Kisah Nabi Syuaib, Meluruskan Kaum Madyan yang Curang dalam Berdagang

Kisah nabi Syuaib mengajarkan kita agar senantiasa berperilaku adil dalam berbuat sesuatu termasuk berdagang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nabi Syuaib termasuk ke dalam nama-nama nabi dan rasul Allah yang perlu uma Muslim ketahui. Nabi Syuaib sendiri adalah  rasul Allah yang diutus kepada kaum Madyan. Al Quran mengabadikan kisah Nabi Syuaib dalam sejumlah ayat sehingga kita dapat mengambil hikmah darinya.

"Dan kepada penduduk Madyan, (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Dia berkata, 'Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di Bumi berbuat kerusakan.'" - Al Quran surat Al-Ankabut ayat 36.

Nama Nabi Syu'aib disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak sebelas kali. Sebagaimana para nabi yang lain, kisah Nabi Syu'aib dalam Al Quran berpusat pada perjuangan beliau dalam menyeru kaumnya agar mengikuti jalan Allah.

Artikel terkait: Mukjizat dan Kisah Nabi Harun: Saudara dan Pendamping Setia Nabi Musa

Kisah Nabi Syuaib Berdakwah Kepada Kaum Madyan

Latar belakang Nabi Syuaib tidak disebutkan Al Quran secara rinci, selain bahwa beliau berasal dari keluarga yang cukup terhormat di kalangan kaum Madyan.

Ulama berbeda pendapat mengenai silsilah Nabi Syuaib. Ada yang menyatakan beliau merupakan keturunan Ibrahim, sementara lainnya berpendapat bukan.

Beberapa surat yang memuat kisah Nabi Syuaib, antara lain:

- Al A'raf ayat 85-93
- Hud ayat 84-95
- Al Hijr 78-79
- Asy Syu'ara' ayat 176-191
- Al 'Ankabut 36-37.

Seorang yang Indah dalam Berkhotbah

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nabi Muhammad SAW pernah menyebut tentang Nabi Syuaib. Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Humaid, Nabi Syuaib digambarkan sebagai seorang yang indah dalam caranya berkhotbah.

"Ibnu Humaid meriwayatkan, "Setiap kali Rasulullah menyebut nama Syuaib, beliau seringkali berkata, 'Dia adalah pengkhotbahnya para nabi!' Beliau mengatakan ini karena keindahan cara Syuaib (dalam berdakwah)," dikutip dari Gana Islamika.

Adapun kaum Madyan, kaum dimana Nabi Syuaib diutus, adalah suku Arab yang tinggal di negara Ma’an - sekarang berada di sebagian wilayah Suriah Raya. Suku Madyan dikenal serakah dan tidak beriman kepada Allah serta menjalani kehidupan yang buruk.

Kaum Madyan juga dikenal sebagai kelompok yang pandai pedagang. Akan tetapi, mereka tidak jujur dalam bertransaksi yakni mengurangi timbangan secara sembunyi-sembunyi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karenanya, kisah Nabi Syuaib dalam dakwahnya memeringatkan kepada kaum Madyan agar adil dalam membuat takaran atau timbangan, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran surat Asy-Syuara: 181-184.

"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada barang-barangnya dan janganlah kamu membuat kejahatan di bumi dengan menjadi perusak-perusak; Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu." (QS asy-Syuara: 181-184)

Dalam ayat lain juga disebutkan, "Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang lurus. Itulah yang baik dan lebih bagus akibatnya." (QS al-Isra [17]: 35).

Berupaya Membimbing Kaum Madyan agar Jujur dalam Berdagang

Mengurangi timbangan merupakan bentuk perbuatan yang tercela. Ketika Anda bertransaksi sebagai pedagang, mengurangi maupun melebihkan timbangan atau takaran secara diam-diam sama artinya dengan menipu atau berbuat curang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, dalam transaksi dagang juga hendaknya melihat nilai barang dengan adil. Menurut penjelasan Quraish Shihab, ketika sedang bertransaksi dan Anda berkata "Barang Anda buruk," dengan tujuan untuk menurunkan harganya padahal kualitas barangnya tidak demikian, maka Anda dinilai telah mengurangi hak orang lain, dalam hal ini si penjual.

Melihat pelanggaran yang dilakukan oleh kaum Madyan, Nabi Syuaib pun menasihati mereka dengan menyatakan, "Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu."

Menurut Quraish Shihab, kalimat tersebut merupakan peringatan untuk bertakwa kepada Allah agar terhindari dari siksa-Nya dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya sepanjang kemampuan dan menjauhi semua larangan-Nya.

Artikel terkait: Belajar Keteladanan Menyayangi Binatang dari Kisah Nabi Daus AS

Kaum Madyan Membangkang

Sebagaimana kisah dakwah para Nabi Allah terdahulu, seruan Nabi Syuaib kepada kaumnya pun menghadapi penolakan. Sebagian kaum Madyan enggan mengikuti ajakan Nabi Syuaib, dan sebagian lagi lainnya menjadi pengikut beliau.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Orang-orang yang menolak ajakan Nabi Syuaib lantas berlaku kasar dan aniaya terhadap Nabi Syuaib beserta pengikutnya. Seperti disebutkan dalam ayat:

"Dan pemuka-pemuka yang amat sombong dari kaumnya berkata, 'Sungguh kami pasti mengusirmu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami atau engkau harus kembali ke agama kami.'

'Engkau harus kembali ke agama kami,' maknanya bukan berarti Nabi Syuaib pernah menjadi penyembah berhala, melainkan mereka memintanya untuk diam, jangan mengganggu.

"Dia menjawab, 'Apakah walau kami tidak menyukai? Sungguh kami telah mengada-adakan kebohongan terhadap Allah jika kami kembali kepada agama kamu sesudah Allah menyelamatkan kami darinya. Dan tidak lah patut kami kembali ke dalamnya kecuali jika Allah Tuhan kami menghendaki.'

Kemudian ketika kaum Madyan berlaku aniaya serta menolak dakwah Nabi Syuaib, beliau bersikap sabar dan menyerahkan keputusan kepada Allah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"'Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah kami bertawakkal. Tuhan kami putuskanlah antara kami dan antara kaum kami dengan haq (adil) dan Engkaulah Pemberi putusan yang sebaik-baiknya." (QS al-Araf: 88-89)

Artikel terkait: Kisah Nabi Sulaiman yang Cerdas dan Adil Terhadap Semua Mahluk Hidup

Azab Kepada Kaum Madyan

Mendapat tentangan yang terus-menerus dari kaumnya, Nabi Syu'aib berkata, "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui pihak yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan pihak yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku menunggu bersamamu." (Quran surat Hud ayat 93)

Allah menurunkan kepada mereka, azab berupa panas yang terik dan mereka sangat menderita. Saat melihat awan berkumpul di langit, mereka berpikir itu akan membawa hujan yang sejuk dan menyegarkan, sehingga mereka keluar dengan harapan dapat menikmati hujan. Namun yang terjadi justru awan itu meledak, melontarkan petir dan api.

"Maka goncangan menimpa mereka, maka jadilah mereka bergelimpangan dalam kediaman mereka. Orang-orang yang mendustakan Syuaib seolah-olah mereka belum pernah bertempat tinggal di sana, orang-orang yang mendustakan Syuaib mereka itulah orang-orang yang merugi". (Q.S al-Araf: 91-92)

Al-Qur'an menerangkan bahwa kaum Madyan mati bergelimpangan di rumah mereka sendiri dan seolah tempat tersebut belum pernah mereka tempati. Dijelaskan pula bahwa kaum Madyan binasa sebagaimana kehancuran kaum Tsamud.

Demikianlah hari kengerian membuat mereka masuk ke rumah mereka, dan gempa bumi menghabisi mereka.

Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai kehidupan Nabi Syu'aib setelahnya. Wahab bin Munabbih berpendapat bahwa Syu'aib meninggal di Mekah. Dalam bencana yang menimpa kaum Madyan yang ingkar, Nabi Syuaib beserta pengikutnya diselamatkan oleh Allah.

Artikel terkait: Belajar Sifat Jujur dan Sederhana dari Kisah Nabi Zulkifli AS

2 Mukjizat Nabi Syuaib

Mukjizat adalah perkara di luar kebiasaan yang dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran risalahNya.

Adapun mukjizat Nabi Syuaib diketahui antara lain:

  •  Atas kuasa Allah, Nabi Syuaib selamat dari azab berupa bencana alam yang sangat dahsyat.
  •  Atas kuasa Allah, Nabi Syuaib mampu mendatangkan awan yang sangat hitam, petir yang menggelegar dan gempa bumi yang menghancurkan kaum Madyan yang ingkar pada Allah.

Demikianlah kisah Nabi Syuaib. Semoga menjadi pengingat bagi kita semua agar bersikap adil dalam transaksi perdagangan dan adil dalam hal apapun, serta bertakwa kepada Allah. Amin. Semoga bermanfaat!

***

Baca juga:

id.theasianparent.com/perbedaan-nabi-dan-rasul

id.theasianparent.com/mukjizat-nabi-shaleh

id.theasianparent.com/kisah-nabi-ismail

Penulis

alikarukhan