Tak semua malaikat yang ada di bumi turun dari surga, karena ada orang-orang yang memang berhati baik dan tulus bagai malaikat yang kerap menolong sesamanya. Mungkin itulah pepatah yang tepat disandangkan untuk laki-laki adopsi 80 anak berikut ini.
Ia adalah Mohamed Bzeek, laki-laki asal Azusa, Libya. Laki-laki yang menetap di California, Amerika Serikat, ini pun menjadi perbincangan karena sifat dermawannya.
Ia diketahui menjadi ayah asuh dan mengadopsi sekitar 80 anak-anak. Bukan hanya anak yang sekadar membutuhkan makan dan mainan, Bzeek memilih untuk mengadopsi dan merawat anak-anak yang mengalami penyakit kanker.
Kisah Inspiratif Laki-Laki Adopsi 80 Anak yang Sakit Parah
sumber: GoFundme
Sudah ada banyak anak yang diadopsi dan dirawat seperti anak sendiri oleh Bzeek. Selama dua dekade ke belakang, dirinya mendedikasikan diri memberikan perawatan penuh untuk anak-anak sakit yang ditelantarkan orang tua.
Mengidap kanker-kanker ganas, anak-anak ini membutuhkan banyak kebutuhan spesial dibandingkan anak-anak lain. Mulai dari pengobatan yang intensif hingga tak jarang perawatan yang harus dilakukan setiap saat.
“Dia punya perasaan, dia punya jiwa…”
Hatinya tersentuh melihat anak-anak terlantar yang harus berjuang seorang diri melawan penyakit ganas. Bagi Bzeek, meski anak-anak tersebut tak begitu bisa mengenalinya, ia bisa menjadi sosok yang selalu ada di saat-saat terakhir sang anak. Sebab, anak-anak malang tersebut juga manusia, punya jiwa dan perasaan yang juga harus diperlakukan dengan baik.
“Saya tahu dia tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, tapi saya selalu berbicara dengannya. Saya selalu memeluknya, bermain dengannya, menyentuhnya. Dia punya perasaan, dia punya jiwa. Dia seorang manusia,” ujarnya, melansir Los Angeles Times.
Artikel Terkait: “Saya Selalu Memikirkan Ibu”, Kisah Anak Adopsi yang Berjuang Mencari Orangtua Kandung
Mohamed Bzeek, Laki-Laki Adopsi 80 Anak Itu Anggap Anak Asuh Seperti Anaknya Sendiri
sumber: GoFundme
Laki-laki 62 tahun tersebut menikah dengan Dawn Bzeek puluhan tahun silam. Ia datang dari Libya sebagai seoang mahasiswa pada 1978. Setelah dua tahun di sana, ia pun mulai menjadi orang tua asuh. Bahkan, sebelum megadopsi anak, rumahnya dijadikan tempat penampungan darurat untuk anak asuh yang membutuhkan perlindungan secepatnya.
Seperti halnya sang suami, Dawn Bzeek memiliki sifat dan keinginan yang sama untuk mendermakan dirinya dalam mengadopsi anak-anak yang sakit. Dawn Bzeek mengaku begitu menyayangi dan jatuh cinta pada setiap anak yang diasuhnya.
Uniknya, sang istri mengaku begitu takut dengan laba-laba. Namun, dia tak pernah merasa takut menghadapi anak-anak yang memiliki penyakit dan menghadapi kenyataan bahwa anak-anak tersebut tidak berumur panjang.
“Kuncinya adalah, Anda harus mencintai mereka seperti mencintai diri dan anak sendiri. Saya tahu mereka sakit, saya tahu mereka akan meninggal. Saya melakukan yang terbaik sebagai manusia dan menyerahkan sisanya kepada Tuhan,” tuturnya lagi.
Artikel Terkait: Polwan di Binjai gagal adopsi bayi karena beragama minoritas, saatnya aturan adopsi diperbarui
Sang Anak Kandung Lahir dengan Kebutuhan Khusus
Di antara banyaknya anak asuh, pasangan ini memiliki seorang anak kandung yang lahir pada 1997, bernama Adam. Ia lahir dengan kondisi tulang yang rapuh dan dwarfisme.
Kondisi sang anak begitu rapuh hingga butuh kehati-hatian dalam keseharian. Bahkan mengganti popok atau kaus kaki pun bisa mematahkan tulangnya bila tak berhati-hati. Namun, pasangan ini tak pernah mengeluhkan kondisi Adam dan mencintai putranya tanpa syarat.
“Begitulah cara Tuhan menciptakannya,” kata Bzeek.
Kini, putranya yang berusia 19 tahun sudah beranjak remaja menuju dewasa. Dia bisa bertahan dan bersaing dengan anak lain dengan kondisi fisik yang terbatas. Hebatnya, Adam kini belajar ilmu komputer di Citrus College sambil mengendarai kursi roda listrik di kelas.
Turut Berbagi Ilmu Mengenai Pengasuhan Anak-Anak yang Sakit
Nama Dawn Bzeek di lingkungannya pun begitu disegani. Ia turut andil dalam berbagai program dan kebijakan di seluruh negara bagian bersama dengan dokter dan pemangku kebijakan lain, membahas mengenai topik ini.
Ia kerap mengajar kelas pengasuhan anak asuh. Dalam kelasnya, ia juga kerap berbagi ilmu mengenai penanganan penyakit dan kematian anak-anak.
Artikel Terkait: Bagaimana Langkah yang Sah Adopsi Anak Menurut Hukum Indonesia ?
Meski kerap menjadi begitu emosional karena harus kehilangan anak-anak asuh, laki-laki adopsi 80 anak sakit ini tetap konsisten akan niat baiknya. Menginspirasi sekali, ya, Parents!
****
Baca Juga:
Waktu Tepat Mengungkap Jati Diri Anak Adopsi
Tepat di Hari Anak Nasional, Ridwan Kamil Umumkan Adopsi Seorang Bayi
Perjuangan Seorang Ibu Jalani Induksi Laktasi Demi Susui Anak Adopsi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.