Siapa tak kenal Wardah sebagai salah satu brand kosmetik paling populer di negeri ini. Penasaran kan, seperti apa ya kisah sukses pendiri Wardah hingga perusahaannya bisa sebesar sekarang ini?
Di balik nama besar Wardah Cosmetics, rupanya ada sosok perempuan bernama Nurhayati Subakat. Seorang ibu yang mendirikan usaha kosmetik ini dari bisnis kecil di rumahnya.
Kisah Sukses Pendiri Wardah: Tadinya Karyawan Biasa
Foto: Graha Inspirasi
Nurhayati Subakat adalah perempuan asal Minangkabau. Dialah pemilik dari Wardah, produk kecantikan asli Indonesia yang kini digandrungi banyak orang. Anak kedua dari delapan bersaudara ini lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 27 Juli 1950.
Selepas masa SMA, Nurhayati melanjutkan pendidikannya di Jurusan Farmasi, Institut Teknologi Bandung. Ia lalu bekerja sebagai apoteker di sebuah rumah sakit di Padang.
Merasa tak berkembang jika hanya menetap di kampung halaman, Nurhayati hijrah ke Jakarta dan bekerja di sebuah perusahaan kosmetik terkenal.
Karena etos kerja yang baik, kariernya di perusahaan tersebut terbilang cemerlang. Oleh atasannya, Nurhayati pun diminta bekerja full time.
Kondisi ini kemudian membuatnya dilema. Pasalnya, ia adalah seorang ibu dengan tiga orang anak. Tinggal di Jakarta sementara kantornya berada di wilayah Bogor, cukup berat dan merepotkan ketika harus meninggalkan anak-anak untuk bekerja.
Akhirnya, sosok perempuan yang masuk daftar Forbes kategori Pebisnis Wanita Berpengaruh di Asia tahun 2018 ini memilih hengkang darì tempatnya bekerja.
Artikel terkait: Kisah Sukses Orang-orang Down Syndrome yang Menjalankan Bisnis Mereka Sendiri
Kisah Sukses Pendiri Wardah, Memulai dari Door to Door
Tak akan ada kemajuan besar jika tak dimulai dengan langkah kecil. Hal itu dibuktikan sendiri oleh Nurhayati.
Selepas resign dari perusahaan terdahulu, ia pun memutuskan memulai usahanya sendiri dari rumah dengan bantuan asisten rumah tangganya. Berbekal pengalaman di industri kecantikan, ia membuat produk kosmetik yang diberi nama Putri.
Produk buatannya dijual dengan harga bersaing, namun tetap mengedepankan kualitas. Nurhayati pun tak sungkan memasarkan produk tersebut dari pintu ke pintu, saat itu ia menyasar salon pinggiran di daerah Tangerang.
Berkat kegigihannya, Putri mendapat sambutan baik dari pelanggan. Sejumlah produk karyanya dengan merek Putri pun mulai dikenal di salon-salon ternama di Jakarta.
Lima tahun kemudian, cobaan besar melanda. Pabriknya hangus terbakar, semua usaha yang dirintis dari nol itu lenyap seketika menjadi arang. Sempat terpikir oleh Nurhayati untuk menutup saja perusahaan tersebut.
Akan tetapi ia kembali merenung, bagaimana kelak nasib karyawannya jika ia menutup usahanya? Akhirnya, Nurhayati mencoba bangkit kembali. Berbekal modal usaha dari tabungan sang suami, Nurhayati kembali memulai usahanya dari nol.
Pada tahun 1995, ia memutuskan membuat produk kosmetik yang menyasar pasar muslimah. Nurhayati menangkap adanya kebutuhan para muslimah untuk tampil cantik merias diri tanpa cemas soal kehalalan produk yang digunakan.
Maka lahirlah Wardah, sebuah merek kosmetik yang ketika itu tampil dengan jargon produk-produk halalnya.
Apakah Wardah langsung disambut meriah oleh pasar? Tentu tak semudah itu. Butuh perjalanan panjang untuk kosmetik berlabel halal pertama ini untuk sampai di hati penggunanya. Apalagi produknya hanyalah hasil usaha rumahan.
Belum lagi adanya tudingan bahwa Wardah seolah menjual agama, kok ada kosmetik berlabel halal?
Padahal, di sejumlah kalangan muslimah, titik kritis kehalalan produk kosmetik yang selama ini beredar di pasaran memang dipertanyakan. Sebab saat itu, umum digunakan bahan haram dalam pembuatan kosmetik.
Kini, Wardah menjadi salah satu merek ternama di Indonesia sebagai kosmetik yang halal dan mencerminkan perempuan muslimah yang berdikari.
Pesan CEO Wardah Bagi Bunda yang Ingin Sukses
Dengan semangat dan kegigihan Nurhayati dan timnya, perlahan tapi pasti produk Wardah mulai diterima luas. Wardah bahkan tadinya sempat dipasarkan dengan metode MLM.
Modal dan laba yang diperoleh, digunakan untuk terus memperluas jaringan pasar. Saat penjualan melalui MLM turun drastis, Wardah mengubah strategi bisnis. Mereka kemudian melakukan rebranding besar-besaran.
Wardah berkolaborasi dengan sejumlah bintang untuk memperluas ceruk pasarnya. Mulai dari Inneke Koesherawati hingga para selebritas berhijab yang saat ini tengah digandrungi, seperti Dian Pelangi dan Zaskia Sungkar.
Kini Wardah menjadi salah satu produk kosmetik terbesar di negeri ini. PT Paragon Technology and Innovation yang menaungi Wardah juga menaungi ratusan item kosmetik termasuk Emina dan Make Over.
Untuk mencapai tangga kesuksesan seperti saat ini, Nurhayati menekankan pentingnya kerja keras, sikap pantang menyerah, dan sabar menghadapi rintangan yang ada. Ia juga mengatakan, bahwa Wardah bisa sampai di titik seperti sekarang ini tak lain karena pertolongan Allah.
****
Parents, itulah kisah jatuh bangun sang pendiri Wardah. Semoga tulisan ini memberikan inspirasi ya!
Baca juga:
5 Tips agar Online Shop Laris Manis, Siap-siap Banjir Pesanan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.