Fakta Muncul Lautan Susu Misterius di Selatan Pulau Jawa untuk Kali Pertama

Penampakan lautan susu tersebut layaknya salju dan tertangkap kamera. Simak yuk faktanya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Awak kapal pesiar Ganesha berhasil merekam fenomena misterius "lautan susu" di malam hari pada tahun 2019 silam di selatan Jawa, Samudera Hindia. Kini sebuah studi baru menjelaskan kenapa hal itu bisa terjadi. Fakta lautan susu di Jawa yang misterius ini mengagetkan banyak pihak.

Fakta Lautan Susu di Jawa, Penampakan Layaknya Salju

Penampakan milky sea tersebut telah didokumentasikan secara resmi dan dikonfirmasi melalui citra satelit. Diinformasikan bahwa di musim panas 2019, anggota awak kapal superyacht Ganesha yang saat itu melihat ke laut saat telah memutih.

Selama berabad-abad, para pelaut telah membayangkan dan menggambarkan perjumpaan mereka dengan “laut susu”. Kejadian ini sangat langka, karena ketika hal tersebut terjadi maka area lautan akan menyala secara seragam di malam hari.

Dilaporkan, tidak satu pun dari awak kapal pesiar Ganesha yang tahu persis apa yang mereka saksikan pada malam itu di tahun 2019. Mereka mengambil beberapa foto untuk mendokumentasikan fenomena tersebut, meskipun cahayanya buruk.

Setelah hampir tiga tahun pasca kejadian, para ilmuwan menemukan faktanya. Menurut para ilmuwan, apa yang dilihat oleh kru dari kapal pesiar Ganesha bukanlah ilusi visual. Faktanya, hal tersebut merupakan bakteri.

Anggota awak kapal superyacht Ganesha pada saat itu berlayar seperti layaknya melewati salju. Salah satunya menceritakan jika milky sea yang mereka lihat ini seperti pancaran bintang atau stiker glow in the dark.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Baik warna dan intensitas pancarannya mirip dengan bintang atau stiker glow in the dark, atau beberapa jam tangan yang memiliki bagian yang bercahaya di tangan," katanya dilansir dari News Week.

Dia menambahkan jika pancaran tersebut terlihat sangat lembut, termasuk juga di mata, yang artinya tidak membuat mata silau.

Artikel terkait: Fenomena Gerhana Matahari Pertama 2022, Akankah Terlihat di Indonesia?

Bakteri Bioluminescence

Menurut para ilmuwan, bakteri itu adalah bakteri bioluminesen. Ini merupakan suatu bentuk langka dari bioluminesensi laut yang memberikan permukaan laut seperti salju.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Peristiwa ini, hanya terjadi sekali sampai dengan dua kali dalam setahun. Biasanya, kejadian ini terjadi di barat laut Samudera Hindia dan Benua Maritim. Para peneliti menduga hal ini merupakan bentuk dari bioluminescence.

Teori saat ini memperkirakan bahwa cahaya langka ini mungkin disebabkan oleh hubungan saprofit (memakan bahan organik yang membusuk).

Hubungan tersebut terjadi antara bakteri bercahaya dan spesies mikroalga yang berekspresi dalam skala besar, dengan respons bioluminesen dipicu setelah tingkat atau kuorum populasi tertentu telah tercapai.

David Gruber, profesor biologi di City University of New York, menyatakan, bakteri ini menyalakan bioluminescence mereka hanya setelah mencapai kepadatan sel tertentu, yang dikenal sebagai quorum sensing. Hasilnya adalah lautan susu atau Milky Seas atau Burning Seas, yang merupakan pancaran cahaya relatif dari triliunan bakteri luminescent.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, lautan susu menghasilkan cahaya yang relatif stabil tidak seperti bioluminescence pada umumnya yang dihasilkan oleh fitoplankton, bahkan diperairan yang tenang. Bakteri adalah kemungkinan penyebab di balik proses ini. 

Fenomena laut susu belum banyak dipelajari. Hal ini, dikarenakan sifatnya yang terpencil, sulit dipahami serta kejadian seperti ini sangat jarang terjadi.

Hal serupa diperkirakan pernah terjadi di laut Indonesia. Pada tahun 2021, Steven Miller, seorang professor ilmu atmosfer serta penulis studi mengatakan kepada The Guardian bahwa dirinya mengidentifikasi sepetak cahaya di lepas pantai Jawa yang membentang lebih dari 100.000 kilometer persegi. 

Miller percaya bahwa ini adalah peristiwa laut susu tetapi tidak dapat dipastikan karena tidak ditemukannya laporan di lapangan. Dia juga telah menerbitkan hipotesisnya dalam sebuah makalah dan berharap seseorang yang telah berlayar dapat mengkonfirmasi apa yang telah dipercayanya.

Artikel terkait: Potret Keindahan Fenomena Strawberry Moon dan Asal Usul Namanya yang Unik

Gambar Digital Pertama

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebelum ini, semua cerita tentang “lautan susu” hanya dari mulut ke mulut, berasal dari masa awal kapal dagang di abad ke-18. Akan tetapi, gambar yang diambil oleh kru pada handphone dan kamera digital memberikan bukti fotografi pertama dari fenomena “lautan susu” tersebut. 

Mereka semua menggambarkan hal yang serupa, dan gambar-gambarnya konsisten dengan apa yang digambarkan. Semua seperti seragam: cahaya halus, penampilan hampir berkabut, sangat membingungkan. Konfirmasi independen ini diharapkan akan memudahkan ahli untuk mempelajari laut susu di masa depan. 

“Ini berarti bahwa sekarang kita dapat menggunakan (citra satelit) dengan percaya diri. untuk mempelajari lautan susu dari luar angkasa, tetapi juga untuk mengarahkan kapal penelitian yang dilengkapi dengan jenis peralatan yang tepat untuk mengambil sampel air dan menentukan komposisinya,” ujar Miller. 

Dia memperkirakan bahwa fenomena “lautan susu” Jawa pada 2019 ini tampaknya berlangsung setidaknya selama 45 malam. Hal ini berarti bahwa hal-hal ini bukan hanya peristiwa satu malam, yang akan membuat hampir mustahil untuk menentukan kemunculannya tepat waktu.

Baca juga:

id.theasianparent.com/fenomena-angkasa-juni-2022

id.theasianparent.com/blue-moon

id.theasianparent.com/hujan-meteor-14-desember

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan