Pandemi membawa banyak perubahan, khususnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Barang-barang seperti masker, hand sanitizer, dan disinfektan kini sudah menjadi kebutuhan wajib guna menjaga dan melindungi kesehatan kita. Sayangnya ada banyak oknum yang memanfaatkan tingginya permintaan barang-barang ini dan akibatnya muncul masker kesehatan palsu.
Pada masa awal pandemi, harga masker sempat melambung tinggi. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per kotaknya, masyarakat berbondong-bondong membeli masker kesehatan untuk melindungi diri dari virus. Masker medis pun menjadi barang yang langka.
Seiring berjalannya waktu, kini masker medis sudah lebih mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau pula. Sayangnya meski masyarakat sudah memiliki akses lebih mudah mendapatkan masker medis ini, muncul isu beredarnya masker kesehatan palsu.
Beredar Masker Kesehatan Palsu, Masyarakat Diminta Waspada
Mengutip dari Liputan 6, Kementerian Kesehatan RI menghimbau masyarakat untuk waspada akan masker kesehatan palsu yang beredar di pasaran. Disebut masker palsu adalah masker yang diproduksi tidak sesuai dengan standar kesehatan. Hal ini menyebabkan masker palsu tersebut memiliki efektivitas yang rendah dalam mencegah penyebaran virus.
Menurut pihak Kemenkes, masker medis palsu yang beredar di pasaran bisa berupa masker bedah dan masker respirator. Barang palsu ini memiliki kualitas yang buruk dan dikhawatirkan malah akan menambah risiko pemakainya tertular virus COVID-19.
Arianti Anaya, Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes RI, menjelaskan ada pula masker non-medis yang dijual sebagai masker medis di pasaran. Masker non-medis ini umumnya digunakan di industri pengecatan, pertambangan, atau perminyakan dan berfungsi untuk melindungi pernapasan dari debu dan polusi.
“Yang disebut sebagai tidak sesuai dengan peruntukannya adalah misalnya masker itu sebenarnya bukan masker alat kesehatan, tapi diklaim sebagai masker alat kesehatan. Ini akan ditindaklanjuti karena tentunya ini akan menyesatkan masyarakat,” ungkap Arianti.
Pihak Kemenkes sendiri bekerja sama dengan aparat hukum untuk menindaklanjuti peredaran masker palsu dan ilegal tersebut. Menurut Arianti, Kemenkes juga telah melakukan penyitaan terhadap beberapa merek masker non-medis yang diklaim sebagai masker medis dan terbukti tak memiliki izin edar.
4 Cara Membedakan Masker Medis Asli dan Palsu
Agar tak tertipu dengan masker kesehatan palsu ini, Parents dapat melakukan beberapa hal untuk menguji keasliannya. Berikut adalah cara untuk membedakan masker medis asli dan yang palsu.
1. Cek Nomor Izin Edar pada Kemasan
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk membedakan masker asli dan palsu adalah mengecek nomor izin edar yang tertera pada kemasan masker. Imbauan kepada masyarakat untuk hanya membeli dan menggunakan masker yang sudah memiliki nomor izin edar yang resmi.
Arianti menjelaskan bahwa Izin edar dapat diakses secara publik melalui infoalkes.kemkes.go.id. Hingga saat ini ada 996 industri masker medis yang sudah memiliki nomor izin edar.
Bila Parents menemukan masker yang dicurigai palsu atau tidak memenuhi standar, maka dapat melakukan pengaduan melalui e-watch alkes atau menghubungi Halo Kemkes di 1500567.
2. Perhatikan Bentuk Fisik Masker
Pada umumnya masker bedah dibuat dari bahan material non-woven spunbound, meltblown, spunbond (SMS), dan spunbond, meltblown, meltblown, spunbond (SMMS). Sedangkan masker respirator atau yang biasa disebut N95/KN95 terbuat dari lapisan polypropylene yang lebih tebal dan lapisan tengah berbahan elektrete/charge polypropylene.
Parents juga harus memastikan masker kesehatan yang akan dipakai memiliki 3 lapisan. Bukalah atau robek salah satu masker dan pastikan lapisannya ada 3. Ketiga lapisan ini terdiri dari kepingan translucent yang berada di paling luar (atas), lapisan putih di tengah, dan kepingan berwarna hijau, biru, atau putih.
3. Uji Menggunakan Air
Masker bedah yang sesuai standar memiliki kemampuan untuk mencegah droplet atau percikan air liur. Masker yang memiliki izin edar tentu sudah melalui serangkaian tes dan persyaratan seperti uji bacterial filtration efficiency (BFE), particle filtration efficiency (PFE), breathing resistence, dan lainnya.
Melansir dari CNBC Indonesia, lapisan luar masker seharusnya anti air untuk melindungi orang lain dari batuk dan bersin pemakainya dan sebaliknya.
Untuk mengecek kualitas masker, lakukan uji coba menggunakan air. Lipatlah masker sehingga bagian luarnya membentuk corong dan tuangkan air ke dalamnya. Jika masker tersebut asli maka air tidak akan tumpah keluar.
4. Diuji dengan Cara Dibakar
Lapisan tengah masker seharusnya terbuat dari masker juga, bukan kertas. Oleh karena itu, Parents bisa mengecek keaslian masker dengan cara dibakar. Jika filter yang berada di tengah masker terbakar, maka bisa dipastikan masker tersebut palsu.
Cara membedakan masker kesehatan asli dan palsu di atas bisa dengan mudah Parents lakukan sendiri di rumah. Untuk menghindari membeli masker palsu, belilah masker di toko kesehatan resmi yang sudah terpercaya langsung. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
Baca Juga:
Penting! 6 Tips Membujuk Anak Mau Menggunakan Masker saat Keluar Rumah
Kemenkes Larang Penggunaan Masker Scuba dan Buff, Ini Alasannya
Wajib tahu! Ini langkah memakai masker yang benar untuk menghindari virus penyakit
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.