Parents, mengajarkan anak tentang manfaat toleransi harus dilakukan sejak dini. Pasalnya, memahami adanya perbedaan di sekitar akan membantunya untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi ketika dewasa.
Namun sebelum mengajarkan anak tentang pentingnya memiliki sikap toleransi, sebaiknya orang tua juga mengerti tentang definisi toleransi itu sendiri.
Istilah toleransi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘tolerare‘ yang berarti sabar.
Namun, sikap toleransi bukan hanya bersikap sabar dalam menghadapi keberagaman di sekitar. Melainkan, seperti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi memiliki arti bersikap toleran dan menghargai orang lain yang berbeda pendapat, pandangan, atau keyakinan.
Lantas, apa saja manfaat toleransi yang perlu diketahui oleh anak? Berikut rangkuman lengkapnya.
Artikel terkait: Kata Pakar: Ini cara mudah ajarkan toleransi pada anak sejak dini
Beragam Manfaat Toleransi dalam Aspek Kehidupan
Memiliki sikap toleransi tentu tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.
Berikut adalah beberapa manfaat dari sikap toleransi yang telah kami rangkum dari berbagai sumber:
1. Meneguhkan Keimanan
Toleransi beragama bisa membuat iman kita semakin teguh. Berada di lingkungan dengan keragaman agama kadang membuat khawatir jika iman menjadi goyah, padahal tidak selalu demikian, lho.
Memahami bahwa kegiatan beragama adalah sifat yang personal justru bisa semakin meneguhkan keimanan kita.
Dengan saling menghormati keberagaman agama satu sama lain, sikap toleransi ini justru akan membuktikan wujud keimanan kita dalam memperlakukan sesama sesuai perintah Tuhan.
2. Membuka Wawasan
Mengetahui keragaman yang ada di lingkungan sekitar dengan menerapkan sikap toleransi akan memperkaya wawasan.
Kita akan tahu berbagai cara orang dalam menjalani keseharian dalam perbedaan agama, suku, ras, dan budaya.
Dalam hal sederhana, kita bisa mengajak anak memahami perbedaan cara berdoa agama lain, cara berbicara dan bahasa suku lain, bahkan bentuk rambut lurus dan keriting dari ras lain.
Semakin anak mengenal perbedaan untuk menumbuhkan toleransi, tanpa disadari wawasannya juga akan semakin luas.
3. Membuat Anak Mudah Bergaul
Memiliki sikap toleransi akan memudahkan anak dalam bergaul di lingkungan baru.
Terbiasa melihat perbedaan membuat anak tidak akan terlalu mempermasalahkan hal tersebut selama apa yang ia lakukan merupakan hal yang benar.
Bekal ini akan berguna ketika nantinya ia dewasa dan harus menghadapi sendiri berbagai persoalan terkait keragaman.
Anak akan mudah menerima dan menyikapi cara pandang baru tentang sikap toleransi dan paham bagaimana memilih sikap yang tepat jika hal tersebut berbeda dengan keyakinannya.
4. Menciptakan Keharmonisan
Ketika orang tua paham akan arti toleransi, maka anak-anak akan mengikuti tindakan orang tuanya.
Sikap yang dicontohkan ini akan membuat keharmonisan tetap terjaga.
Selain harmonis, manfaat berikutnya adalah terciptanya suasana damai.
Lingkungan yang damai tentunya akan sangat terasa nyaman untuk ditinggali.
Di lingkungan yang harmonis dan damai inilah anak-anak akhirnya bisa tumbuh dengan baik dan nyaman.
5. Hak Asasi Manusia Akan Terpenuhi
Dalam lingkup yang lebih luas, sikap toleransi akan membuat hak asasi manusia setiap penghuninya akan dengan mudah terpenuhi.
Hak asasi ini merupakan hal dasar yang membuat seseorang bisa hidup dengan nyaman dalam keragaman.
Tanpa adanya sikap toleransi, maka setiap orang akan merasa khawatir tentang keberadaannya dan pemenuhan hak hidupnya.
Maka manfaat toleransi ini menjadi penting bahkan menjadi perayaan tahunan di mana dunia selalu diingatkan melalui perayaan Hari Hak Asasi Manusia.
Memahami Definisi Toleransi Menurut Pakar
Nah, selain memahami manfaat toleransi, tidak ada salahnya juga untuk mengajarkan anak memahami definisi toleransi menurut pakar berikut ini, Parents. Hal ini dilakukan agar anak semakin paham mengenai sikap ini.
Diketahui, ada beberapa ahli yang menjelaskan definisi toleransi, masing- masing ahli menjelaskan istilah tersebut dengan penjelasan yang hampir serupa.
1. W.J.S. Poerwadarminta
Definisi toleransi menurut W.J.S. Poerwadarminta yang mengartikannya sebagai sikap yang dimiliki seseorang dalam memperbolehkan adanya suatu perbedaan dari orang dengan dirinya.
Perbedaan yang dimaksud bisa berupa pendapat, pandangan, atau keyakinan.
2. Michael Walzer
Sementara menurut Michael Walzer, toleransi merupakan sebuah keadaan yang harus ada dalam diri perorangan atau masyarakat demi mencapai tujuan hidup damai di tengah perbedaan yang ada, baik perbedaan sejarah, identitas, maupun budaya.
3. Friedrich Heiler
Friedrich Heiler membatasi definisi toleransi dalam bidang agama saja.
Dia beranggapan jika toleransi adalah sikap untuk mengakui bahwa adanya keragaman agama di masyarakat merupakan sesuatu yang tidak bisa dimungkiri.
Dengan memiliki kesadaran akan hal tersebut maka setiap pemeluk agama memiliki hak untuk mendapat perlakuan setara di masyarakat.
4. Max Isaac Dimont
Max Isaac Dimont memiliki pandangan jika toleransi adalah sikap saling menghargai pendapat orang lain yang berbeda-beda.
Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan perdamaian selama tidak ada tindakan diluar norma yang ada di masyarakat.
5. Djohan Effendi
Djohan Effendi tidak membatasi makna toleransi secara sempit dan menganggap bahwa sikap atau perilaku seseorang yang menghargai berbagai macam perbedaan masuk ke dalam definisi tersebut.
Sikap menghargai perbedaan perilaku, agama, maupun budaya bahkan fisik maupun psikis sekalipun masuk ke dalam contoh dari toleransi.
Artikel terkait: Neurodiversity: Definisi dan Sejarah yang Harus Parents Tahu
Jenis-jenis Toleransi
Seperti yang sudah dijabarkan di atas, ada berbagai macam jenis sikap saling menghargai yang terkait dengan manfaat toleransi.
Berbagai jenis toleransi ini bisa dikenali dan diajarkan oleh orang tua kepada anak.
1. Toleransi Beragama
Keberagaman agama sering ditemui di lingkungan sekitar dan kerap menjadi alasan timbulnya konflik.
Padahal, hal tersebut bisa dihindari jika setiap pemeluk agama memiliki sikap toleransi.
Toleransi beragama berarti memiliki sikap menghargai hak setiap orang untuk memeluk agamanya.
Dalam penerapannya, sikap ini dapat berupa saling menghormati dan memberi ruang untuk pemeluk agama lain menjalankan ibadah tanpa saling mengganggu.
2. Toleransi Suku dan Ras
Perbedaan warna kulit dan garis keturunan juga dapat memicu konflik.
Anak biasanya melihat dari perbedaan fisik terkait ras dan juga cara berperilaku seperti berbicara dari suku tertentu.
Dalam bentuk sederhana, perilaku yang mungkin muncul adalah saling mengejek atau lebih parah hingga muncul perundungan.
Hal ini tidak perlu terjadi jika saja orang tua, bisa mengajarkan jika perbedaan suku dan ras bukan merupakan penghalang untuk bisa berteman.
Sikap toleransi dengan memahami perbedaan suku dan ras bisa diajarkan agar anak bisa menerima perbedaan di sekitarnya.
3. Toleransi Budaya
Perbedaan, suku, agama, dan ras juga akan berpengaruh dengan budaya yang ada di lingkungan.
Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki ragam budaya. Oleh karananya, sikap toleransi menjadi kunci untuk hidup rukun satu sama lain.
Toleransi budaya ini akan berguna ketika anak mengunjungi atau bertemu orang dari daerah lain.
Dengan memiliki sikap toleransi tidak ada perasaan untuk saling merendahkan antara budaya satu dengan yang lain.
Anak juga akan memahami istilah ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’ saat mengunjungi daerah yang budayanya berbeda dengan tempat di mana ia berasal.
4. Toleransi Berpolitik
Tidak harus menjadi dewasa untuk memahami sikap toleransi dalam berpolitik.
Pada anak-anak yang mulai dikenalkan dengan sebuah organisasi sederhana di sekolah, sikap ini juga perlu ditumbuhkan.
Anak harus paham jika dalam berpolitik setiap orang akan punya kecenderungan memilih pemimpin yang berbeda seperti ketua kelompok atau ketua kelas.
Dalam menghormati pilihan orang lain, sikap untuk tidak saling menjelek-jelekan atau mencela pilihan politik satu sama lain bisa kita ajarkan sejak dini.
Artikel terkait: 6 Kegiatan Sederhana Untuk Mewujudkan Keluarga Harmonis
Parents, kasus intoleransi yang marak saat ini tidak terlepas dari kurangnya pemahaman yang baik dalam menyikapi perbedaan.
Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan mengajarkan anak sebagai generasi penerus memahami tentang toleransi sejak dini.
Mengajarkan anak manfaat toleransi tidak bisa hanya diajarkan melalui teks saja.
Orang tua punya tanggung jawab dalam memberikan contoh kepada anak bagaimana penerapan sikap toleransi yang baik di lingkungan sekitar.
Dengan begitu, anak-anak punya peluang untuk bisa memiliki masa depan yang lebih baik.
****
Baca juga:
Mengenal Senjata Tradisional di 38 Provinsi Tanah Air, Bukti Indonesia Kaya
Punya Keunikan Tersendiri, Kenali 3 Jenis Rumah Adat Bangka Belitung Berikut Ini!
Bikin Haru, Boneka Ini Dirancang Khusus untuk Anak Disabilitas