Parents pasti setuju bahwa kucing persia sangatlah lucu dan menggemaskan. Saking populernya, tidak sedikit orang yang menjadikan hewan ini teman berbulunya di rumah. Dilihat dari perawakannya, kucing jenis ini mirip boneka hidup.
Bulu panjang, lebat, dan tubuh gempal menjadi ciri khas. Kegemasan kucing ini bertambah mengingat karakter yang tenang, manja, dan cenderung menempel kepada pemiliknya. Mengutip dari The Cat Fanciers’ Association (CFA), kucing berbulu panjang atau long hair ini pertama kali ditemukan pada tahun 1684 SM.
Pada akhir abad ke 19, kucing ras ini mulai dikembangkan di Inggris dan Amerika Serikat. Termasuk kucing yang mudah beradaptasi, tidak heran kalau kucing persia menduduki peringkat nomor satu sebagai kucing terpopuler menjadi hewan peliharaan.
Jenis dan Ciri Fisik
Kucing berbulu panjang diketahui telah ada di Italia sejak tahun 1500-an yang didatangkan dari Asia. Pada abad ke-17, Pietro della Valle membawa seekor kucing dari Persia ke Italia untuk dibiakkan. Kucing inilah yang diyakini sebagai kucing persia.
Abad ke-19, keturunan kucing anggora ini kemudian dikawinkan dengan beberapa ras kucing di Italia yang diyakini sebagai cikal bakal kucing persia modern. Popularitas kucing ini kian meningkat ketika Ratu Victoria dan bangsawan lainnya jatuh cinta dengan ras kucing ini.
Artikel terkait: 12 Manfaat Ini Hanya Bisa Dirasakan oleh Para Pecinta Kucing!
Adapun terdapat beberapa jenis kucing persia dengan ciri khasnya masing-masing, yakni:
Himalaya
Kucing persia jenis ini memiliki ciri hidung yang tidak terlalu pesek jika dibandingkan persia jenis lain. Bulunya juga panjang dan tebal, pun tubuhnya yang besar karena beratnya mencapai 4 hingga 6 kg.
Warna yang unik turut menjadi ciri kucing jenis ini sehingga disebut colorpoint. Kucing ini memiliki warna bulu berpola di bagian wajah, telinga, hidung, ekor, dan ujung kaki. Bagian yang berpola ini biasanya lebih gelap seperti coklat tua atau hitam. Sedangkan bagian tubuh lainnya berwarna cokelat muda atau putih.
Ekor yang dimiliki kucing persia himalaya pun lebih panjang dan ditutupi bulu tebal. Kakinya pendek dan tidak suka melompat atau memanjat, sehingga cocok bagi pribadi tenang dan menggemari hewan jinak.
Flatnose
Sesuai namanya, jenis kucing ini memiliki ciri khas hidungnya pesek. Hidungnya berukuran kecil dan terlihat hampir sejajar dengan matanya. Ciri lain dari kucing persia jenis ini adalah bentuk kepalanya sedikit kotak yang membuat pipinya terlihat lebih chubby.
Bulunya panjang dengan mata dan telinga kecil. Tubuh gemuk dan terlihat pendek, kaki yang sedang, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek menjadi alasan kucing ini terlihat unik.
Berbeda dengan Himalaya, persia flatnose lebih aktif dan suka melompat, memanjat, serta bermain dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Karenanya jika ingin memelihara, hindari menaruh barang pecah belah di tempat yang mudah dijangkau.
Artikel terkait: Cat Lover Harus Tahu! Ini 6 Jenis Perbuatan Manusia yang Dibenci Kucing
Medium
Tidak seperti dua jenis kucing persia sebelumnya, jenis medium memiliki hidung yang tidak pesek dan tidak mancung. Uniknya, bulunya tergolong paling lebat di antara jenis yang lain.
Persia medium juga memiliki kaki yang lebih panjang di antara jenis lainnya, pun hidungnya lebih mancung dan moncongnya lebih runcing. Jenis medium ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu shorthair dan long hair berdasarkan panjang bulunya.
Peaknose
Seperti namanya, jenis peaknose hidungnya paling pesek. Jangan salah, jenis kucing inilah yang memiliki harga jual paling tinggi di antara yang lainnya. Seekor kucing Peaknose dewasa bisa dihargai dua belas juta rupiah lho!
Kerap disamakan dengan flatnose, hidung peaknose terlihat lebih kecil, datar, dan pesek. Tubuh gempal membuat kucing ini semakin lucu dan menggemaskan. Tak jarang kucing ini menjadi primadona di kontes kucing peliharaan.
Untuk jenisnya, peaknose dibedakan menjadi dua yaitu persia peaknose dan persia peaknose ekstrim yang bedanya terletak pada hidung mereka. Persia peaknose memiliki hidung yang pesek, sedangkan peaknose ekstrim hidungnya lebih pesek lagi.
Harga
Sejarah rumit, popularitas di seluruh dunia, dan wujud yang unik tak heran membuat Parents harus merogoh kocek lebih dalam untuk membawa pulang kucing satu ini. Terlebih, bila Anda benar-benar menginginkan persia ras murni. Ras murni adalah pure persia tanpa dikawinkan silang dengan kucing ras jenis lain.
Sebagai gambaran, anak kucing persia berusia 2-3 bulan dan sudah divaksin harganya berkisar antara Rp 7.000.000-Rp 8.000.000. Sedangkan untuk yang belum divaksin, dibutuhkan uang Rp 5.000.000-Rp 6.000.000.
Adapun kucing dewasa alias sudah berusia 6 bulan ke atas dipatok sekitar Rp 13.000.000-Rp 16.000.000 untuk yang sudah divaksin dan Rp 10.000.000-Rp 11.000.000 untuk yang belum divaksin. Lebih merinci, berikut harga berdasarkan jenisnya.
- Persia-Himalaya. Harga kucing persia himalaya berusia 3 bulan dan sudah divaksin sekitar Rp 5.000.000–Rp 6.000.000 dan untuk yang belum divaksin sekitar Rp 3.000.000–Rp 4.000.000. Dewasa berusia 6 bulan dan sudah divaksin yaitu Rp 9.000.000–Rp 10.000.000 dan untuk yang belum divaksin diberi harga Rp 7.000.000–Rp 8.000.000.
- Persia Peaknose. Budget yang harus disiapkan berkisar Rp8.000.000–Rp9.000.000 untuk yang berusia 3 bulan sudah divaksin, serta Rp12.000.000–Rp13.000.000 untuk yang berusia 6 bulan dan sudah divaksin. Adapun range harga yang belum divaksin yaitu Rp6.000.000–Rp7.000.000, untuk usia 3 bulan dan Rp10.000.000–Rp11.000.000 untuk usia 6 bulan.
- Persia-Anggora. Harga jenis kucing ini untuk yang sudah divaksin berkisar antara Rp950.000–Rp1.100.000 untuk usia kitten dan Rp2.100.000–Rp2.200.000 untuk yang berusia 6 bulan. Sedangkan untuk yang belum divaksin, dibanderol dengan harga Rp650.000–Rp750.000 untuk usia 2-3 bulan dan Rp1.600.000–Rp1.700.000 untuk usia 6 bulan.
- Persia-Lokal. Harga kucing berusia 2-3 bulan yang belum divaksin berkisar antara Rp250.000–Rp300.000 dan untuk yang sudah divaksin sebesar Rp350.000–Rp400.000. Sementara kucing berusia 6 bulan dipatok dengan harga Rp500.000–Rp600.000, belum vaksin dan Rp600.000–Rp700.000 untuk yang sudah divaksin.
Artikel terkait: Bikin Khawatir, Ternyata Ini 7 Penyebab Kucing Tidak Mau Makan dan Solusinya
Cara Merawat Kucing Persia
Harga mahal pastinya membuat Parents berpikir ulang nih, apakah akan membeli teman berbulu ini untuk sahabat di rumah? Tidak cukup memikirkan makanan saja, ada deretan hal yang harus diperhatikan juga.
1. Melakukan Grooming
Bulu kucing persia yang tergolong panjang dan lebat membutuhkan perhatian ekstra. Untuk itu, bulunya harus disikat dan disisir setiap hari agar tidak gampang kusut. Memang kucing terkenal rajin membersihkan diri sendiri, tetapi tetap saja Anda harus memerhatikan kebersihannya dengan seksama.
Tak harus selalu dibawa ke salon, grooming juga bisa dilakukan di rumah. Belilah sisir khusus grooming dan mandikan dengan shampo khusus agar terhindar dari kutu dan jamur.
2. Bersihkan Mata dan Telinganya
Tak kalah penting, jangan lupa membersihkan mata dan telinganya. Salah satu concern kucing jenis persia adalah matanya mudah berair dan mengeluarkan kotoran berwarna merah kecoklatan. Jika dibiarkan, noda pada sudut mata kucing dapat melukai mata dan menimbulkan lecet.
Gunakan handuk lembut atau kain kasa yang sudah dibasahi dengan air hangat, kemudian usapkan pada sekitar mata secara perlahan. Sementara untuk membersihkan telinga, teteskan cairan khusus pembersih telinga yang bisa dibeli di pet shop, lalu pijit bagian bawah telinga kucing secara perlahan untuk mengeluarkan kotoran.
Setelah itu usap dengan kain kasa atau handuk lembut sampai bersih.
3. Rawat Kebersihan Kuku dan Gigi
Saat masih berusia kitten, dianjurkan untuk memotong kuku setidaknya seminggu sekali dan setiap 2-3 minggu sekali untuk kucing dewasa. Cara ini memang sederhana, namun mencegah kucing merusak benda di rumah karena kuku yang tajam.
Selain itu, dianjurkan juga untuk menyikat gigi kucing secara teratur untuk mencegah gigi kucing dari plak yang dapat membuat kucing terserang penyakit.
4. Jangan Abaikan Vaksin
Tak hanya manusia, hewan juga membutuhkan vaksinasi untuk mencegah kucing terkena berbagai penyakit seperti infeksi virus, panleukopenia, calici dan lainnya yang mengancam nyawa. Vaksinasi dapat dilakukan oleh dokter hewan dengan syarat kucing sehat dan berat badannya minimal 1 kilogram.
Untuk vaksinasi pertama biasanya dilakukan penyuntikan sebanyak sebulan sekali dengan jenis vaksin yang berbeda, lalu vaksin diulangi setiap setahun sekali. Agar tetap sehat, pastikan kucing Anda berada di dalam rumah utamanya saat musim hujan.
5. Steril
Pro dan kontra menaungi upaya ini. Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa steril hewan menghalangi hak kucing untuk bereproduksi. Namun, apa iya Anda mampu menampung dan merawat keturunannya kelak?
Jika masih ragu, steril adalah solusi terbaik. Selain mencegahnya beranak pinak, steril akan membuat kucing berusia lebih panjang dan lebih sehat.
6. Perhatikan Nutrisi
Sebenarnya, kucing jenis apapun itu adalah makhluk hidup yang membutuhkan nutrisi tepat. Tentunya, asupan makanan juga harus diimbangi dengan aktivitas agar tidak terkena obesitas di masa mendatang. Hindari mengisi mangkuk makan terlalu banyak dan isilah sesuai porsi sekali makan saja.
Tak hanya itu, pastikan wadah air minum juga tersedia setiap saat. Cucilah mangkuk air dan isi dengan air baru setiap hari. Hal ini membantu kucing tetap terhidrasi dan mencegahnya terkena penyakit Feline lower urinary tract disease atau dikenal dengan FLUTD.
7. Kebersihan Kandang dan Toilet
Terakhir, utamakan juga kebersihan kandang dan toilet untuknya buang kotoran. Bila kandang dan toilet kotor, kucing akan mencari tempat baru untuk tidur dan buang air. Tidak menutup kemungkinan, ia akan membuang kotoran di tempat yang tidak seharusnya.
Agar rumah tetap bersih, siapkan selalu litter box sesering mungkin dan ganti pasir kucing dengan pasir baru setiap 3 hari sekali atau seminggu sekali. Kini, pasir aneka jenis sudah beredar dengan cara membersihkan yang semakin mudah.
Bagaimana Parents, tertarik memelihara kucing persia?
Baca juga:
32 Jenis Kucing Peliharaan Populer & Ciri-Ciri Khas yang Dimilikinya
Belajar Bahasa Kucing: Arti Meongan, Perubahan Ekor, hingga Cara Menjawab Balik
6 Cara Membuat Kucing Senang Tinggal di Rumah, Perhatikan Tanda Kucing Stres
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.