen, dan progesteron.
Pengobatan untuk kanker ovarium sendiri bisa sukses dilakukan bila kondisi terdeteksi sejak dini. Namun, seringkali jenis kanker ini memang sulit terdeteksi. Pada banyak kasus, kanker ovarium belum terdeteksi sebelum menyebar di area perut dan panggul.
Gejala-gejala
Ada beberapa tanda dan gejala dari kanker jenis ini. Perempuan wajib tahu ya, berikut ini berbagai gejala yang biasa dirasakan.
- Mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis.
- Merasa tidak nyaman di area panggul.
- Perut menjadi lebih kembung atau bengkak.
- Menjadi lebih sering buang air kecil.
- Ketidaknyamanan di area panggul.
- Lebih cepat merasa kenyang saat mengonsumsi makanan.
- Jadi lebih sering sembelit dari biasanya.
Bun, gejala-gejala tersebut bisa saja bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya. Keparahan penyakit pun bisa menjadi salah satu penyebabnya. Namun bila merasakan adanya abnormalitas yang mendekati sebaiknya jangan disepelekan, ya.
Artikel Terkait : Inilah beberapa kondisi penderita kanker payudara yang dilarang menyusui bayi
Penyebab dan faktor risikonya
Sama seperti kanker pada umumnya, penyebabnya penyakit jenis kanker ini juga belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko kanker tersebut, seperti:
- Kondisi ini rentan terjadi pada perempuan yang lebih tua, yakni seorang perempuan di atas 50 tahun.
- Faktor genetik berperan besar dalam hal ini. Jadi, kika Anda memiliki riwayat kanker ovarium di keluarga, maka risiko Bubda terkena kanker akan meningkat.
- Perempuan yang menjalani terapi hormon estrogen, terutama dalam jangka waktu lama dan dalam dosis tinggi.
- Perempuan yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Perempuan yang belum pernah hamil sebelumnya.
- Perempuan yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
- Mengalami siklus menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 50 tahun.
- Pernah atau tengah ,enjalani terapi kesuburan.
- Kebiasaan yang tidak sehat seperti menjadi perokok atau mengonsumsi alkohol
- Menggunakan alat IUD..
Adakah cara untuk mencegah kanker ovarium?
Saat ini, para peneliti belum menemukan cara untuk mencegah kanker ovarium. Namun, beberapa hal diketahui bisa menurunkan risikonya, Bun.
Misalnya saja menyusui, melahirkan, atau menggunakan pil KB menunjukkan faktor-faktor tertentu rupanya cukup berkaitan. Jadi, beberapa langkah berikut mungkin bisa mengurangi risikonya, seperti:
- Menggunakan kontrasepsi dalam bentuk pil dalam waktu yang lama, yakni lebih dari 10 tahun.
- Menjalani kehamilan dan menyusui.
- Menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga secara teratur dan menghindari stres berlebihan.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
Artikel Terkait : Waspadai gejala kanker vulva dan pahami 5 risikonya sejak dini!
Jika Bunda berusia antara 55 dan 64 tahun, atau bila diketahui memiliki riwayat keluarga kanker, Anda disebut lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Nah Bun, bila termasuk kedalam faktor risiko tersebut, cobalah konsultasikan dengan dokter Anda sedini mungkin. Seperti jenis kanker lainnya, deteksi dini adalah cara terbaik untuk melawannya.
Yuk, lakukan pola hidup sehat untuk menjaga tubuh Anda dari berbagai risiko kanker dan penyakit mematikan lainnya, Bun!
Artikel ini disadur dari Bianchi Mendoza di theAsianparent Singapura
Sumber lain : Alodokter, Mayoclinic
Baca juga:
Mengenal Kista Ovarium: Gejala, Cara Mengatasi, hingga Pencegahan