Puzzle atau mainan bongkar pasang merupakan permainan edukatif yang sudah ada sejak abad ke-18 dan tetap disukai generasi masa kini. Berbagai studi telah menunjukkan manfaat bermain puzzle yang menakjubkan, salah satunya menstimulasi otak agar tetap bekerja dengan optimal. Lantas, mulai usia berapa anak diajak bermain puzzle?
Kapan waktu terbaik anak bermain puzzle?
Sesuai namanya, puzzle adalah permainan menyusun potongan gambar yang biasanya terbuat dari papan kayu atau karton tebal berwujud asimetris untuk memudahkan menyusun gambar menjadi utuh.
Terdapat beberapa macam puzzle yang sering dimainkan anak-anak di seluruh dunia. Seperti, puzzle batangan, konstruksi, angka, geometri dan logika. Bahkan, kini telah banyak bermunculan ragam puzzle dengan tema menarik.
Jika Parents ingin mengenalkan permainan ini pada anak, sebenarnya Anda bisa melakukannya sejak dini. Bayi memang belum memiliki kemampuan untuk menyusun bersama puzzle menjadi gambar untuh, namun ia sudah mampu memainkan puzzle berbentuk mainan yang lebih sederhana.
Memasuki usia 10-12 bulan, kebanyakan bayi sudah bisa menaruh mainannya ke dalam kotak dan mengeluarkannya kembali.
Saat usianya sudah 2 tahun, anak sudah bisa menaruh potongan besar puzzle ke papan. Dengan catatan, gambar yang ada berukuran besar dan bentuknya seragam. Sementara menjelang usia 3 tahun, anak Anda akan mulai menunjukkan kemampuannya melengkapi puzzle yang saling berhubungan.
Seiring pertumbuhannya anak akan menyenangi puzzle dengan tema yang lebih beragam dan menantang. Mengenalkannya dengan permainan ini akan membuat Parents terkejut saat tahu apa saja manfaat bermain puzzle untuk tumbuh kembangnya.
Manfaat bermain puzzle untuk anak
Apa sajakah manfaat bermain puzzle untuk anak?
Manfaat bermain puzzle #1 : Meningkatkan kemampuan kognitif
Puzzle memiliki tema yang berbeda. Di era kini, bahkan permainan ini menyediakan huruf, angka, warna dan berbagai macam karakter yang dapat meningkatkan kemampuan spasial anak. Selain bermain, mereka akan memahami lebih dalam topik dan tema topik yang mereka susun.
Di samping itu, puzzle juga melatih memori anak saat mengingat kembali potongan gambar, pola atau kata-kata yang bisa saja tidak cocok saat disusun dan mengharuskan anak menyusun ulang kembali hingga menemukan potongan yang sesuai.
Permainan ini juga melatih anak untuk berkonsentrasi dalam waktu lama, yang merupakan bekal bagus untuk anak saat dewasa kelak.
Manfaat bermain puzzle #2 : Melatih kemampuan menyelesaikan masalah
Menyelesaikan puzzle adalah hal yang membutuhkan strategi. Anak akan didorong untuk berpikir menyusun potongan kecil menjadi sebuah gambar utuh yang bermakna, Pada fase ini, mereka butuh berhenti sejenak untuk memikirkan apa strategi yang cocok untuk menyusun potongan yang berbeda.
Hal ini mendukung kemampuan anak untuk berpikir kritis dan logis, mencari solusi dalam waktu sempit dan mengasah problem-solving yang mumpuni.
Manfaat bermain puzzle #3 : Kemampuan motoriknya terlatih dengan baik
Saat bermain puzzle, anak akan melakukan banyak eksplorasi gerakan. Mereka akan menghubungkan potongan gambar satu dengan lainnya untuk ditaruh di bagian yang sesuai. Gerakan ini otomatis akan merangsang perkembangan saraf motorik halus mereka yang sedang berkembang.
Selain motorik halus, tangan dan mata anak akan telatih untuk berkoordinasi secara berkesinambungan. Hal ini akan berdampak positif, si kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang cepat tanggap akan sesuatu hal yang terjadi di sekitar mereka saat dewasa.
Mengembangkan keterampilan ini sejak dini bahkan akan memudahkan anak untuk nantinya lebih mudah belajar menulis, menggambar dan bermain alat musik.
Manfaat bermain puzzle #4 : Sosialisasi
Ada banyak jenis puzzle yang membutuhkan kerja sama dengan orang lain untuk memecahkan tingkat kerumitan yang ada. Di sinilah si kecil akan dilatih untuk bekerja sama dengan teman-temannya, menantang anak agar berani bertanya, berdiskusi dan mengasah kemampuan dalam memimpin.
Proses penyelesaian puzzle mendorong anak untuk melakukan kerja kooperatif bersama teman-temannya. Anak belajar bertanya, berdiskusi, berbagi, serta memimpin. Mengenalkan permainan ini pada anak sejak dini juga akan mengajarkan anak untuk bersabar dan berkompetisi.
Manfaat bermain puzzle #5 : Meningkatkan kepercayaan diri
Si kecil cenderung pemalu? Tak ada salahnya Parents membiasakan ia bermain puzzle mulai sekarang. Berhasil menyelesaikan puzzle dapat memberikan pencapaian yang memuaskan untuk anak. Hal ini akan menyiapkan anak untuk lebih percaya diri dan siap mengatasi masalah lebih menantang dalam fase kehidupannya nanti.
Seperti apa puzzle yang cocok untuk anak?
Selama ini, mungkin Anda hanya mengenal jigsaw puzzle, yakni potongan kecil menjadi gambar yang utuh. Padahal ada beragam variasi puzzle seperti kubus rubik, scrabble (permainan menyusun kata), Sudoku, teka-teki silang, puzzle matematika dan puzzle dangan pola tertentu.
Berikut jenis puzzle yang cocok untuk anak berdasarkan rentang usia.
Seperti apa pilihan puzzle yang cocok untuk si kecil?
Usia 0-2 tahun
Di usia ini, puzzle berusia jumbo sangat direkomendasikan untuk mulai melatih koordinasi tangan dan kemampuan visualnya. Bunda bisa membelikannya puzzle berisi 3 potongan besar dan menambah jumlahnya seiring perkembangan usia.
Usia 2-3 tahun
Di usia yang lebih besar 2 tahun, kemampuan penglihatannya akan semakin meningkat. Di sini anak mulai bisa mengenali objek dan karakter tertentu dengan baik. Puzzle bertema kartun favorit, alat musik atau alat transportasi bisa menjadi pilihan terbaik.
Bunda bisa menyesuaikan bentuk dan warna puzzle sesuai kepribadian si kecil agar manfaat positifnya lebih terasa.
Anak di usia ini sudah bisa mengerjakan puzzle berisi 8-20 potong, sementara memasuki usia 3 tahun sudah bisa menyusun puzzle berukuran kecil lebih baik.
Usia 3-5 tahun
Nah seiring usia anak yang lebih besar, mereka akan menyukai permainan menantang. Memasuki usia balita, anak mulai berani mencoba potongan puzzle tertentu dan menantang dirinya. Ini bisa menjadi tanda Anda dapat menambah jumlah potongan dan desain puzzle yang lebih kompleks dibanding sebelumnya.
Tak ada salahnya Parents memberikan puzzle yang menyediakan tema serial tertentu dengan kompleksitas dan ukuran berbeda. Tingkat kesulitan yang lebih tinggi akan lebih memuaskan anak saat ia berhasil menyelesaikan dalam satu waktu.
Usia 6-8 tahun
Tak ada salahnya Anda mengenalkan jigsaw puzzles saat anak sudah menginjak usia 6 tahun. Hal ini disebabkan kemampuan mereka mengatur potongan puzzle sudah lebih berkembang pada tahap ini.
Berbagai bentuk, warna dan objek yang lebih beragam efektif melatih anak untuk mengasah problem-solving dengan baik. Anak di usia ini sudah mampu bermain puzzle berisi 260 sampai 500 potong.
Dengan manfaatnya yang menakjubkan untuk kemampuan otak anak, tak ada salahnya Bunda mulai mengagendakan bermain puzzle di akhir pekan. Jangan lupa libatkan Ayah untuk menjalin waktu bermain yang berkualitas bersama si kecil.
Bagaimana Parents, sudah siap bermain puzzle bersama di rumah?
Baca juga :
Selain melatih kreativitas anak, ini dia 8 manfaat bermain lego untuk anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.