X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Coba meracik slime sendiri, anak ini terkena luka bakar

Bacaan 4 menit
Coba meracik slime sendiri, anak ini terkena luka bakar

Dokter mendiagnosis Fisher terkena luka bakar kimia, dan memberi tahu ibunya bahwa slime tersebut adalah penyebabnya.

Slime adalah mainan anak yang sangat populer saat ini. Mainan ini amat disukai karena bentuknya yang kenyal dan membuat kita gemas untuk menekan atau mengepalnya. Namun siapa yang sangka, mainan yang menggemaskan ini ternyata juga bisa membahayakan.

membuat slime

Layla Fisher (10 tahun) terkena luka bakar kimia, tangannya melepuh cukup parah. Sebelumnya Layla mencoba membuat slime dari resep yang dia temukan secara online. Dia mencampur beberapa bahan baku yang digunakan untuk membuat slime, termasuk lem, shaving foam, dan lensa kontak. Bahan-bahan tersebut mengandung boraks kimia yang pekat.

Ibunya Gemma Williams (39 tahun) percaya bahan yang mengandung boraks tersebut juga ditemukan dalam produk pembersih rumah tangga, inilah yang membuat putrinya terluka yang amat menyakitkan.

Ibu dua anak ini membagikan foto-foto luka bakar anaknya untuk memperingatkan orang tua lainnya tentang bahaya permainan yang membuat anak-anak keranjingan ini.

Menurut Gemma, dokter mengatakan kalau luka bakar kimia yang diderita anaknya akibat dari membuat slime sendiri.”

“Seiring waktu, lukanya berangsur-angsur semakin memburuk.”

membuat slime

Luka bakar akibat membuat slime sendiri (sumber: Caters News Agency)

Kondisi jari Fisher semakin memburuk akibat slime

Fisher mulai membuat slime sejak awal bulan ini, dia melakukannya secara teratur. Dengan bermodalkan bahan-bahan dari dapur orang tuanya, juga yang ada di kamar mandi, serta beberapa pewarna makanan, ia bermain dengan mainan tersebut selama beberapa jam.

Pada malam harinya Fisher mengeluhkan jarinya yang gatal-gatal. Lalu esok paginya, ketika terbangun jari-jarinya lecet semua, dan semakin memburuk beberapa hari kemudian.

Saat itu akhir pekan, di mana praktik dokter sedang tutup. Sang ibu pun hanya bisa berharap iritasi akan membaik, sambil menunggu hari Senin untuk memeriksanya ke dokter.

Dokter mendiagnosis Fisher terkena luka bakar kimia, dan memberi tahu ibunya bahwa slime tersebut adalah penyebabnya.

Slime memang sangat populer di kalangan anak-anak. Biasanya slime dibuat dalam berbagai macam variasi dan berwarna-warni. Slime sering digunakan untuk acara-acara anak, seperti acara ulangtahun atau event-event bertemakan anak.

membuat slime

Fisher dan ibunya Gemma Williams (sumber: Caters News Agency)

Dua minggu setelah kulitnya melepuh, Fisher masih meminum antibiotik. Namun infeksi yang dideritanya sudah hampir sembuh sepenuhnya.

Williams mengatakan sebagai orang tua dia merasa bersalah, dan sudah seharusnya ia memantau putrinya lebih dekat lagi. Kini satu hal yang pasti, bahwa anaknya tidak akan menyentuh barang itu lagi.

Fisher mengatakan meskipun suka bermain dengan slime bersama teman-temannya, dia tidak akan memainkannya lagi ke depannya. “Saya mulai bermain dengan slime karena semua teman saya memainkannya, dan saya hanya ingin bergabung,” kata Fisher.

Bahaya mainan slime untuk anak

Sementara itu, mengutip dari laman HelloSehat, ada beragam bahaya yang harus diwaspadai dari mainan slime. Berikut ini di antaranya:

1. Mengandung zat boron

Menurut Public Interest Research Group di Amerika Serikat, mainan slime berbahaya karena mengandung zat boron. Boron adalah mineral yang sering digunakan di dalam bahan produk industri seperti deterjen dan pupuk.

Lalu, berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), paparan atau menghirup zat boron dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan. Jika termakan, zat boron dapat mengiritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan sakit perut, muntah, diare, atau gangguan pencernaan lainnya.

Tidak ada yang tahu berapa tepatnya takaran dosis boron dalam mainan slime. Namun, menelan zat boron sekaligus dalam dosis besar dapat berakibat fatal.

Menelan 5-6 gram boron murni dapat menyebabkan kematian pada anak-anak. Dosis boron yang mematikan untuk orang dewasa diperkirakan sebanyak 15 hingga 20 gram.

2. Mengandung boraks

Seperti yang sudah disebut di atas, mainan slime di pasaran umum dibuat dengan boraks. Menurut Robin Jacobson, dokter anak di NYU Langone Medical Center, paparan boraks langsung dapat menyebabkan sensasi panas terbakar pada kulit, terutama jika menyentuhnya terlalu sering.

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Selama membuat mainan slime, uap zat boraks bisa naik ke udara dan terhirup kemudian mengiritasi saluran pernapasan. Sementara bila sampai tertelan dalam dosis besar, akibatnya adalah keracunan.

Nah bunda, mulai sekarang kita harus lebih ketat lagi mengawasi anak-anak dalam bermain.

sumber nypost

Baca juga:

Tak sengaja tarik kabel slow cooker, bayi 1 tahun alami luka bakar parah

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Kiki Pea

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Coba meracik slime sendiri, anak ini terkena luka bakar
Bagikan:
  • Anak 10 tahun tewas dibakar ibunya yang marah berlebihan, apa penyebabnya?

    Anak 10 tahun tewas dibakar ibunya yang marah berlebihan, apa penyebabnya?

  • Pakai sepatu lampu yang menyala, bocah ini alami luka bakar tingkat dua

    Pakai sepatu lampu yang menyala, bocah ini alami luka bakar tingkat dua

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Anak 10 tahun tewas dibakar ibunya yang marah berlebihan, apa penyebabnya?

    Anak 10 tahun tewas dibakar ibunya yang marah berlebihan, apa penyebabnya?

  • Pakai sepatu lampu yang menyala, bocah ini alami luka bakar tingkat dua

    Pakai sepatu lampu yang menyala, bocah ini alami luka bakar tingkat dua

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.