Lupakan tentang permainan elektronik dan digital yang sangat mahal harganya. Para pakar pediatri mengatakan bahwa mainan terbaik bagi anak-anak adalah mainan jadul.
Banyak dari kita yang begitu familiar dengan mainan jadul yang terbuat dari berbagai bahan di sekitar. Mulai dari rotan, kertas, bambu, atau sampah sekalipun bisa disulap menjadi mainan dengan sedikit kreativitas.
Para pakar menyadari betul manfaat dari mainana tradisional untuk perkembangan anak, dibandingkan makanan modern yang kerap ditemukan di berbagai pusat perbelanjaannya. Alasannya cukup sederhana, Parents.
Salahs atau alasannya mainan jadul lebih baik bagi anak ialah, karena bisa melibatkan orangtua untuk turut bermain juga merangsang anak menjadi lebih kreatif.
Mainan jadul yang bagus contohnya adalah balok-balok bangunan, puzzle atau bongkar pasang, hingga kotak kardus bekas kemasan. Kardus bisa dipakai untuk membentuk banyak benda yang dapat memicu kreativitas dan imajinasi si kecil.
Artikel Terkait : Perkembangan anak 4 tahun 11 bulan, anak mulai bisa ceritakan pengalamannya sendiri
Mainan jadul bisa merangsang anak menjadi lebih kreatif dan imajinatif
“Kotak kardus adalah mainan jadul yang dapat digunakan untuk membangun rumah atau digambar-gambar,” ujar Dr. Alan Mendelsohn, tim penulis sebuah laporan mengenai bagaimana memilih mainan untuk anak-anak yang berusia hingga 5 tahun.
Lebih lanjut Mendelsohn menjelaskan, banyak orang tua yang merasakan tekanan yang ditimbulkan iklan promosi mainan berbasis-tablet dan permainan yang menstimulasi otak, namun tidak terlalu banyak sumber ilmu pengetahuan yang dapat menguatkan klaim tersebut.
Terkait dengan hal ini, menurutnya masih banak orangtua yang salah kaprah mengenai mainan yang bisa menstimulasi perkembangan anak.
Kesalahpahaman terbesar mereka adalah konsep “Mainan terbaik adalah yang paling mahal harganya dan punya banyak bel dan peluit dan secara teknologi sangat canggih.”
Pakar pediatrik dari NYU Langone Health yang berbasis di New York ini juga mengatakan, mainan jadul yang sederhana dan mudah diutak-atik, serta dapat dimainkan oleh anak bersama orangtua, akan membuat tumbuh kembang si kecil lebih sehat.
Artikel Terkait : Perkembangan sosial anak jauh lebih penting ketimbang nilai A, ini alasannya!
Studi ilmiah menyatakan mainan jadul lebih baik untuk anak
Sebuah Laporan yang dipublikasikan oleh American Academy of Pediatrics juga mencantumkan studi yang menyatakan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan bicara anak dan perkembangan bahasa mereka. Serta mengurangi waktu berkualitas anak bersama orangtua, juga memicu obesitas.
Studi lain juga menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen anak di Amerika telah memiliki gadget, bahkan kebanyakan dari mereka telah menggunakannya sebelum anak berusia 1 tahun.
Disarankan untuk tidak mengenalkan gadget
Sejumlah pakar pediatri merekomendasikan agar anak tidak dibolehkan mengenal gadget atau diberi screen time sebelum ia berusia 2 tahun. Dan setelah anak berusia dua tahun, dia hanya boleh melakukan screen time maksimal 1 jam setiap harinya.
Artikel terkait: Stop beri gadget pada balita, ini pesan dokter anak
“Sedikit sisipan screen time di sana sini diketahui tidak akan terlalu membahayakan selama anak-anak memiliki aktivitas lain untuk dilakukan,” ungkap Mendelsohn. Namun ia menyatakan bahwa screen time dapat membuat anak-anak merasa terlalu banyak mendapatkan stimulasi dan sulit dibatasi dan dikontrol.
Dari hasil penelitian tersebut kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari selama mengasuh buah hati kita. Selain memilih mainan secara bijak, kita juga bisa turut menstimulasi anak dengan memberikan quality time dalam memainkan permainan bersama si kecil.
Di sisi lain, pemberian gadget pada anak pun sebaiknya dipikirkan kembali. Terkadang memang memberikannya gadget bisa membuta si kecil lebih bisa ‘diam’. Namun, pikirkan kembali berbagai dampak yang bisa terjadi di kemudian hari.
Nah, Parents, sudah tahu kan manfaat mainan jaman dulu untuk anak. Yuk, kurangi gadget dan ajak anak main permainan jadul untuk stimulasi perkembangannya.