5 Tipe Pola Asuh dalam Membentuk Karakter Anak Menurut Ahli, Apa Saja?

Menurut psikolog anak, pengasuhan autoritatif dinilai paling tepat

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Membentuk karakter anak sama seperti membangun sebuah rumah. Parents harus memiliki strategi pembangunan yang tepat agar anak memiliki pondasi yang kuat. Sebab, pola pengasuhan sangat terkait dengan pembentukan karakter anak. 

Oleh sebab itu, Parents perlu memahami jenis-jenis pola pengasuhan dan memilih mana yang paling tepat diterapkan untuk anak. Dhisty Azlia Firnady, M.Psi, Psikolog Anak & Keluarga sekaligus founder dari Ruang Mekar Azlia melalui kuliah Telegram bertajuk “Pentingnya Pola Asuh Tepat Untuk Bentuk Karakter Anak” memaparkan hal tersebut. 

Dhizty memperkenalkan pola pengasuhan “disiplin positif” untuk membangun karakter positif pada anak. Seperti apa konsep pengasuhan tersebut? Berikut penjelasannya. 

Artikel Terkait: Kenali Intuitive Parenting, Pola Asuh yang Bikin Orangtua Lebih Peka kepada Anak

Tipe Pola Pengasuhan yang Membentuk Karakter Anak Menurut Ahli

Sumber: unsplash.com

Tokoh bernama Bowlby memperkenalkan konsep yang bernama inner working model. Dalam teorinya, rumah merupakan tempat pertama anak berkembang dan mendapat perlindungan. 

Anak yang mendapatkan perlakuan positif di rumah lebih mampu mengeksplorasi lingkungan dengan aktif, percaya diri, membangun solusi, mengontrol emosi, dan menunjukkan performa yang lebih optimal.

Sementara itu menurut Bumrind, setidaknya ada empat tipe pengasuhan berdasarkan tingkat pemberian struktur dan kehangatan/keterlibatan orang tua. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Otoriter

Dalam tipe ini, orang tua cenderung menetapkan struktur (aturan, kontrol, tuntutan) yang sangat tinggi pada anak. Namun, tidak disertai dengan kehangatan (misalnya apresiasi, keterbukaan, kesempatan anak untuk berbicara).

Anak yang di bawah pola asuh tipe otoriter umumnya memiliki perasaan inferior (berpotensi jadi dominan di masa mendatang),  tidak matang secara emosional, dan peragu. 

2. Autoritatif

Orang tua memberi kontrol yang jelas tetapi diiringi dengan kehangatan. Orang tua memberi anak kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya dan memberi kesempatan anak menjadi diri sendiri.

Anak yang tumbuh dan berkembang dalam pola asuh ini memiliki pikiran yang kritis dan luas, secara emosi lebih stabil, serta terbuka dengan orang tua. 

3. Permisif

Orang tua sangat memberikan kasih sayang kepada anak secara berlebihan, tetapi tidak disertai dengan kontrol yang memadai. Anak umumnya akan mampu bersosialisasi tetapi sayangnya tidak memiliki kematangan emosi yang baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak memiliki sikap demanding, bergantung pada orang lain, dan cenderung mengambil cara praktis untuk menyelesaikan sesuatu. 

4. Uninvolved

Yakni kondisi ketika orang tua tidak terlibat secara aktif dalam pengasuhan, baik untuk memberi kontrol maupun perhatian/kasih sayang. Diperlukan kehati-hatian dan perhatian khusus pada anak yang mengalami penelantaran untuk mencegah hambatan dan masalah perkembangan di kemudian hari.

Ada Juga Pola Asuh Helicopter Parenting dalam Membentuk Karakter Anak

Selain itu, pada 1969an dikenal istilah Helicopter Parenting yang merujuk pada orang tua yang memberikan treatment secara berlebihan kepada anaknya. Orang tua dalam pengasuhan ini memberikan perlindungan ekstra supaya anak selalu mendapat backup dan pengalaman yang menyenangkan. 

Anak yang dibesarkan dalam pola pengasuhan ini biasanya dapat diandalkan. Namun, anak cenderung lebih bergantung pada orang lain, tidak mau menghadapi tantangan/kesulitan, dan high achiever.

Dalam Membentuk Karakter Anak, Manakah Pola Pengasuhan yang Paling Tepat?

Menurut Dhisty Azlia Firnady, M.Psi, dari kelima pola pengasuhan tersebut, pengasuhan autoritatif dinilai paling tepat. Pengasuhan tersebut menumbuhkan suasana yang nyaman bagi anak untuk percaya bahwa:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Orang tua dapat saya andalkan & dapat dipercaya untuk mendampingi saya ketika kesulitan.
  2. Orang tua menerima & mencintai saya apa adanya.
  3. Serta, orang tua menghargai saya. 

Artikel Terkait: 5 Ciri Pola Asuh Otoriter, Apakah Parent Salah satunya?

Membentuk Karakter Anak dengan Pola Pengasuhan Disiplin Positif

Sumber: Unsplash

Pengasuhan autoritatif ternyata memiliki kesamaan konsep dengan disiplin positif, Disiplin memiliki makna “mengajarkan” dan “mengasah keterampilan baru”. Hal tersebut dibutuhkan untuk membangun karakter positif pada anak.

Dalam pola asuh disiplin positif orang tua menghargai segala pencapaian anak dan mendorong anak untuk menguasai hal baru. Namun, dalam pola ini orang tua justru tidak diperbolehkan berkeluh kesah dan mengkritik anak. 

Penerapan pola asuh disiplin positif bisa dilakukan sedini mungkin. Bahkan, seharusnya menjadikannya sebagai gaya hidup. Misalnya, orang tua mengajarkan life skills, keteraturan, dan kompetensi lainnya pada anak dimulai sejak anak berada dalam kandungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat menerapkan pola asuh tersebut mungkin terjadi penolakan pada diri anak. Oleh sebab itu, dalam mengasuh anak perlu menyesuaikan dengan tempramen anak. Berikut beberapa tipe tempramen anak. 

  • Anak dengan Temperamen Easy

Membutuhkan challenge dari lingkungannya agar keaktifannya dalam mengeksplorasi lingkungan dapat tersalurkan. Namun, jangan lupa untuk mengajarkan batasan kepada anak. 

  • Anak dengan Temperamen Slow to Warm Up

Anak tipe ini membutuhkan dukungan untuk melangkah maju. Usahakan menjadi secure base anak dan tidak perlu terburu-buru. 

  1. Validasi perasaan anak seperti “Adik masih takut, ya, pegang kucingnya”
  2. Berikan contoh seperti “Ibu pegang duluan, ya, kucingnya”
  3. Dukung anak perlahan-lahan “Mau pegang buntutnya dulu?”
  • Anak dengan Temperamen Difficult

  1. Membutuhkan struktur yang jelas, seperti sounding sebelum bepergian (misal: Besok adik mulai sekolah tatap muka, ya. Kita bangun jam 6 pagi, biar sempat makan & mandi sebelum berangkat. Di sekolah ada miss X, miss Y, dan teman-teman.)
  2. Datang lebih dulu sebelum orang lain datang, agar anak memiliki waktu “pemanasan” untuk melihat-lihat dan mengeksplorasi lingkungan barunya. Cara ini bisa diterapkan untuk anak dengan temperamen slow to warm up juga.
  3. Amati pola, profil sensori anak, hal yang anak suka, dan hindari strategi yang paling sering berhasil membuat anak kooperatif.

Artikel Terkait: Pola Asuh Permisif, Anggap Anak Teman, Ini Keuntungan dan Dampaknya!

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pola Asuh Orang Tua untuk Membentuk Karakter Anak yang Baik

Sumber: Unsplash

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa kemampuan yang juga perlu ditingkatkan oleh orang tua untuk menerapkan pola pengasuhan yang tepat dan sehat, di antaranya:

1. Koneksi Sebelum Koreksi

Kembali lagi berbicara mengenai penerapan disiplin positif dalam pengasuhan. Koneksi sebelum koreksi menjadi hal dasar yang perlu dikuasai orang tua.

2. Being Firm and Kind

  • Mengenal kapasitas diri lebih dalam. Identifikasi kendala utama dalam mengasuh.
  • Beri tantangan sesuai karakter anak. Memberikan perlakuan sesuai dengan kapasitas & trait anak. Fokus pada pemberian dorongan daripada mengkritik kekurangan anak.
  • Sediakan ruang diskusi untuk anak. Buka kesempatan diskusi saat anak ingin bertanya atau berpendapat. Ubah command→asking.
  • Orang tua sebagai model anak. Sikap orang tua dan value yang ditanamkan ke anak sejalan.
  • Orang tua sebagai sumber cinta-nya anak. Tumbuhkan perasaan bahwa anak dicintai tanpa batas melalui sentuhan hangat, panggilan sayang, dan fleksibilitas peran (menjadi ortu/teman/guru).
  • Tindakan orang tua bersifat prediktif. Menerapkan sfruktur, konsistensi,dan konsekuensi natural dalam proses pengasuhan.
  • Reward and punishment. Sebenarnya bisa juga dilakukan, tetapi terdapat juga dampak positif dan negatif di dalamnya. 

Itulah beberapa penjelasan soal pentingnya menerapkan pola asuh yang tepat untuk membentuk karakter anak. Jangan lupa untuk selalu memberdayakan diri dengan ilmu agar tercipta karakter anak positif pada anak. 

Baca Juga:

21 Jenis Pola Asuh Anak yang Perlu Anda Ketahui

4 jenis pola asuh anak yang populer di kalangan keluarga Indonesia, mana yang Parents terapkan?

Mengenal Pola Asuh 'RIE Parenting', Benarkah Bisa Membuat Anak Lebih Mandiri?