Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau juga bisa disebut sebagai kiasan. Dalam bahasa Indonesia, ada berbagai jenis majas, salah satunya yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah majas hiperbola.
Melansir dari Literary Device, asal-usul kata hiperbola berasal dari bahasa Yunani kuno. Hiperbola adalah kata majemuk dengan berbagai interpretasi termasuk over-casting atau ‘melempar melampaui’. Majas hiperbola bisa disebut sebagai bahasa kiasan yang mengandung kata, frasa, atau kalimat yang berlebih-lebihan, baik dalam jumlah, ukuran, maupun sifatnya.
Artikel terkait: Sarana Belajar Bersama Anak, Ini 4 Jenis Majas Beserta Contohnya
Majas Hiperbola: Ciri dan Macam-macam Contohnya
Gorys Keraf mengatakan bahwa majas ini digunakan untuk membesarkan suatu hal. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa tujuan dari majas hiperbola adalah untuk memberi penekanan terhadap suatu pernyataan tertentu. Tujuannya adalah, untuk meningkatkan impresi pada suatu pernyataan dan melebih-lebih-lebihkan suatu hal. Menurut Rachmad Djoko Pradopo dalam bukunya Pengkajian Puisi, majas ini digunakan untuk menyangatkan intensitas dan ekspresivitas.
Ciri-ciri Majas Hiperbola
Adapun beberapa ciri yang bisa dilihat dari majas ini adalah sebagai berikut:
- Bahasa yang digunakan cenderung melebih-lebihkan
- Gaya bahasanya cenderung didramatisasi
- Dapat memengaruhi pendengarnya dan menyebabkan efek tertentu
Artikel terkait: Belajar Bahasa Kucing: Arti Meongan, Perubahan Ekor, hingga Cara Menjawab Balik
Beragam Contoh Majas Hiperbola dalam Percakapan Sehari-hari
Banyak orang menggunakan hiperbola sebagai kiasan untuk membuat sesuatu tampak lebih besar atau lebih penting daripada yang sebenarnya.
Pembesar-besaran atau distorsi semacam itu dapat membantu mengekspresikan emosi yang kuat, menekankan suatu hal, atau bahkan membangkitkan humor. Berikut adalah beberapa contoh umum hiperbola dalam percakapan sehari-hari:
- Dia merasa terkubur di bawah segunung pekerjaan.
- Aku sekarat karena kehausan.
- Dia mencintainya lebih dari hidup itu sendiri.
- Koper ini beratnya satu ton.
- Dia mendengar jeritan yang memekakkan telinga.
- Saya sangat lelah sehingga saya bisa tidur selama seminggu.
- Lagu itu adalah hal terburuk yang pernah saya dengar.
- Ruangan ini sangat dingin hingga aku mengalami hipotermia.
- Saya kecanduan skateboard.
- Dia lebih cantik dari bulan dan bintang.
- Ibuku akan membunuhku kalau dia tahu aku menghilangkan kunci sepeda.
Contoh Majas Hiperbola dalam Sastra
Hiperbola efektif sebagai perangkat sastra dalam banyak hal. Dengan melebih-lebihkan sesuatu secara ekstrem, apakah itu sifat karakter, nada penulis, tema atau ide, hiperbola dapat menarik perhatian pembaca.
Selain itu, dapat menyebabkan pembaca mempertanyakan keandalan narator, merenungkan maksud sebenarnya penulis, atau memberikan tingkat humor yang tidak masuk akal untuk hiburan. Berikut adalah beberapa contoh hiperbola dalam sastra dan pengaruhnya sebagai perangkat sastra:
Puisi WH Auden yang berjudul “As I Walked Out One Evening” adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana hiperbola dapat digunakan secara efektif untuk mengekspresikan cinta yang luar biasa:
Aku akan mencintaimu, sayang, aku akan mencintaimu sampai Cina dan Afrika bertemu,
Dan sungai melompati gunung
Dan salmon bernyanyi di jalan,
Aku akan mencintaimu sampai samudra
Dilipat dan digantung hingga kering
Dan tujuh bintang berkoak
Seperti angsa tentang langit.
Baris-baris ini membentuk serangkaian pernyataan cinta yang agung dan dilebih-lebihkan. Terlepas dari kenyataan bahwa penyair meletakkan dasar untuk kekecewaan yang menghancurkan untuk diikuti, hiperbola melayani puisi dengan baik di sini dalam menggambarkan optimisme tak terkendali yang begitu sering muncul dalam gelombang pertama cinta yang baru ditemukan.
Artikel terkait: Kapan usia terbaik ajarkan anak bahasa asing? Simak panduan ini, Parents!
Itulah penjelasan singkat mengenai majas hiperbola. Secara keseluhan, majas ini digunkan untuk memberikan efek tertentu dari sebuah pernyataan, khususnya efek melebih-lebihkan.
Baca juga:
Penelitian: Bayi Akan Mengingat Bahasa Lahirnya sampai Ia Dewasa
9 Arti Bahasa Tubuh yang Bisa Jadi Tanda Perasaan Lawan Bicara, Apa Saja?