Emir (3) nyaris menjadi korban penculikan anak saat ia bersama ibu dan kakaknya pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang ramai. Beruntung, sang ibu cukup waspada saat mendengar jeritan anaknya.
Nyaris jadi korban penculikan anak
Peristiwa ini terjadi di ITC Kuningan pada hari Senin 18 Desember 2017 sekitar pukul 1 siang. Saat itu Upi dan kedua anaknya, Emir dan Rizgan (5) sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan tersebut.
Karena ingin mencuci tangan, Upi meninggalkan kedua anaknya dan pergi ke toilet terdekat. Tiba-tiba Upi mendengar anaknya berteriak “Tidak mau… tidak mau…”, ia pun langsung menoleh ke arah kedua anaknya duduk.
Upi melihat Emir sudah digendong oleh seorang lelaki tidak dikenal. Tanpa berpikir panjang, ia pun segera mengejar pria tersebut sambil berteriak, “Pak! Ini anak saya, Pak!”
Pelaku yang merasa aksinya kepergok langsung melepas Emir dan lari meninggalkan lokasi.
Pelaku belum tertangkap
Setelah kejadian tersebut, Upi melapor pada petugas keamanan yang kemudian melanjutkan laporan tersebut ke Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan. Polisi kemudian mengecek rekaman CCTV yang ada di ITC Kuningan.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan bahwa pihak kepolisian masih mengusut kasus ini dan melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku.
“Ciri-ciri pelaku tinggi besar, bertato, kepala botak, celana jeans, dan kaus berwarna putih. Bagi yang mengetahui agar menghubungi Polres Jakarta Selatan,” ujar Mardiaz.
Polisi juga membuka nomor hotline bagi masyarakat yang mengenali pelaku dapat menghubungi 081219871993. Semoga pelaku segera tertangkap sehingga tidak ada lagi korban penculikan anak.
Artikel terkait: Waspadai 7 Cara yang Paling Sering Digunakan Dalam Penculikan Anak
Bagaimana mencegah agar anak tidak menjadi korban penculikan anak?
Tak hanya di lokasi yang sepi, upaya penculikan anak juga bisa terjadi di tempat-tempat yang ramai. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah anak menjadi korban penculikan anak?
- Jangan pernah meninggalkan anak sendirian di tempat umum. Meski Anda merasa hanya sebentar pergi ke toilet, namun penculik anak bisa beraksi dalam hitungan menit saja.
- Selalu awasi jika anak ingin bermain di luar rumah. Bila anak ingin bermain bersama teman-temannya di taman dekat rumah, pastikan ada satu orang dewasa yang menemani.
- Jangan biarkan anak mengenakan baju yang ada tulisan namanya. Biasanya penculik akan menyebutkan nama anak saat membujuk sehingga anak merasa ia mengenal pelaku.
- Pastikan anak hafal informasi penting tentang dirinya, misalnya nama lengkap, nama orangtua, alamat rumah, nomer telepon rumah, nomer handphone Bunda dan Ayah, nama sekolah, alamat sekolah. Ia tidak boleh mengatakan informasi itu pada sembarang orang, namun ketika ia tersesat, ia boleh mengatakannya pada petugas keamanan.
- Ajak anak berbicara. Luangkan waktu untuk membahas pentingnya rasa aman bagaimana menjaga diri sendiri. Dengan demikian, anak pun tahu dirinya berisiko menjadi korban penculikan anak dan harus selalu waspada di mana pun ia berada.
Latih anak membedakan orang asing yang bisa dipercaya atau yang punya niat jahat
- Ajari anak untuk selalu waspada terhadap siapa pun. Bila anak merasa tidak nyaman saat ada orang asing yang mendekati, katakan padanya bahwa ia boleh saja berusaha menghindari orang tersebut. Anak perlu belajar mendengarkan kata hati dan intuisinya sendiri.
- Anak boleh berteriak jika ada orang asing memaksanya untuk ikut. Anak boleh berteriak, menjerit, menendang, memukul, atau menggigit orang asing yang berusaha menculiknya atau di situasi yang dianggap membahayakan. Buat agar orang-orang lain di sekitar menyadari ada sesuatu yang gawat sedang terjadi.
- Buat kata sandi yang hanya diketahui oleh Anda dan anak. Biasanya penculik akan mengaku disuruh oleh orangtua untuk menjemput anak. Dengan kata sandi ini, jika orang yang mengaku suruhan untuk menjemput anak tidak dapat menyebutkan kata sandi yang benar, maka anak akan menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
- Bila anak tersesat di keramaian, ajari ia untuk mencari polisi, satpam, atau petugas berseragam untuk membantunya. Oleh karena itu, jangan suka menakut-nakuti anak yang tak mau makan dengan mengatakan, “Ayo makan, nanti kamu ditangkap pak polisi lho!” Hal tersebut malah membuat anak memiliki pemikiran negatif terhadap petugas keamanan. Jika suatu saat ia hilang atau tersesat, ia justru jadi ragu untuk meminta bantuan polisi.
- Katakan ‘tidak’ pada orang asing. Terkadang sebagian anak mudah tergiur saat orang asing menawari sesuatu, misalnya cokelat, permen, mainan, atau bahkan binatang peliharaan yang lucu. Ingatkan anak untuk menolak jika ditawari sesuatu oleh orang asing terutama bila ia sedang tidak bersama Anda.
Tips untuk orang-orang di sekitar yang melihat upaya penculikan anak
Bagaimana jika Anda adalah orang yang kebetulan berada di lokasi kejadian saat upaya penculikan anak terjadi? Berikut ini yang harus dilakukan demi keamanan bersama:
- Selalu waspada dengan kondisi sekitar. Perhatikan apakah ada yang terlihat mencurigakan atau bertingkah tidak biasa. Hal ini penting sebagai informasi yang mungkin diperlukan untuk mencari pelaku.
- Dekati anak yang berteriak minta tolong atau menangis karena tersesat. Jangan ragu dianggap ikut campur. Lebih baik waspada.
- Minta bantuan pihak keamanan. Bila Anda tak yakin berani untuk membantu anak yang terlihat ketakutan dibawa oleh orang dewasa, Anda bisa melaporkan ini ke petugas keamanan.
Parents punya tips lain agar anak terhindar dari upaya penculikan? Share dengan kami di kolom komentar ya.
Referensi: Kompas, Tribunnews, Detik, Baby Gaga
Baca juga:
Ibu 3 Anak Berhasil Lolos dari Pelaku Penculikan di IKEA Berkat Mewaspadai 4 Hal ini