Berenang atau sekadar bermain air tentu saja menjadi salah satu aktivitas menyenangkan bagi banyak orang, tak terkecuali anak-anak. Itu sebabnya Parents sering mengajak anak ke kolam renang umum.
Sayangnya, seperti yang kita ketahui kondisi kolam renang, terutama kolam renang umum bisa mengandung kuman dan bakteri. Bahkan, Centers of Diseases Control and Prevention atau Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika mengatakan kalau penggguna kolam renang sangat rentan terkena kuman penyakit.
Sebabnya? Tentu sangat beragam. Biasanya, penyakit ini memang disebabkan oleh kuman yang menyebar karena tak sengaja menelan air kolam, aerosol, atau sekadar bersentuhan dengan air kolam renang yang sudah terkontaminasi kuman penyakit.
Biar bagaimana pun, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa masih ada beberapa orang yang berkemih saat masih berada di kolam renang, terutama anak-anak yang memang belum bisa menahannya.
Kuman di kolam renang tentu saja akan bermunculan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Penting untuk mengetahui sedikit lebih banyak tentang makhluk ini dan bagaimana kita bisa meminimalkan paparan kuman untuk menghindari beragam risiko penyakit.
Kuman dan bakteri apa saja yang sering ditemukan di kolam renang?
Mari kita mulai patogen umum yang sering ditemukan. Ini termasuk berbagai bakteri yang sering kali menjadi penghuni kolam renang umum.
- Mulai dari E.coli atau escherichia coli, bakteri berbahaya yang menyebabkan diare, baik diare ringan hingga diare akut.
- Kemudian ada hepatitis A, kuman sering muncul lantaran ada kolam renang umum yang sistem pembuangan limbah lingkungannnya tidak sehat.
- Selain itu ada bakteri yang membuat penderitanya mengalami demam, mual, muntah, kram, dan diare. Bakteri ini juga dikenal sebagai shigellosis atau disentri basiler.
- Bakteri lain yang sering ditemui di kolam renang umum adalah cryptosporidiosis yang menyebabkan kram perut parah, demam, muntah, dan gangguan pencernaan lainnya.
Sedikit banyak, mungkin Parents sudah mengetahui tentang kuman atau bakteri yang kerap ditemukan di kolam renang, terutama kolam renang umum. Tetapi apakah Anda tahu bagaimana mereka sampai di sana?
Bakteri atau kuman ini sebenarnya bisa muncul lantaran dibawa melalui kotoran manusia. Ini dikenal sebagai transmisi faecal. Sebenarnya, pada umumnya ada sejumlah kecil kotoran yang masih tersisa di pantat kebanyakan orang.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, rata-rata ada sekitar 0,14 gram tinja yang tersisa.
Jadi sudah bisa terbayangkan ya, bagaimana risiko jika menelan air kolam renang umum yang sudah terkontaminasi kuman?
Parents mungkin akan berpikir telah mengajarkan si kecil untuk tidak menelan air kolam renang. Nyatanya, tetap saja ada kemungkinan besar anak melakukannya tanpa sengaja.
Sebuah studi menemukan bahwa selama 45 menit berenang, orang dewasa rata-rata akan menelan air kolam sebanyak 37 mililiter. Jika dibandingkan, ini hampir dua sendok makan.
Lebih menyedihkannya, dalam studi menemukan kalau anak-anak dapat menelan dua kali lipat dari jumlah itu. Bahkan bisa lebih banyak!
Setelah tertelan, kuman tersebut hidup di saluran pencernaan yang menjadi inang baru mereka. Mereka akan hidup sampai mereka dilepaskan kembali. Kemudian siklus dimulai lagi.
Seorang bayi atau balita mungkin secara tidak sengaja buang air kecil bahkan buang air besar di dalam air. Organisasi Kesehatan Dunia juga menyebutnya sebagai pelepasan tinja yang tidak disengaja. Sejumlah kecil kotoran ini kemudian berisiko tertelan.
Eeewww… menjijikan bukan?
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko yang dapat terjadi, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga keamanan saat di kolam renang umum.
Berikut beberapa tindakan pengamanan yang bisa dilakukan :
- Jangan lupa untuk mandi sebelum dan sesudah berenang. Pastikan kondisi Anda dan keluarga dibersihkan setelah berenang
- Jangan biarkan anak-anak yang sedang mengalami masalah perut atau pencernaan melakukan aktivitas berenang
- Lebih selektif memilih kolam renang. Cari kolam yang memiliki sistem penyaringan yang baik. Ini akan mengurangi risiko kontaminasi
- Operator kolam juga harus menjaga kadar klorin yang tepat dan dilakukan secara berkala. Saat ini, ada peralatan digital modern yang bisa dapat memastikan parameter kandungan kimia atau kotoran berada pada kisaran yang ideal
- Pemantauan rutin dan manajemen terkait dengan kualitas air untuk kolam. Tentunya mencakup pengeringan kolam dan mengisinya kembali dengan air baru yang bersih.
Setelah melakukan beberapa langkah di atas, Parents sebenarnya tak perlu merasa khawatir berlebihan untuk mengajak keluarga berenang. Toh, sebenarnya banyak manfaat yang bisa didapatkan jika renang dilakukan secara rutin.
Lakukan yang terbaik untuk menghindari menelan air saat berada di kolam renang.
Baca juga:
Ini 7 teknik aman ajarkan bayi berenang sejak dini (disertai VIDEO)
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.