Jika Bunda ingin sukses melakukan proses menyusui hingga anak 2 tahun, jangan sepelekan faktor support system. Percayalah, ketika ibu gagal memberikan ASI eksklusif pada bayi sebenarnya adalah kegagalan bagi suami, keluarga, dan lingkungan.
“ASI-nya kok, keluarnya cuma sedikit?”
“Wah, ASI kamu cair sekali, banyakin makan sayuran, dong.”
“Kasian tuh, anaknya nangis terus. Mungkin ASInya kurang.”
Familiar dengan komentar seperti di atas? Sudah bisa dipastikan, saat ibu baru yang baru saja melahirkan mendapat komentar seperti itu, rasanya tentu saja sangat menyebalkan. Terlebih lagi jika mengingat komentar negatif tanpa sadar bisa memengaruhi kualitas dan produksi ASI.
Sayangnya, atas nama memberikan perhatian, banyak orang tidak sadar kalau bentuk kalimat seperti itu sama sekali tidak diharapkan oleh seorang ibu baru. Untuk itulah, penting bagi kita semua untuk lebih hati-hati memberikan komentar.
Memberikan ASI eksklusif pada bayi bukan perkara yang mudah. Perlu dipelajari dan tentu saja perlu dukungan, baik dari suami, keluarga, termasuk lingkungan pertemanan dan kantor.
Farahdiba, Sekjen AIMI, saat memberikan presentasi tentang dukungan bagi ibu menyusui di Worklife Balance Fest.
Dalam acara Festival Work Life Balance yang dilangsungkan beberapa waktu lalu, Faradiba mewakili AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) menegaskan bahwa yang harus tahu dan belajar soal menyusui bukan hanya tugas seorang ibu. Ayah, keluarga, perusahaan tempat bekerja, lingkungan sekitarnya lainnya juga perlu memahami dan belajar.
“Karena apa? Dukungan ibu menyusui berhasil atau tidaknya juga dikarenakan dukungan suami, kantor, dan lingkungan keluarga. Artinya, kalau seorang ibu gagal memberikan ASI eksklusif pada bayi, itu juga merupakan kegagalan bersama.”
Ia pun menambahkan, “Seorang ibu jika ditanya mau menyusui atau tidak, jawabannya pasti mau menyusui. Tapi kalau tidak ada dukungan, akan sulit. Misalnya, saat baru sampai di rumah, belum apa sudah di-judging, diberikan komentar-komentar yang membuat ibu sedih, itu akan memengaruhi produksi ASI.”
Saat seorang ibu merasa mendapat dukungan, apa yang dibutuhkan bisa dipenuhi oleh sistem pendukung, otomatis akan membantu seorang ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Bahkan sebuah riset yang dipublikasikan UNICEF menyebutkan ketika dukungan selama masa menyusui diberikan, durasi dan kualitas ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi akan terus meningkat.
Bagaimana dengan Bunda, apakah selama ini masih merasa belum mendapatkan dukungan yang maksimal dari lingkungan terdekat, baik suami ataupun perusahaan tempat Anda bekerja? Bila belum, berikut ini tipsnya.
Lakukan ini agar memberikan ASI eksklusif pada bayi bisa sukses
1. Ajak suami belajar bersama
Jangan berpikir memberikan ASI eksklusif bisa berjalan lancar tanpa usaha. Bunda dan suami harus belajar bersama. Bagaimana cara peletakan menyusui yang benar, atau bagaimana manajemen memerah ASIP.
2. Mengajak bayi bermain
Salah satu bentuk dukungan suami agar Bunda sukses memberikan ASI eksklusif, mintalah suami untuk mengajak si kecil bermain. Hal ini tidak hanya membangun bonding antara suami dan bayi, namun juga memberikan kesempatan Bunda untuk istirahat.
3. Bangun tengah malam
Saat suami bisa ikut bangun tengah malam, tentu saja menjadi salah satu langkah mendukung Bunda dalam memberikan ASI eksklusif. Hebatnya, tidak sedikit para suami yang rela untuk ikut bangun tengah malam untuk menemani istrinya menyusui, atau memberikan ASIP sementara Bunda bisa beristirahat dengan tenang.
4. Memanjakan Bunda dengan memberikan pijatan
Salah satu bentuk dukungan memberikan ASI eksklusif dari suami adalah dengan memberi pijatan. Tahukah Bunda kalau pijatan dapat merangsang produksi hormon oksitosin? Hormon ini bahkan dikenal dengan sebutan ‘hormon cinta’ karena mampu meredam stres dan menimbulkan rasa bahagia.
Bagaimana dengan bentuk dukungan pihak perusahaan di mana Bunda bekerja untuk mendukung memberikan ASI eksklusif?
Dalam hal ini Faradiba, menegaskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung Bunda memberikan ASI eksklusif. Pertama tentu saja memiliki kebijakan bahwa setiap karyawan perempuan mempunyai hak untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Artinya, sebuah perusahaan harus punya kebijakan memberikan ASI eksklusif pada bayi yang jelas.
Dukungan lain agar Bunda memberikan ASI eksklusif yang perlu dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah dengan menyediakan ruang menyusui yang layak.
“Kalau dulu ruangan hanya di pojokan, atau ditutupi pakai kain saja. Sementara menyusui itu kan sangat privacy. Jadi nggak cukup seperti itu. Perusahaan perlu membuat ruang laktasi, setidaknya ruang yang bisa ditutup dan ada kursi nyaman buat ibu memerah ASI,” ujar Faradiba memaparkan.
Perusaahaan juga perlu mengimbau agar seluruh karyawan bisa mendukung Bunda dalam memberi ASI eksklusif kepada buah hatinya. Salah satu bisa dengan cara memberi kesempatan ibu memerah ASI tanpa diganggu selama 15-30 menit.
Dengan dukungan suami, perusahaan, serta lingkungan terdekat seperti ini tentu saja bisa membuat Bunda lebih percaya diri dan maksimal dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Baca juga:
ASI Eksklusif, Tips Sukses Memerah ASI di Kantor
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.