Meminta Suami Terlibat dalam Program Kehamilan Istri, Bagaimana Caranya?

Ini pengalaman dan cara yang saya lakukan untuk melibatkan suami dalam program kehamilan. Ini cerita saya mengajak dia untuk ikut terlibat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melibatkan suami dalam program kehamilan yang dilakukan istri terkadang menjadi dilema tersendiri, termasuk saya. Meski banyak pasangan menganggap hal ini menjadi sebuah keharusan, namun tidak semua istri beruntung bisa langsung mendapatkan dukungan suami ketika melakukan program kehamilan.

Ketika akan meminta pelibatan suami, di benak saya justru semakin banyak pertanyaan yang harus dijawab. Mulai dari sejauh mana suami bisa ikut terlibat, bagaimana fungsi pelibatan suami dalam melakukan program kehamilan, atau akankah permintaan ini menjadi sebuah validasi jika istri adalah faktor utama pasangan tidak bisa memiliki anak jadi semakin menghantui.

Lalu bagaimana caranya saya bisa mendapatkan dukungan suami dalam program kehamilan yang saya lakukan beberapa tahun belakangan? Ini pengalaman dan cara yang saya lakukan untuk melibatkan suami dalam program kehamilan.

1. Lakukan riset tentang program kehamilan

Saya sejak awam memahami bahwa program kehamilan yang dihadapi setiap orang bisa berbeda. Maka saya memulai dengan melakukan riset seputar keluhan yang dihadapi selama melakukan usaha untuk mendapatkan buah hati. Kemudian, saya juga mencari tahu fasilitas kesehatan yang bisa dijangkau baik secara jarak dan juga kondisi keuangan.

Perencanaan yang baik dan realistis bisa mempermudah saya untuk membuka pembicaraan dengan suami. Saya juga mengusahakan untuk selalu memberikan opsi dari setiap hal yang akan dijalani.

Artikel terkait: Ingin cepat hamil? 5 Cara ini bisa tingkatkan peluang kehamilan

2. Bersikap terbuka dan hargai pendapat pasangan

Setiap suami akan memberi tanggapan berbeda, mulai dari memberi dukungan penuh secara fisik, psikis dan finansial sampai menolak sama sekali karena takut pada stigma. Saya berusaha untuk bersikap terbuka dan menghargai pendapat suami terlebih dulu. Saya merasa ini adalah kunci utama untuk meminta suami agar mau terlibat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saya mendengarkan apa yang menjadi keresahannya dan mulai memberikan opsi solusi yang sudah saya siapkan sebelumnya. Meski akan berat dan mungkin bisa memicu emosi, namun saya sadari bahwa inilah proses yang harus dihadapi. Menghargai pendapat suami bisa menjadi pembuka jalan untuk berkompromi soal program kehamilan yang akan dijalani.

3. Mulai program kehamilan dari yang paling mudah

Tidak semua orang harus mengambil langkah paling ekstrim seperti bayi tabung atau adopsi. Saya meyakini bahwa beberapa orang bisa berhasil dengan melakukan program kehamilan secara perlahan. Jika suami sulit diajak berkompromi, maka saya akan memulai dengan yang paling mudah terlebih dulu.

Sebagai istri, saya memulai dengan rutin menyajikan makanan dan minuman yang meningkatkan kesuburan,menambah asupan suplemen, atau sekadar mengajak untuk berolahraga bersama-sama. Selain agar program kehamilan bisa segera dimulai, melakukan dari hal yang paling mudah bisa mereduksi stress dan menstimulasi hormon-hormon yang baik untuk kesehatan organ reproduksi.

Artikel terkait: 6 Hal yang perlu dilakukan sebelum program hamil anak kedua

4. Selalu melibatkan suami dalam program kehamilan dengen datang berdua di tiap konsultasi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika telah memutuskan untuk melibatkan tenaga ahli kesehatan seperti bidan atau dokter, saya usahakan untuk datang berdua dengan suami di setiap sesi konsultasi. Menurut saya, akan lebih mudah mendengar penjelasan langsung dari ahlinya, terutama soal kendala dalam mengusahakan kehadiran buah hati.

Selain penjelasannya lebih bisa dipercaya, jika suami keberatan maka bidan atau dokter bisa menjelaskan dengan lebih baik opsi-opsi yang bisa diambil. Sebagai contoh ketika obat dan suplemen yang diberikan dokter terasa terlalu mahal maka kami bisa minta opsi pengganti untuk mendapatkan opsi yang lebih ringan di kantong.

5. Lakukan semua proses program kehamilan bersama-sama

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pentingnya kehadiran suami dalam tiap tahap program kehamilan bisa berupa dukungan secara fisik dan psikis. Hal ini tentu saja bisa bermanfaat untuk keberhasilan program kehamilan yang tengah dijalani.

Lalu, tidak bisakah istri melakukan program kehamilannya sendiri tanpa suami? Saya sarankan tidak. Kehadiran suami baik sebelum atau sesudah memiliki anak sama pentingnya. Justru dengan melihat bagaimana suami terlibat, kita bisa menilai bagaimana nanti jika buah hati yang didambakan benar-benar telah hadir.

Artikel terkait: Jalani Promil, Apa Saja Nutrisi yang Dibutuhkan Sebelum Hamil?

Saya termasuk istri yang beruntung karena pada akhirnya suami menyetujui untuk terlibat dalam program kehamilan yang tanpa kami sadari sudah berlangsung cukup lama ini. Saya selalu membayangkan bagaimana dengan istri di luar sana yang menjalani hal ini sendirian.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saran dari saya jangan takut untuk memulai, namun juga harus realistis dengan kondisi yang dihadapi. Kondisi setiap rumah tangga bisa berbeda, ada baiknya kita sesuaikan dengan kemampuan diri dan suami, karena pada akhirnya rumah tangga akan dibangun berdua, bersama, dengan atau tanpa kehadiran sang buah hati. Demikian pengalaman saya melibatkan suami dalam program kehamilan yang saya jalani. Mudah-mudahan bisa jadi inspirasi buat Bunda yang sedang menjalani program hamil juga.

Ditulis oleh Puspa Sari, UGC Contributor theAsianparent.com

Baca juga:

id.theasianparent.com/mitos-seputar-program-hamil

id.theasianparent.com/anak-tantrum-tempat-umum

id.theasianparent.com/buah-penambah-darah

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Puspa Sari