Lagi-lagi rokok memakan korbannya yang tak berdosa. Kali ini korban rokok yang sakit adalah seorang bayi yang baru berusia 18 hari.
Tubuh kecilnya terpaksa harus “diserang” berbagai peralatan medis yang seharusnya tak perlu ia dapatkan jika para pecinta rokok tak egois.
Jika saja para pecinta rokok tidak egois dengan merokok di sekitar bayi, atau jika para pecinta rokok mau mengganti baju dan mandi yang bersih hingga semua asap serta racun rokok sebelum menggendong bayi, mungkin tidak ada korban rokok seperti Zoe yang sakit seperti ini.
Lebih bagusnya lagi, jika saja tidak ada satupun perokok di sekitar bayi, mungkin kejadian Zoe yang sakit tak akan pernah terjadi.
Ibu Zoe bercerita lewat Facebook bahwa anaknya terkena Bronchopneumonia karena jadi korban rokok dari para perokok di sekitarnya. Kondisi kesehatan bayi satu sama lain berbeda-beda, jika bayi yang satu tak ada masalah dengan kesehatan karena perokok di sekitarnya, belum tentu dengan bayi yang lain seperti Zoe.
Artikel terkait: Kenali Bronchopneumonia yang terjadi pada anak-anak.
Inilah kisah seorang anak korban rokok!
Berikut status Facebook Rhei Tambunan:
Awalnya Baby Zoe hanya pilek. Karena kakaknya juga pilek, maka orangtua merasa bahwa anaknya hanya pilek biasa saja tertular kakaknya.
Namun pilek itu berlanjut dengan batuk, sesak nafas, muntah, dan demam. Ia menjalani pengobatan hingga 3 hari lamanya namun tak ada perkembangan sama sekali.
Akhirnya keluarga memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Di sana, Baby Zoe harus menjalani serangkaian tes dan perawatan. Mulai dari tes darah, infus, hingga rontgen.
Udara bersih ada di mana-mana. Namun jika anak kecil kena bronchopneumonia, maka untuk mencari udara bersih itu, ia harus dibantu peralatan medis oksigen ke rumah sakit.
Jika ayah, om, kakek, maupun orang sekitarnya memang menyayangi anak kecil, seharusnya mereka tidak egois dengan merokok. Mana bisa seseorang mengaku sayang tapi mencemari orang yang disayangi dengan racun rokok.
Kesehatan mahal harganya. Namun beberapa orang justru membayar mahal untuk membuat dirinya dan keluarganya sakit dengan terus merokok.
Rokok tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang lain
Apapun alasan perokok untuk tetap meneruskan kebiasaan buruknya, tindakannya tetap tak bisa dibenarkan. Jika bukan dirinya sendiri yang sakit, mungkin istri, anak, dan bahkan orang lain yang berada di satu lokasi dengan perokok.
Ada udara yang tercemar, ada paru-paru yang terbakar, ada anak yang sakit karena organ tubuhnya masih terlalu lemah untuk menerima racun jahat yang akan merusak tubuhnya.
Jika anak Anda baik-baik saja berada di sekitar perokok, maka belum tentu anak orang lain tahan. Karena daya tahan tubuh anak berbeda-beda.
Sebagai orang dewasa, ada baiknya mempertimbangkan keselamatan generasi muda dari penyakit yang asalnya dari luar. Jika anak-anak sudah sakit-sakitan sejak kecil karena rokok, bagaimana dia bisa hidup sehat dengan memimpin negara ini kelak.
Hai para perokok. Dapat salam dari si kecil Zoe. Jangan egois dengan terus menerus merokok. Karena keegoisanmu, satu calon penerus bangsa hampir tumbang.
Penyakit lain yang mengintai anak akibat paparan asap rokok
Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa diderita bayi dan anak akibat paparan asap rokok:
- Sindrom kematian mendadak pada bayi
Merokok di dekat anak bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi (sudden infant death syndrome atau SIDS). SIDS biasanya terjadi pada bayi berusia di bawah satu tahun. Asap rokok sangat membahayakan karena mengganggu jalan pernapasan anak.
- Pneumonia dan bronkitis
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi di saluran udara utama di paru-paru. Bahayanya lagi, bronkitis bisa berkembang menjadi pneumonia.
Pneumonia merupakan radang di bagian paru-paru yang lebih dalam. Penyakit bronkitis dan pneumonia sendiri sering kali terjadi pada anak dari ibu atau ayah perokok.
- Menghambat pertumbuhan paru-paru anak
Anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang harus dijaga kesehatannya. Jika seseorang sering merokok di dekat anak, maka itu bisa menghambat pertumbuhan paru-parunya.
Zat-zat berbahaya dari rokok akan mudah masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan anak. Itulah mengapa, setelah merokok Parents harus mengganti pakaian jika ingin menggendong bayi. Tidak hanya di pakaian, zat berbahaya dari rokok juga dapat menempel di sofa dan dinding rumah.
- Infeksi telinga
Infeksi telinga tak hanya berisiko tinggi bagi para perokok, tetapi juga bagi anak yang menjadi perokok pasif. Risiko infeksi telinga pada anak-anak dapat meningkat jika orangtua sering mencemari udara di rumah dengan asap rokok.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca juga:
Peringatan Dokter: Sekalipun Merokok di Luar Rumah, Orangtua Perokok tetap Bahayakan Anak