Bagi kebanyakan orang tua, masalah keuangan atau finansial menjadi salah satu topik yang kurang nyaman untuk didiskusikan bersama anak. Terlebih lagi jika yang terjadi adalah kesulitan finansial yang membuat stress orang dewasa. Padahal membicarakan keuangan secara terbuka sangat baik, loh, termasuk membuat anggaran keuangan dengan anak.
Menurut saya sampai sekarang, para orang tua biasanya cenderung memilih menyembunyikan kondisi keuangan dari anaknya. Alasanya, untuk melindungi dan menjaga rasa aman. Kemudian orang tua berpura-pura bahwa keadaan masih berlangsung baik-baik saja seperti biasa.
Padahal kita semua sedang berjuang untuk bertahan selama pandemi ini, di mana resesi bahkan krisis ekonomi terus membayangi. Apakah kita masih harus menutup fakta bahwa kita perlu melakukan pengencangan pengaturan keuangan rumah tangga dari anak kita?
Bukankah ini saat yang tepat untuk membuka diri dan membantu anak belajar merencanakan keuangan dengan harapan mereka akan siap mengelola keuangannya nanti ketika ia menjadi orang dewasa. Iya, buat saya membuat anggaran keuangan dengan anak perlu dilakukan
Buat saya pribadi, ketimbang memberikan penolakan terhadap permintaan belanja anak atau marah dan stress mengatur terlalu banyak hal detail di anggaran rumah tangga selama masa pandemi ini, lebih baik kita mulai melibatkan anak untuk membuat anggaran keluarga.
Kita bisa memulainya dengan memberikan mereka penjelasan bahwa meski kita semua mengalami masa sulit kita dapat mengatur beberapa hal agar kita bisa melewati kesulitan ini bersama.
Tegaskan bahwa semua anggota keluarga perlu membuat keputusan sulit di masa-masa sulit. Lalu berikan contoh bagaimana Parents melakukan penghematan belanja agar bisa menabung lebih banyak.
Membuat Anggaran Keluarga dengan Anak
Parenting for Lifelong Health (PLH) memberikan tips mengenai langkah mengajak anak terlibat dalam anggaran keluarga (family budgeting). PLH membantu orang tua dan pengasuh di masa pandemi Covid-19 dengan menyediakan referensi seputar pengasuhan yang terbukti secara ilmiah dan terbuka untuk diakses umum.
Langkah mengajak anak terlibat dalam anggaran keluarga, yakni pertama dengan mengulas bersama apa-apa saja yang butuh untuk dibeli. Kedua, anak membedakan kebutuhan dan keinginan. Dan ketiga, membuat anggaran bersama.
“Apa yang kita perlu kita beli sekarang?”
Ambil selembar kertas, bisa berupa koran dan kardus bekas. Kemudian berikan anak kertas tadi dan sebuah pena. Minta anak menggambar semua hal yang ia perlu beli. Menggambarlah bersama anak, lukiskan apa saja yang keluarga Parents butuh belanjakan setiap bulannya. Tuliskan harga barang di samping setiap gambar. Lalu akhiri dengan menghitung bersama jumlah uang yang harus keluarga keluarkan setiap bulan.
Dari aktivitas ini anak bisa belajar bahwa ternyata ada banyak hal yang menjadi kebutuhan keluarga dan butuh banyak uang untuk melengkapi semua kebutuhan itu. Sementara Parents juga bisa melihat dari sudut pandang anak, apa-apa saja yang menurutnya dia butuhkan. Gunakan kesempatan ini untuk bertanya mengapa anak memilih barang di gambar sebagai kebutuhannya. Cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak sekarang ini.
“Saatnya menunjuk! Ini Kebutuhan! Itu Keinginan!”
Sampaikan perbedaan dari kebutuhan dan keinginan. Hal-hal yang penting atau harus dimiliki untuk kelangsungan hidup keluarga adalah kebutuhan. Contohnya seperti makanan, listrik, air, atau sabun cuci tangan, hingga obat-obatan. Sementara keinginan mencakup hal apa saja yang membuat diri senang apabila memilikinya, tetapi tidak mendesak atau tidak harus dipunya.
Kemudian, berilah contoh penghematan yang Parents lakukan. Misalnya saja ibu sudah menghemat dengan tak membeli eye shadow bulan ini karena masih ada dan akibat pandemi jarang sekali digunakan. Ayah sudah menghemat banyak biaya bensin karena jarang pulang-pergi kantor.
Lalu, berdiskusilah dengan anak hal-hal apa yang dapat Anda coba hemat sebagai sebuah keluarga. Jelaskan pula bahwa ada kalanya daftar kebutuhan bisa berubah-ubah. Seperti di masa pandemi ini, masker sudah berubah menjadi kebutuhan.
“Berapa uang yang kita anggarkan untuk membeli barang ini?”
Ambillah batu atau kancing besar atau benda apapun yang tersedia dalam jumlah banyak. Minta anak untuk membayangkan benda itu sebagai uang keluarga untuk bulan ini.
Bersama sebagai sebuah keluarga cobalah untuk memutuskan apa-apa saja yang akan Parents dan anak beli dengan uang tadi. Lalu, letakkan uang tadi di atas gambar barang kebutuhan.
Beri anak penjelasan bahwa dengan berhasil membelanjakan uang untuk kebutuhan anak sudah melakukan kebiasaan yang baik. Dimana akan lebih baik lagi jika kita dapat membeli semua barang kebutuhan dengan masih memiliki sejumlah uang sisa belanja.
Sisa uang bisa ditabungkan, meski jumlah uangnya kecil jika sering dikumpulkan nantinya akan menjadi banyak dan bisa digunakan untuk keadaan darurat. Jangan sungkan untuk menjelaskan kepada anak tentang pentingnya dana darurat bagi keluarga.
Anggaran yang dibuat bersama anak memang belum tentu layak untuk dijadikan pegangan urusan ekonomi keluarga. Parents mugnking perlu untuk mengubahnya lagi. Meski begitu membuat anggaran keluarga ternyata bisa menjadi alternatif kegiatan bermain bersama anak.
Walaupun di rumah saja, ada banyak pilihan aktivitas yang bisa Parents lakukan bersama. Selain membuat anggaran keluarga, Parents juga bisa mencoba untuk mengajari anak menabung, bahkan berinvestasi. Topik keuangan dan finansial pun ternyata bisa menjadi kegiatan menarik di mata anak.
Teruslah berusaha untuk memasukkan anak ke dalam kegiatan dan diskusi keluarga. Ini bisa jadi cara lain untuk membimbing mereka tumbuh menjadi pribadi yang kritis dan mandiri.
Ditulis oleh Bunga Claudya, Member VIPP theAsianparent ID
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.