Bersihkan Vagina dengan Air Lemon, Memangnya Aman?
Baru-baru ini muncul tren membersihkan vagina dengan air lemon yang dianggap dapat menghilangkan bau dan mencegah kehamilan. Benarkah begitu?
Seiring dengan perkembangan teknologi, tren seputar kecantikan dengan mudah dapat diikuti. Sayangnya, tak semua tren ternyata positif. Ada pula yang ternyata berbahaya untuk kesehatan seperti tren membersihkan vagina dengan menggunakan lemon.
Mengutip dari Entertainment Daily, tren membersihkan vagina dengan menggunakan air dari perasan buah lemon ini beredar di tengah masyarakat. Klaimnya, teknik ini dapat membunuh sperma sehingga membersihkan vagina dengan lemon dapat mencegah kehamilan. Bagaimana pendapat para ahli mengenai tren ini?
Artikel Terkait: Ini 6 Tanda Vagina Sehat, Bagaimana dengan Vagina Anda?
Tren Membersihkan Vagina dengan Lemon, Amankah?
Banyak orang yang mengaku menggunakan bahan-bahan alami seperti lemon atau cuka sari apel sebagai cara ‘tradisional’ untuk membersihkan vagina.
Berdasarkan laporan, para penganut tren ini percaya bahwa air lemon berkhasiat untuk membantu mengatasi masalah bau tidak sedap pada vagina dan bahkan dapat bertindak sebagai kontrasepsi terutama jika dilakukan setelah berhubungan seksual.
Dokter kosmetik dengan fokus pada kesehatan intim, dr. Shirin Lakhani dari Elite bahwa air lemon tidak boleh digunakan untuk mencuci vagina karena berbagai alasan.
“Ada banyak mitos seputar manfaat mencuci vagina dengan lemon yang semuanya salah. Kandungan lemon tidak dapat membuat anda menghindari kehamilan atau membersihkan vagina dari sperma setelah berhubungan seksual.
Satu-satunya cara untuk mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual adalah menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom,” paparnya.
Artikel Terkait: Perawatan Vagina Setelah Melahirkan
dr. Shirin menjelaskan bahwa air lemon atau buah jeruk sangat asam. Kadar keasamannya yang tinggi ini dapat merusak lapisan halus vagina. Akibatnya, muncul iritasi dan infeksi seperti sariawan vagina atau vaginosis bakteri.
Dokter kandungan dan ginekolog, Dr John Ong’ech Aesthetics juga berpendapat sama. Ia memperingatkan agar tidak menggunakan air lemon langsung pada organ intim karena menyebabkan ketidakseimbangan pada pH vagina.
Menurut penelitian, pH vagina seharusnya berkisar antara 3,8 hingga 4,5 agar terhindar dari infeksi bakteri dan jamur. Tak hanya air lemon yang dapat memengaruhi kadar pH vagina, wewangian dan deterjen, hingga mengonsumsi makanan seperti yoghurt juga dapat berpengaruh.
“Penting untuk tidak melakukan apapun yang bisa mengubah pH vagina dan bakteri baik di dalamnya,” ungkapnya.
Selain itu, beberapa penelitian menyatakan bahwa mencuci vagina dengan air lemon dapat menimbulkan dampak negatif untuk sel-sel yang berada di leher rahim.
Cara Membersihkan Vagina yang Baik dan Benar
dr. Suzy Elneil dari University College Hospital, London menyebut bahwa tidak ada jalan pintas dalam merawat kesehatan vagina. Menurutnya, kesehatan vagina dapat dipertahankan dengan memastikan kesehatan tubuh secara umum pun baik.
“Untuk vagina yang sehat, cucilah dengan air hangat dan hindari membersihkan hingga ke dalam menggunakan jari. Pola makan sehat dan olahraga juga akan berpengaruh. Olahraga membantu menjaga fungsi vagina yang baik, berjalan dan berlari dapat membantu dasar pangggul agar tetap kencang.
Lalu bagaimana cara membersihkan vagina yang baik? Para ahli sepakat bahwa cara terbaik membersihkan vagina adalah dengan dibasuh menggunakan air bersih dan mengeringkannya dengan handuk berbahan lembut sebelum memakai celana dalam agar tidak lembap.
Faktanya, vagina dapat membersihkan dirinya sendiri karena memiliki kultur bakteri baik yang dapat membersihkan secara alami.
Artikel Terkait: Spa Vagina Bisa Mengencangkan Otot Kewanitaan? Ini Penjelasan Dokter!
Hindari pula sabun pembersih vagina yang mengandung parfum atau wewangian karena dapat menganggu keseimbangan bakteri baik di area organ intim.
Dr. Elneil juga menjelaskan bahwa banyak orang yang memiliki persepsi salah seputar bau pada vagina. Vagina memiliki bau khasnya sendiri dan cenderung dapat berubah-ubah.
“Bau vagina dapat berubah pada waktu yang berbeda dari siklus reproduksi dan tidak harus selalu dianggap sebagai tanda infeksi atau penyakit,” ujarnya.
Namun, perhatikan jika misalnya ada rasa gatal yang mengganggu disertai cairan vagina yang berwarna atau berbau menyengat, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Nah Parents, setelah mengetahui fakta mengenai tren membersihkan vagina dengan menggunakan lemon yang ternyata berbahaya ini, sebaiknya tidak usah diikuti ya. Lakukan cara sederhana untuk merawat vagina seperti di atas dan memastikannya tetap kering.
Baca Juga:
Busui Harus Waspada! Sariawan pada Vagina Bisa Pengaruhi ASI