Memiliki empati sangat dibutuhkan bagi setiap manusia. Nah, menanamkan sikap empati ini bisa mulai Anda berikan pada anak sejak dini, lho.
Empati adalah salah satu sifat baik yang bisa membuat anak menjadi pribadi yang peduli terhadap sekelilingnya.
Sikap empati ini sangatlah penting dan bermanfaat, Parents. Hal ini pun disebutkan oleh dr. Bruce D. Perry M.D Ph.D, seorang anggota senior di Child Trauma Academy.
“Empati bisa jadi merupakan anugerah yang paling penting bagi manusia. Kita tidak akan bisa bertahan hidup tanpa menciptakan hubungan dan kelompok yang bisa berfungsi secara bersamaan,” ungkapnya.
Christine Carter, Ph.D seorang pakar Sosiologi di Universitas California juga menambahkan tentang pentingnya memiliki sikap ini.
“Empati adalah cara kita mengembangkan perasaan bersyukur, harapan, dan juga kepedulian. Yang merupakan kemampuan berdasarkan empati.”
Sementara itu, salah satu studi di Universitas California menemukan bahwa, anak usia 18 bulan sudah bisa menguasai komponen kunci dari empati, yakni kemampuan memahami perasaan orang lain.
Pada usia 4 tahun, anak berubah dari membuat gerakan fisik yang menandakan mereka peduli, dan mulai berpikir tentang perasaan orang lain yang terhubung dengan perasaan mereka sendiri.
Kebanyakan proses tersebut terjadi secara alami, tetapi orang tua juga perlu mendorong anak untuk menanamkan empati pada anaknya agar proses belajar bisa diserap lebih optimal pada mereka.
Tips Menanamkan Empati pada Anak
1. Orang Tua Memberi Contoh Empati pada Anak
Orang tua adalah tempat pertama anak mempelajari segalanya. Karena itu, saat orang tua bersikap kasar atau tidak memikirkan perasaan orang lain, anak cenderung akan menirunya.
Oleh sebab itu, demi menanamkan sikap baik pada anak, orang tua pun harus memberi teladan yang baik.
Tunjukkan sikap peduli pada orang lain, atau bahkan mendiskusikan kepedulian tersebut bersama anak, agar dia bisa terlibat aktif, tidak hanya menjadi pengamat pasif dari perilaku Anda.
Contohnya, saat ada teman yang sakit, Parents bisa mengajak anak untuk menengoknya. Dan juga mendiskusikan bagaimana rasanya jika dia sakit dan tidak ada yang menengok.
Dengan begini, anak akan secara sadar mulai peduli pada orang lain, karena ia akan menempatkan dirinya pada posisi mereka.
2. Mengucapkan Terima Kasih
Ajaran sederhana untuk mengucapkan terima kasih pada seseorang saat diberi sesuatu, juga bisa mendidik anak untuk bersikap empati. Dia akan mensyukuri setiap hal kecil yang ia terima dari orang lain.
Selain sopan, mengucapkan terima kasih juga bisa membuat orang lain merasa dihargai. Tanamkan hal ini pada anak sejak dini, agar ia tahu pentingnya berterima kasih untuk setiap hal yang ia terima di dunia ini.
3. Menjadi Orang Tua yang Konsisten
Sebagai orang tua, kita selalu mengatakan apa yang baik dan tidak baik pada anak. Namun, seringkali kita lupa, bahwa anak juga melihat tingkah laku kita sebagai tolok ukur apa yang baik dan tidak baik.
Bila Parents mengajarkan anak untuk menimbang setiap perkataannya agar tak menyinggung orang lain, tentu sebagai orang tua juga harus memberi contoh tersebut. Sehingga, anak tidak menjadi bingung saat melihat orang tuanya tak menerapkan sikap yang diajarkan padanya.
Contoh paling sederhana, Parents mengajarkan si kecil untuk peduli pada orang yang kurang beruntung, tetapi menolak memberi bantuan pada orang kesusahan di jalan. Maka, anak akan mendapatkan kesan bahwa orang tuanya tidak menepati kata-kata mereka sendiri.
Hal ini juga berlaku di rumah. Bila Anda mengajarkan anak untuk memaafkan, tetapi ibunya malah mendiamkan sang ayah karena tidak menepati janji, tentu anak akan menganggap bahwa orang tuanya tidak bisa memberi contoh atas perkataan mereka sendiri.
Hal ini bisa menjadi bumerang bagi orang tua, karena itu usahakan agar selalu konsisten antara ucapan dan perbuatan Anda di depan anak.
4. Membantu Anak Memahami Kosa Kata Emosi
Anak kecil belum memiliki banyak kosa kata pada apa yang ia rasakan, bantulah anak untuk menamai berbagai emosi yang ia miliki, untuk mempermudah anak memahami perasaannya sendiri.
Anak tentu tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan perasaan empati saat ia sendiri kebngungan dengan perasaannya sendiri. Bantuan dari orang tua tentu akan menolong anak mengatasi masalah ini.
Parents juga bisa membantunya memahami perasaan orang lain dengan membaca raut wajah.
Cobalah membuat semacam kartu emosi, yang berisi gambar ekspresi wajah orang dengan nama emosi yang tergambar dalam eskpresi tersebut. Contohnya: sedih, marah, bahagia dan sebagainya.
Saat anak sudah lebih besar, Anda bisa meningkatkan kosa kata emosi yang ia miliki. Seperti malu, bingung, tersinggung, dan lainnya.
Parents juga bisa menambahkan dengan gerakan tubuh atau ekpresi wajah sendiri untuk memberi gambaran yang lebih jelas pada anak.
5. Selalu Bersyukur dan Memuji Hasil Kerja Orang Lain
Ajarkan anak untuk selalu memuji hasil kerja orang lain dan bersyukur setiap hari.
Contohnya, memuji masakan ibu saat makan, memuji ayah yang pulang kerja tepat waktu agar bisa makan bersama.
Terapkan jadwal untuk waktu memuji ini. Biarkan anak memikirkan sendiri apa yang hendak ia syukuri dan siapa yang ia ingin puji. Hal ini akan membuat anak bisa berpikir sendiri tentang hal-hal yang patut ia syukuri.
6. Mengenali Kebaikan yang Dilakukan Anak
Saat anak berbuat kebaikan, ada baiknya Parents memujinya dan mengatakan bahwa itu adalah hal yang baik.
Seperti saat anak membantu memungut buku temannya yang jatuh, atau berbagi mainan dan makanan saat sedang berkumpul bersama teman.
Hal ini akan membuat anak berpikir bahwa apa yang dia lakukan adalah kebaikan dan disetujui oleh orang tua, sehingga dia akan terus melakukannya.
7. Jangan Berlebihan
Memuji atas kebaikan yang dilakukan anak memang penting. Namun, jangan sampai berlebihan, karena bisa mengalihkan perhatian anak dari tujuan kita untuk menanamkan empati padanya.
Bila anak memuji seorang supir taksi karena kebaikannya mengantarkan kalian pulang, padahal itu adalah pekerjaannya. Maka, itu sudah bisa dianggap berlebihan.
Mengucapkan terima kasih sudah cukup dan tidak perlu memuji.
Polly Young Eisendrath, Ph.D mengatakan, “Ketika anak mengharapkan pujian pada setiap hal kecil yang ia lakukan, maka ini akan menghambat pola pikirnya tentang mementingkan kebutuhan orang lain.”
8. Memahami Apa yang Dirasakan Anak
Saat tengah hari, dan anak merasa kelelahan. Ada baiknya orangtua mengatakan bahwa si anak butuh istirahat, katakan bahwa ia juga pasti akan merasa lelah dan ingin tidur setelah beraktifitas seharian di sekolah.
Hal ini akan menunjukkan pada anak dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang bahwa orang tuanya mengerti dan menghargai apa yang ia rasakan.
9. Mendorong Anak Menjadi Relawan
Ini tentu saja dilakukan pada anak yang sudah lebih besar. Anda bisa mendorongnya untuk ikut terlibat dalam program membantu korban bencana alam, ikut memberi sumbangan mainan dan baju-bajunya yang sudah tidak dipakai.
Bila tidak memungkinkan, ajak anak untuk mengenali teman sekelasnya yang kurang beruntung dan memberi sumbangan padanya. Entah dengan buku atau uang jajan yang ia miliki.
Hal ini akan membuat anak lebih bersyukur atas kehidupan yang ia jalani, dan merasa bangga karena bisa menolong orang lain.
10. Ajari Anak untuk Menghargai Perbedaan
Perbedaan itu indah
Indonesia memiliki keragaman suku dan agama yang bermacam-macam. Ada baiknya untuk mengajari anak untuk menghargai berbagai perbedaan ini sejak dini.
Sebelum memasuki usia sekolah, ajari dia bahwa dia nanti akan bertemu dengan berbagai macam orang dan latar belakang. Namun, perbedaan tersebut bukan untuk dijadikan bahan ejekan atau olokan, tapi untuk memperkuat pertemanan.
Parents pun harus mengajari tentang disabilitas yang memiliki kekurangan fisik dan harus dibantu setiap ada kesempatan. Ini dilakukan agar anak terbiasa untuk tidak melihat perbedaan sebagai hal yang besar.
Itulah beberapa cara menanamkan empati pada anak sejak dini. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba ya, Parents!
***
Baca juga:
Tidak Selalu Negatif, Ini Manfaat Bermain Game untuk Perkembangan Anak
Waktu Berkreasi dengan Anak Lebih Menyenangkan, Ini Tips Agar Cepat Bonding dengan Anak!
Pertanyaan untuk Anak PAUD yang Bermanfaat bagi Tumbuh Kembangnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.